Roh Doa: Makna, Sumber, dan Praktiknya
Pengantar:
Doa adalah inti dari kehidupan rohani seorang Kristen. Namun, doa bukan sekadar aktivitas rutin atau ritual religius. Dalam teologi Reformed, doa dipahami sebagai hasil karya Roh Kudus dalam hati orang percaya, yang memampukan mereka untuk berkomunikasi dengan Allah. Doa yang sejati lahir dari hubungan mendalam dengan Allah melalui Kristus, yang dimungkinkan oleh pekerjaan Roh Kudus. Artikel ini akan membahas apa yang dimaksud dengan Spirit of Prayer (Roh Doa), pandangan teologi Reformed tentang peran Roh Kudus dalam doa, dan bagaimana orang percaya dapat menjalani kehidupan doa yang memuliakan Allah.
1. Makna Roh Doa
a. Definisi Roh Doa
Roh Doa mengacu pada pengaruh dan pekerjaan Roh Kudus yang membimbing orang percaya untuk berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Dalam Roma 8:26-27, Paulus menulis:"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."
John Calvin menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah sumber utama doa yang benar. Tanpa karya-Nya, doa manusia cenderung menjadi formalitas kosong atau didasarkan pada keinginan egois.
b. Doa sebagai Respons kepada Allah
Doa bukan dimulai dari manusia, tetapi merupakan respons terhadap inisiatif Allah. Dalam Yohanes 15:16, Yesus berkata:"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu... supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu."
Herman Bavinck menekankan bahwa doa sejati muncul dari hati yang telah diperbarui oleh anugerah Allah, sehingga orang percaya dapat berseru kepada Allah sebagai Bapa.
2. Peran Roh Kudus dalam Doa
a. Roh Kudus Memampukan Orang Percaya Berdoa
Roh Kudus adalah agen utama yang memampukan orang percaya untuk berdoa. Dalam Galatia 4:6, Paulus menulis:"Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruhkan Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: 'Ya Abba, ya Bapa!'"
R. C. Sproul menjelaskan bahwa hanya melalui Roh Kudus orang percaya dapat memiliki keberanian dan keintiman untuk berdoa kepada Allah sebagai Bapa.
b. Roh Kudus Membimbing dalam Doa
Roh Kudus membantu orang percaya untuk berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Dalam Yudas 1:20, dikatakan:"Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus."
John Piper menekankan bahwa doa yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah doa yang sejalan dengan kehendak dan tujuan Allah, bukan kehendak manusia.
c. Roh Kudus sebagai Penghibur dalam Doa
Ketika orang percaya menghadapi kesulitan atau kelemahan, Roh Kudus menjadi penghibur yang memberikan pengharapan dalam doa. Dalam 2 Korintus 1:4, Paulus berkata:"Dia menghibur kami dalam segala penderitaan kami."
Herman Bavinck mencatat bahwa Roh Kudus menguatkan hati orang percaya, sehingga mereka dapat terus berdoa meskipun dalam situasi sulit.
3. Elemen-Elemen Doa yang Digerakkan oleh Roh Kudus
a. Doa dalam Nama Yesus
Doa yang sejati selalu disampaikan dalam nama Yesus. Yohanes 14:13-14 berkata:"Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Teologi Reformed menekankan bahwa Yesus adalah pengantara yang membawa doa orang percaya ke hadapan Allah. Tanpa Kristus, doa manusia tidak dapat diterima oleh Allah yang kudus.
b. Doa yang Dipenuhi dengan Iman
Doa yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah doa yang dilandasi iman. Dalam Markus 11:24, Yesus berkata:"Karena itu Aku berkata kepadamu: Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya."
John Calvin menjelaskan bahwa iman adalah syarat utama dalam doa. Roh Kudus membangun iman ini dalam hati orang percaya, sehingga mereka dapat berdoa dengan keyakinan penuh kepada Allah.
c. Doa yang Memuliakan Allah
Doa sejati bertujuan untuk memuliakan Allah, bukan untuk memenuhi keinginan egois manusia. Dalam Matius 6:9, Yesus mengajarkan:"Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu."
