The Doctrines of Grace: Reformed Theology

The Doctrines of Grace: Reformed Theology

Pendahuluan

Dalam teologi Reformed, The Doctrines of Grace (Doktrin Kasih Karunia) adalah kerangka teologis yang merangkum inti pengajaran Reformasi tentang keselamatan. Doktrin ini menegaskan bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal hingga akhir, dan manusia tidak memiliki andil dalam menyelamatkan dirinya sendiri. Juga dikenal dengan akronim TULIP—Total Depravity, Unconditional Election, Limited Atonement, Irresistible Grace, dan Perseverance of the Saints—doktrin ini menggambarkan kasih karunia Allah yang berdaulat, yang diberikan kepada umat-Nya dengan penuh kasih dan kehendak yang tidak dapat digagalkan.

Artikel ini akan mengeksplorasi lima poin utama Doktrin Kasih Karunia berdasarkan perspektif teologi Reformed, dukungan alkitabiah, pandangan beberapa teolog, serta relevansinya bagi kehidupan Kristen.

1. Total Depravity (Kerusakan Total)

a. Apa Itu Kerusakan Total?

Kerusakan total mengacu pada kondisi manusia setelah kejatuhan dalam dosa. Dalam Roma 3:10-12, Paulus menyatakan, "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah." Doktrin ini mengajarkan bahwa dosa telah mencemari setiap aspek dari keberadaan manusia—pikiran, perasaan, kehendak, dan tindakan—sehingga manusia sepenuhnya tidak mampu untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menegaskan bahwa manusia, karena dosa asal, terputus dari Allah dan sepenuhnya bergantung pada kasih karunia-Nya untuk dapat kembali kepada-Nya.

b. Dasar Alkitabiah

Kerusakan total didukung oleh banyak ayat dalam Alkitab. Selain Roma 3:10-12, Efesus 2:1 menyatakan bahwa manusia "mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa." Anthony Hoekema menulis bahwa kondisi ini menggambarkan ketidakmampuan manusia secara rohani; manusia tidak dapat memilih Allah kecuali Roh Kudus bekerja dalam hati mereka.

2. Unconditional Election (Pemilihan Tanpa Syarat)

a. Apa Itu Pemilihan Tanpa Syarat?

Pemilihan tanpa syarat mengacu pada keputusan Allah yang kekal untuk memilih beberapa orang untuk diselamatkan, bukan berdasarkan perbuatan mereka, tetapi semata-mata karena kasih dan kehendak-Nya. Dalam Efesus 1:4-5, Paulus menulis bahwa Allah memilih kita "sebelum dunia dijadikan... sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya."

John Calvin menekankan bahwa pemilihan adalah karya kasih karunia Allah yang sepenuhnya berdaulat. Tidak ada apa pun dalam diri manusia yang dapat memengaruhi keputusan Allah; pemilihan adalah anugerah yang diberikan tanpa syarat.

b. Dasar Alkitabiah

Roma 9:11-13 memberikan gambaran yang jelas tentang pemilihan Allah:"Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat—supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya."

Herman Bavinck menjelaskan bahwa pemilihan tanpa syarat menunjukkan kasih karunia Allah yang luar biasa, yang memilih orang berdosa untuk menjadi milik-Nya tanpa pertimbangan apa pun selain kehendak-Nya sendiri.

3. Limited Atonement (Pendamaian yang Terbatas)

a. Apa Itu Pendamaian yang Terbatas?

Pendamaian yang terbatas berarti bahwa kematian Kristus di kayu salib secara khusus dirancang untuk menebus dosa-dosa umat pilihan-Nya. Doktrin ini tidak menyiratkan bahwa kuasa pengorbanan Kristus terbatas, tetapi bahwa penerapannya ditujukan hanya kepada mereka yang telah dipilih oleh Allah.

Dalam Yohanes 10:14-15, Yesus berkata, "Akulah gembala yang baik. Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku... dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku."

b. Dasar Alkitabiah

Pendamaian yang terbatas didukung oleh ayat-ayat seperti Matius 1:21, di mana malaikat berkata bahwa Yesus "akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." R.C. Sproul menjelaskan bahwa pendamaian Kristus adalah karya penyelamatan yang efektif, yang menjamin keselamatan umat pilihan Allah.

4. Irresistible Grace (Anugerah yang Tidak Dapat Ditolak)

a. Apa Itu Anugerah yang Tidak Dapat Ditolak?

