Tata Ibadah yang Benar dalam Gereja: 1 Korintus 14:26

Tata Ibadah yang Benar dalam Gereja: 1 Korintus 14:26

Pendahuluan:

Surat Paulus kepada jemaat di Korintus memberikan banyak ajaran tentang kehidupan gereja, termasuk tentang bagaimana ibadah harus dijalankan. Salah satu ayat yang penting dalam hal ini adalah 1 Korintus 14:26, yang berbicara tentang keteraturan dalam pertemuan jemaat. Paulus menekankan bahwa setiap elemen dalam ibadah harus dilakukan untuk membangun jemaat, bukan untuk kekacauan atau kepentingan pribadi.

Dari perspektif teologi Reformed, ayat ini menegaskan prinsip bahwa ibadah harus diatur dengan baik, berdasarkan otoritas Firman Tuhan, untuk kemuliaan Allah dan pembentukan rohani umat-Nya. Artikel ini akan membahas 1 Korintus 14:26 berdasarkan pendapat para teolog Reformed, dengan menggali konteks historis, makna teologis, serta implikasinya bagi kehidupan gereja masa kini.

Berikut adalah teks 1 Korintus 14:26 dalam Alkitab Yang Terbuka (AYT):"Jadi, bagaimana seharusnya? Saudara-saudaraku, apabila kamu berkumpul, masing-masing dari kamu mempunyai mazmur, ajaran, wahyu, bahasa roh, atau penafsiran, lakukanlah semuanya untuk membangun jemaat."

Konteks 1 Korintus 14:26

1. Jemaat Korintus dan Masalah Ketidakteraturan

Gereja di Korintus adalah jemaat yang penuh dinamika, tetapi juga menghadapi banyak masalah, termasuk penyalahgunaan karunia rohani dalam ibadah. Banyak anggota jemaat menggunakan bahasa roh dan karunia lainnya secara tidak tertib, yang justru menyebabkan kekacauan dalam pertemuan jemaat.

John Calvin dalam komentarnya tentang Surat 1 Korintus mencatat bahwa tujuan utama ibadah adalah untuk membangun jemaat, bukan untuk kepentingan individu. Calvin menulis:“Tuhan bukanlah Tuhan dari kekacauan, tetapi dari keteraturan. Karena itu, semua yang dilakukan dalam ibadah harus bertujuan untuk mendidik dan membangun umat-Nya.”

2. Pengajaran Paulus tentang Ketertiban dalam Ibadah

Dalam 1 Korintus 14, Paulus membahas bagaimana karunia rohani harus digunakan dalam ibadah. Ia menegaskan bahwa:

  • Bahasa roh tidak boleh digunakan tanpa penafsiran (1 Korintus 14:27-28).
  • Nubuat harus disampaikan dengan tertib, dan jemaat harus menilai kebenarannya (1 Korintus 14:29-33).
  • Ibadah harus dilakukan dengan keteraturan karena Allah bukan Allah kekacauan, tetapi damai (1 Korintus 14:33).

R.C. Sproul dalam tafsirannya menekankan bahwa keteraturan dalam ibadah adalah cerminan dari karakter Allah yang tertib dan kudus.

Analisis 1 Korintus 14:26

1. “Apabila Kamu Berkumpul” 

Paulus berbicara tentang pertemuan jemaat, yang dalam konteks Perjanjian Baru sering kali dilakukan di rumah-rumah orang percaya. Ini adalah ibadah komunitas, bukan ibadah individu.

Leon Morris mencatat bahwa ibadah Kristen sejak awal didasarkan pada kebersamaan umat, di mana setiap orang memiliki peran dalam penyembahan kepada Allah.

2. “Masing-Masing dari Kamu Mempunyai…”

Paulus mencantumkan beberapa elemen ibadah yang umum dalam gereja mula-mula:

  • Mazmur – nyanyian pujian yang mungkin berasal dari Mazmur atau lagu rohani lainnya.
  • Ajaran – pengajaran dari Firman Tuhan.
  • Wahyu – penyataan kebenaran ilahi.
  • Bahasa Roh – berbicara dalam bahasa asing atau bahasa rohani.
  • Penafsiran – menjelaskan atau menerjemahkan bahasa roh agar jemaat memahami.

John MacArthur menekankan bahwa karunia-karunia ini diberikan bukan untuk pameran spiritual, tetapi untuk membangun jemaat.

3. “Lakukanlah Semuanya untuk Membangun Jemaat”

Frasa ini adalah prinsip utama dalam ibadah Kristen: segala sesuatu harus dilakukan untuk edifikasi atau pembangunan iman jemaat.

John Calvin menulis:“Segala sesuatu dalam ibadah harus diarahkan pada kemuliaan Allah dan kebaikan jemaat. Jika sesuatu tidak mendidik atau membangun, itu seharusnya tidak dilakukan.”

Makna Teologis 1 Korintus 14:26

1. Ibadah Harus Dilakukan dengan Tertib

Paulus menentang kekacauan dalam ibadah. Gereja harus memiliki struktur dan keteraturan, bukan pertemuan yang penuh gangguan atau emosi tanpa kendali.

R.C. Sproul menulis:“Allah adalah Allah dari keteraturan, dan ibadah kita harus mencerminkan ketertiban yang kudus itu.”

2. Karunia Rohani Harus Digunakan untuk Membangun Jemaat

Setiap orang percaya dipanggil untuk menggunakan karunianya bagi kepentingan jemaat, bukan untuk kepentingan pribadi.

John MacArthur menekankan bahwa karunia rohani bukan untuk sensasi, tetapi untuk pelayanan yang membangun tubuh Kristus.

3. Pusat Ibadah adalah Firman Tuhan

Dalam gereja mula-mula, pengajaran Firman Tuhan adalah bagian utama ibadah. Musik, nubuat, dan karunia lainnya harus selalu tunduk pada otoritas Firman Tuhan.

John Calvin menulis:“Firman Tuhan harus menjadi pusat ibadah kita, karena hanya melalui Firman-Nya, kita mengenal Dia dengan benar.”

Pandangan Para Teolog Reformed tentang 1 Korintus 14:26

1. John Calvin

Calvin menekankan bahwa segala sesuatu dalam ibadah harus berfokus pada kemuliaan Allah dan pengajaran jemaat. Dia menolak segala bentuk ibadah yang penuh emosi tanpa dasar Alkitab.

2. R.C. Sproul

Sproul menyoroti bahwa ibadah Kristen harus mencerminkan keteraturan ilahi. Kekacauan dan penyalahgunaan karunia rohani bertentangan dengan karakter Allah.

3. John MacArthur

MacArthur menekankan bahwa karunia-karunia rohani diberikan untuk pelayanan dan bukan untuk pameran spiritual. Ibadah harus berpusat pada Firman Tuhan.

Kesimpulan

1 Korintus 14:26 mengajarkan bahwa ibadah Kristen harus dilakukan dengan tertib, membangun jemaat, dan berpusat pada Firman Tuhan. Teologi Reformed menegaskan bahwa Allah adalah Allah keteraturan, bukan Allah kekacauan, dan ibadah kita harus mencerminkan kemuliaan dan kesucian-Nya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi bagian aktif dalam ibadah, menggunakan karunia yang Tuhan berikan untuk membangun tubuh Kristus, dan memastikan bahwa Firman Tuhan tetap menjadi pusat ibadah kita.

Next Post Previous Post