Herman Bavinck mencatat bahwa doa yang dipimpin oleh Roh Kudus selalu memusatkan perhatian pada Allah, memohon agar kehendak-Nya digenapi di bumi seperti di surga.
4. Tantangan dalam Kehidupan Doa
a. Kelemahan Manusia dalam Berdoa
Manusia sering kali menghadapi kelemahan dalam doa, baik karena ketidakmampuan memahami kehendak Allah maupun gangguan dari dosa. Dalam Roma 7:19, Paulus mengakui:"Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat."
R. C. Sproul menekankan bahwa kelemahan ini menunjukkan perlunya bergantung pada Roh Kudus untuk memimpin dan memperbaiki doa kita.
b. Gangguan Duniawi
Dalam kehidupan sehari-hari, dunia menawarkan banyak gangguan yang dapat mengalihkan perhatian dari doa. Yesus memperingatkan murid-murid-Nya dalam Lukas 21:34:"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi."
Teologi Reformed mengajarkan bahwa orang percaya harus disiplin dalam doa, mengarahkan hati mereka kepada Allah dan menolak godaan dunia.
c. Kekeringan Rohani
Ada saat-saat ketika orang percaya merasa jauh dari Allah dan kehilangan gairah untuk berdoa. Dalam Mazmur 42:3, pemazmur berkata:"Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup."
John Piper menyarankan agar dalam masa-masa seperti ini, orang percaya terus bertekun dalam doa, memohon pembaruan dari Roh Kudus.
5. Membangun Kehidupan Doa yang Digerakkan oleh Roh Kudus
a. Disiplin dalam Doa
Membangun kebiasaan doa adalah kunci untuk menjalani kehidupan doa yang dipimpin oleh Roh Kudus. Dalam 1 Tesalonika 5:17, Paulus menulis:"Tetaplah berdoa."
John Calvin menjelaskan bahwa disiplin doa mencerminkan ketergantungan penuh pada Allah dan menguatkan iman orang percaya.
b. Membaca dan Merenungkan Firman Allah
Doa dan firman Allah tidak dapat dipisahkan. Dalam Yohanes 15:7, Yesus berkata:"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."
Herman Bavinck mencatat bahwa firman Allah memberikan arahan dan kekuatan untuk berdoa sesuai dengan kehendak-Nya.
c. Berdoa dalam Komunitas
Doa bersama dengan sesama orang percaya adalah cara untuk saling mendukung dan memperkuat iman. Dalam Kisah Para Rasul 2:42, gereja mula-mula digambarkan:"Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa."
R. C. Sproul menekankan bahwa doa dalam komunitas iman membantu orang percaya tetap fokus pada Allah dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan rohani.
6. Berkat dari Kehidupan Doa
a. Damai Sejahtera
Doa yang sejati membawa damai sejahtera dalam hati orang percaya. Filipi 4:6-7 berkata:
"Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Maka damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu."
b. Pertumbuhan Rohani
Melalui doa, orang percaya mengalami pembaruan rohani dan pertumbuhan dalam iman. Dalam Kolose 4:2, Paulus mengingatkan:"Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur."
c. Keintiman dengan Allah
Doa memungkinkan orang percaya untuk mendekat kepada Allah dan menikmati hubungan yang intim dengan-Nya. Dalam Mazmur 145:18, tertulis:"TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya."
Kesimpulan: Hidup dalam Roh Doa
Roh Doa adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus yang membimbing orang percaya untuk hidup dalam hubungan yang mendalam dengan Allah melalui doa. Dalam teologi Reformed, doa dipandang sebagai ekspresi iman yang sejati, yang berakar pada kasih karunia Allah dan dipimpin oleh Roh Kudus.
Sebagaimana Efesus 6:18 menegaskan:"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya."
"Segala kemuliaan bagi Allah yang memberikan Roh Kudus untuk memimpin umat-Nya dalam doa yang memuliakan-Nya."