Time Well Spent: Reformed Theology
Pendahuluan:
Waktu adalah salah satu karunia terbesar dari Allah, tetapi juga salah satu sumber daya yang paling sering disia-siakan. Dalam tradisi teologi Reformed, waktu dipandang sebagai pemberian Allah yang kudus dan harus dikelola dengan bijaksana untuk kemuliaan-Nya. Konsep ini tercermin dalam Mazmur 90:12: "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana teologi Reformed memandang penggunaan waktu yang baik (time well spent), termasuk prinsip-prinsip pengelolaan waktu dan aplikasi praktis dalam kehidupan Kristen.
1. Waktu sebagai Karunia Allah yang Kudus
a. Waktu dalam Perspektif Kekekalan
Teologi Reformed menekankan bahwa waktu adalah ciptaan Allah yang berfungsi dalam konteks rencana kekekalan-Nya. John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menegaskan bahwa Allah adalah Penguasa atas waktu, dan setiap momen yang diberikan kepada manusia adalah kesempatan untuk melayani-Nya.
Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menyebut bahwa waktu di dunia ini adalah bagian dari karya Allah untuk membawa umat manusia kepada pemenuhan rencana kekal-Nya. Kehidupan kita di bumi adalah kesempatan untuk mempersiapkan diri bagi kekekalan bersama Allah.
b. Waktu sebagai Amanat untuk Dimanfaatkan dengan Bijaksana
Mazmur 31:15 menyatakan, "Masa hidupku ada dalam tangan-Mu." Dalam teologi Reformed, pernyataan ini menggarisbawahi bahwa manusia bertanggung jawab atas bagaimana mereka menggunakan waktu yang telah dipercayakan Allah kepada mereka. Jonathan Edwards, dalam resolusinya yang terkenal, berkomitmen untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan menggunakan setiap kesempatan untuk hidup bagi kemuliaan Allah.
2. Penyalahgunaan Waktu: Dosa yang Sering Terabaikan
a. Kemalasan sebagai Pelanggaran terhadap Allah
Teologi Reformed menyoroti kemalasan sebagai bentuk ketidaktaatan terhadap Allah. Amsal 6:6-11 memperingatkan tentang bahaya menjadi malas, mengingatkan manusia untuk meniru semut yang rajin dan produktif.
Thomas Watson, dalam bukunya The Ten Commandments, menyebut bahwa kemalasan adalah dosa karena melawan panggilan Allah untuk bekerja dengan rajin dan memuliakan Dia melalui usaha kita.
b. Waktu yang Terbuang untuk Hal-Hal Duniawi
Dalam dunia modern, banyak waktu yang dihabiskan untuk hal-hal yang tidak bernilai kekal, seperti hiburan yang berlebihan atau pencarian kesenangan duniawi. R.C. Sproul, dalam The Holiness of God, mengingatkan bahwa umat percaya harus menggunakan waktu mereka untuk mengejar kekudusan, bukan kesenangan sementara yang sia-sia.
3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Waktu Menurut Teologi Reformed
a. Hidup untuk Kemuliaan Allah
1 Korintus 10:31 menyatakan, "Jadi, baik kamu makan atau minum, atau apa pun yang kamu lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." Dalam teologi Reformed, prinsip ini mencakup bagaimana seseorang mengelola waktu mereka.
John Piper, dalam bukunya Don’t Waste Your Life, menekankan bahwa setiap momen dalam hidup kita adalah kesempatan untuk memuliakan Allah. Kita harus memastikan bahwa waktu kita dihabiskan untuk hal-hal yang memiliki nilai kekal.
b. Mengutamakan Kerajaan Allah
Yesus berkata dalam Matius 6:33, "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Prinsip ini menuntun umat percaya untuk memprioritaskan perkara-perkara rohani di atas kebutuhan duniawi. Matthew Henry, dalam komentarnya, menyebut bahwa mereka yang memprioritaskan Allah akan menemukan waktu mereka diatur dengan lebih bijaksana dan produktif.
c. Kedisiplinan sebagai Bagian dari Kehidupan Kristen
Teologi Reformed menekankan pentingnya kedisiplinan dalam mengelola waktu. J.C. Ryle, dalam bukunya Holiness, menyatakan bahwa kedisiplinan adalah bagian integral dari kehidupan Kristen yang efektif. Waktu yang digunakan dengan disiplin mencerminkan hati yang taat kepada Allah.