Anugerah yang tidak dapat ditolak mengajarkan bahwa ketika Allah memanggil seseorang melalui Roh Kudus, panggilan itu tidak dapat ditolak. Allah, dalam kasih-Nya, membangkitkan hati orang berdosa sehingga mereka secara sukarela merespons Injil dengan iman.

Dalam Yohanes 6:37, Yesus berkata, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku." Ini menunjukkan bahwa panggilan Allah selalu menghasilkan respons iman pada mereka yang dipilih-Nya.

b. Dasar Alkitabiah

Dalam Roma 8:30, Paulus menggambarkan rantai emas keselamatan: "Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka juga dipanggil-Nya; dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka juga dibenarkan-Nya; dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka juga dimuliakan-Nya."

Herman Bavinck menulis bahwa anugerah yang tidak dapat ditolak adalah karya Roh Kudus yang membangkitkan hati manusia, membawa mereka kepada keselamatan yang telah Allah rencanakan.

5. Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang Kudus)

a. Apa Itu Ketekunan Orang Kudus?

Ketekunan orang kudus mengajarkan bahwa mereka yang benar-benar diselamatkan oleh Allah akan tetap dalam iman hingga akhir. Keselamatan mereka tidak dapat hilang, karena itu didasarkan pada karya Allah yang kekal, bukan pada usaha manusia.

Dalam Yohanes 10:28-29, Yesus berkata, "Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku."

b. Dasar Alkitabiah

Filipi 1:6 menyatakan, "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." R.C. Sproul menjelaskan bahwa ketekunan orang kudus adalah jaminan bahwa Allah akan memelihara umat-Nya dalam iman sampai akhir.

6. Relevansi Doktrin Kasih Karunia bagi Kehidupan Kristen

a. Membawa Penghiburan dan Kepastian

Doktrin Kasih Karunia memberikan penghiburan besar bagi orang percaya. Karena keselamatan sepenuhnya adalah karya Allah, orang percaya dapat hidup dengan keyakinan bahwa keselamatan mereka aman di tangan-Nya (Roma 8:38-39).

b. Mendorong Hidup dalam Kekudusan

Kesadaran akan kasih karunia Allah yang begitu besar mendorong orang percaya untuk hidup dalam kekudusan dan ketaatan. Dalam 2 Korintus 5:15, Paulus menulis bahwa Kristus mati "supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka."

c. Memotivasi Pemberitaan Injil

Doktrin Kasih Karunia juga memberikan dasar yang kuat untuk misi dan penginjilan. Karena Allah telah memilih umat-Nya, tugas gereja adalah menjadi alat-Nya untuk membawa mereka kepada Kristus melalui pemberitaan Injil (Matius 28:19-20).

7. Kritik terhadap Doktrin Kasih Karunia

a. Tuduhan Fatalisme

Beberapa kritik menyatakan bahwa Doktrin Kasih Karunia mendukung fatalisme atau menghilangkan tanggung jawab manusia. Namun, teologi Reformed menegaskan bahwa kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia berjalan berdampingan. Anthony Hoekema menjelaskan bahwa meskipun Allah memilih, manusia tetap bertanggung jawab untuk merespons Injil.

b. Tantangan terhadap Pendamaian yang Terbatas

Pendamaian yang terbatas sering dianggap membatasi kasih Allah. Namun, R.C. Sproul menekankan bahwa pendamaian Kristus adalah karya yang efektif dan spesifik untuk menyelamatkan umat pilihan Allah, menunjukkan kekuatan dan kasih karunia-Nya yang luar biasa.

Penutup: Kasih Karunia Allah yang Menyelamatkan

Doktrin Kasih Karunia adalah inti dari pengajaran teologi Reformed, yang menegaskan bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal hingga akhir. Lima poin TULIP menggambarkan kasih karunia Allah yang tidak tergantung pada usaha manusia, tetapi pada kedaulatan dan kasih-Nya yang kekal.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam syukur atas kasih karunia Allah, memberitakan Injil kepada dunia, dan hidup dalam ketaatan yang memuliakan Dia. Dalam Roma 11:36, Paulus menulis:"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya."

Catatan: Berdoalah agar Roh Kudus menolong kita memahami kedalaman kasih karunia Allah, sehingga kita dapat hidup dalam iman yang teguh dan hati yang penuh dengan sukacita atas karya penyelamatan-Nya.

Next Post Previous Post