Teologi Reformasi: Dasar, Prinsip, dan Relevansi bagi Gereja Masa Kini
Pengantar:
Teologi Reformasi adalah warisan penting yang muncul dari gerakan Reformasi abad ke-16, yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Martin Luther, John Calvin, Ulrich Zwingli, dan para reformator lainnya. Gerakan ini bertujuan untuk memurnikan gereja dari penyimpangan doktrinal dan praktik yang bertentangan dengan firman Allah. Pada intinya, teologi Reformasi adalah seruan untuk kembali kepada Alkitab sebagai satu-satunya otoritas tertinggi dalam iman dan kehidupan. Artikel ini akan membahas dasar teologi Reformasi, prinsip-prinsip utamanya, dan relevansinya bagi gereja masa kini, dengan mengacu pada pandangan beberapa pakar teologi Reformed.
1. Latar Belakang dan Dasar Teologi Reformasi
a. Latar Belakang Historis
Teologi Reformasi muncul sebagai respons terhadap situasi gereja abad pertengahan yang didominasi oleh Gereja Katolik Roma. Pada masa itu, otoritas gereja sering kali ditempatkan di atas Alkitab, dan banyak praktik keagamaan, seperti penjualan indulgensi, menyimpang dari ajaran Kristus.
Martin Luther, melalui tindakan seperti penempelan 95 tesis di pintu Gereja Wittenberg pada tahun 1517, memulai gerakan untuk mengembalikan fokus gereja kepada firman Allah dan pembenaran melalui iman. John Calvin kemudian memberikan dasar teologis yang mendalam untuk Reformasi melalui karyanya, Institutes of the Christian Religion.
b. Dasar Alkitabiah
Teologi Reformasi menekankan kedaulatan Allah atas segala sesuatu, otoritas mutlak Kitab Suci, dan karya penebusan Kristus sebagai inti dari rencana keselamatan. Efesus 2:8-9 adalah salah satu ayat kunci yang sering dirujuk:"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu—jangan ada orang yang memegahkan diri."
Herman Bavinck mencatat bahwa Reformasi adalah panggilan untuk kembali kepada dasar Alkitab, yang adalah firman Allah yang diilhami, cukup, dan berotoritas.
2. Prinsip-Prinsip Utama Teologi Reformasi
a. Lima Sola sebagai Inti Teologi Reformasi
Teologi Reformasi diringkas dalam lima prinsip utama yang dikenal sebagai lima sola. Prinsip-prinsip ini menekankan dasar-dasar iman Kristen yang sejati.
- Sola Scriptura (Hanya oleh Kitab Suci)
Teologi Reformasi menempatkan Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam semua aspek kehidupan dan iman Kristen. Dalam 2 Timotius 3:16-17, Paulus menulis bahwa Kitab Suci "diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."
John Calvin menegaskan bahwa Kitab Suci adalah firman Allah yang sempurna dan cukup untuk memimpin manusia kepada keselamatan dan hidup yang kudus. Segala tradisi atau ajaran yang bertentangan dengan Kitab Suci harus ditolak.
- Sola Fide (Hanya oleh Iman)
Keselamatan diperoleh melalui iman saja, bukan melalui perbuatan atau usaha manusia. Dalam Roma 3:28, Paulus menulis:"Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat."
R. C. Sproul menekankan bahwa iman adalah sarana yang melaluinya manusia menerima anugerah Allah, tanpa kontribusi apa pun dari usaha manusia.
- Sola Gratia (Hanya oleh Anugerah)
Keselamatan adalah anugerah Allah semata, tanpa campur tangan atau jasa dari pihak manusia. Efesus 2:8-9 menegaskan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha manusia.
Herman Bavinck mencatat bahwa anugerah Allah dalam teologi Reformasi adalah bukti dari kedaulatan-Nya, di mana Dia memilih dan menyelamatkan umat-Nya berdasarkan kehendak-Nya yang bebas.
- Solus Christus (Hanya oleh Kristus)
Kristus adalah satu-satunya perantara antara Allah dan manusia. Yohanes 14:6 menyatakan:
"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
John Calvin menekankan bahwa karya penebusan Kristus adalah pusat dari rencana keselamatan Allah, dan hanya melalui pengorbanan Kristus dosa manusia dapat diampuni.
- Soli Deo Gloria (Bagi Allah saja Kemuliaan)
Segala sesuatu dalam kehidupan Kristen, termasuk keselamatan, adalah untuk kemuliaan Allah saja. Dalam Roma 11:36, Paulus menulis:"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!"
R. C. Sproul menekankan bahwa prinsip ini mengingatkan manusia bahwa mereka diciptakan untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya.
b. Kedaulatan Allah dalam Keselamatan
Teologi Reformasi sangat menekankan kedaulatan Allah dalam keselamatan, yang dirangkum dalam doktrin pemilihan (predestinasi). Dalam Efesus 1:4-5, Paulus menulis:"Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan... Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya."
John Calvin menjelaskan bahwa pemilihan bukan didasarkan pada perbuatan manusia, tetapi pada kehendak Allah yang bebas dan kasih karunia-Nya semata.
3. Teologi Reformasi dan Gereja
a. Pemulihan Fungsi Gereja
Reformasi tidak hanya mengubah doktrin, tetapi juga memulihkan fungsi gereja sebagai komunitas iman yang berpusat pada firman Allah. Dalam teologi Reformed, pelayanan firman, sakramen (baptisan dan perjamuan kudus), dan doa adalah elemen utama dari ibadah gereja.
Herman Bavinck mencatat bahwa Reformasi menekankan pentingnya ibadah yang berdasarkan firman Allah, menggantikan praktik-praktik gereja abad pertengahan yang sering kali sarat dengan tradisi manusia.
b. Pengajaran dan Pemuridan
Teologi Reformasi menekankan pentingnya pengajaran doktrin yang benar dan pemuridan yang mendalam. Calvin, melalui tulisannya, mendorong pengajaran yang sistematis untuk membangun gereja yang kuat secara rohani dan intelektual.
4. Relevansi Teologi Reformasi bagi Gereja Masa Kini
a. Kembali kepada Kitab Suci
Prinsip Sola Scriptura tetap relevan bagi gereja masa kini dalam menghadapi tantangan budaya yang sering kali meremehkan otoritas Alkitab. Teologi Reformasi mengingatkan gereja untuk tetap setia kepada firman Allah sebagai satu-satunya dasar iman dan praktik.
b. Fokus pada Injil
Keselamatan oleh iman melalui anugerah dalam Kristus adalah inti dari Injil yang harus terus diberitakan. Dalam konteks modern, di mana banyak gereja terjebak dalam ajaran moralistik atau legalistik, teologi Reformasi memanggil gereja untuk kembali kepada Injil yang sejati.
c. Kehidupan untuk Kemuliaan Allah
Prinsip Soli Deo Gloria mengingatkan orang percaya untuk hidup dengan tujuan memuliakan Allah di setiap aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun pelayanan.
Kesimpulan: Warisan Teologi Reformasi
Teologi Reformasi adalah panggilan untuk kembali kepada dasar-dasar iman Kristen yang sejati, yang berpusat pada firman Allah, anugerah-Nya, dan karya penebusan Kristus. Prinsip-prinsip seperti Sola Scriptura, Sola Fide, dan Soli Deo Gloria terus relevan bagi gereja masa kini dalam menjalankan misi dan menjaga kemurnian iman.
Sebagaimana Roma 11:36 berkata:"Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!"
"Segala kemuliaan bagi Allah yang telah memberikan firman-Nya dan memimpin umat-Nya untuk hidup dalam terang Injil melalui warisan teologi Reformasi."