4. Aplikasi Praktis: Bagaimana Menggunakan Waktu dengan Bijaksana
a. Mengatur Prioritas
Salah satu cara untuk menggunakan waktu dengan bijaksana adalah dengan menetapkan prioritas berdasarkan nilai-nilai Alkitab. Timothy Keller, dalam Making Sense of God, menyebut bahwa umat percaya harus memprioritaskan hubungan mereka dengan Allah, keluarga, dan pelayanan kepada sesama di atas ambisi pribadi.
b. Menghindari Penundaan
Penundaan adalah salah satu bentuk pemborosan waktu yang paling umum. Charles Spurgeon, dalam salah satu khotbahnya, memperingatkan bahwa penundaan dalam menjalankan tugas rohani dapat mengarah pada ketidaktaatan. Ia mendorong umat percaya untuk bertindak segera ketika Allah memanggil mereka untuk melakukan sesuatu.
c. Menggunakan Waktu untuk Hal-Hal yang Bernilai Kekal
Dalam teologi Reformed, waktu harus digunakan untuk mengejar hal-hal yang memiliki dampak kekal, seperti memperdalam hubungan dengan Allah melalui doa dan pembacaan Alkitab, serta melayani sesama. Francis Schaeffer, dalam How Should We Then Live?, menyatakan bahwa hidup yang dihabiskan untuk tujuan kekal adalah hidup yang benar-benar bermakna.
5. Contoh Alkitabiah tentang Penggunaan Waktu yang Bijaksana
a. Yesus sebagai Teladan
Yesus adalah teladan utama dalam menggunakan waktu dengan bijaksana. Dalam Injil, kita melihat bagaimana Dia meluangkan waktu untuk berdoa, melayani orang lain, dan mengajarkan firman Allah. Yesus tidak pernah membuang waktu, tetapi hidup dengan fokus pada misi-Nya untuk menyelamatkan dunia.
Baca Juga: Meneladani Inkarnasi: Perspektif Teologi Reformed
b. Paulus yang Hidup untuk Injil
Rasul Paulus adalah contoh lain dari penggunaan waktu yang efektif. Dalam surat-suratnya, Paulus sering berbicara tentang urgensi untuk memberitakan Injil (1 Korintus 9:16). Hidupnya adalah bukti dari seorang yang menggunakan setiap momen untuk memuliakan Allah dan melayani sesama.
6. Relevansi Bagi Kehidupan Kristen Modern
a. Menghadapi Tantangan Dunia Digital
Dalam era digital, tantangan terbesar dalam penggunaan waktu adalah gangguan dari media sosial, hiburan, dan teknologi lainnya. Kevin DeYoung, dalam bukunya Crazy Busy, memperingatkan bahwa terlalu sibuk dengan hal-hal yang tidak penting dapat membuat kita kehilangan fokus pada Allah. Ia mendorong umat percaya untuk menetapkan batasan dalam penggunaan teknologi dan meluangkan waktu untuk hal-hal yang benar-benar penting.
b. Hidup dalam Perspektif Kekekalan
Teologi Reformed mengingatkan bahwa waktu di dunia ini adalah sementara. Jonathan Edwards, dalam salah satu khotbahnya, menyatakan bahwa kita harus hidup setiap hari dengan mengingat kekekalan. Ini berarti menggunakan waktu untuk mempersiapkan diri bagi hidup yang akan datang bersama Allah.
Kesimpulan
Waktu adalah karunia Allah yang berharga, dan teologi Reformed menekankan pentingnya menggunakan waktu dengan bijaksana untuk kemuliaan Allah. Dengan mengatur prioritas, menghindari penundaan, dan berfokus pada hal-hal yang bernilai kekal, umat percaya dapat menjalani hidup yang bermakna dan berbuah.
Sebagaimana Mazmur 90:12 mengingatkan, menghitung hari-hari kita dengan bijaksana adalah cara untuk mendapatkan hati yang takut akan Allah. Hidup yang dihabiskan untuk kemuliaan Allah adalah hidup yang benar-benar bermakna.