Tujuh Cara Kekayaan Kristus Melebihi Segala Kekayaan Lainnya
Pendahuluan:
Kekayaan dunia sering kali menjadi fokus utama manusia dalam usaha untuk mencari kebahagiaan dan pemenuhan hidup. Namun, teologi Reformed menempatkan kekayaan Kristus sebagai pusat yang melampaui segala sesuatu yang ditawarkan dunia ini. Kekayaan Kristus tidak hanya membawa berkat rohani, tetapi juga menyentuh setiap aspek kehidupan orang percaya dengan dampak kekal. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi tujuh cara utama bagaimana kekayaan Kristus melampaui semua kekayaan lain, dengan pandangan dari beberapa pakar teologi Reformed, termasuk John Calvin, Herman Bavinck, dan Jonathan Edwards.
1. Kekayaan Kristus Adalah Kekayaan Kekal yang Tidak Binasa
Kekayaan dunia bersifat sementara. Dalam Matius 6:19-20, Yesus memperingatkan kita agar tidak mengumpulkan harta di bumi, karena dapat rusak oleh ngengat dan karat, atau dicuri oleh pencuri. Sebaliknya, kekayaan Kristus bersifat kekal, tidak pernah lenyap atau berkurang.
Herman Bavinck, seorang teolog Reformed terkenal, menulis bahwa kekekalan adalah salah satu atribut yang membedakan kekayaan Kristus dari semua yang lain. Dalam karya besarnya Reformed Dogmatics, ia menjelaskan bahwa karena Kristus adalah Allah yang kekal, kekayaan yang Dia berikan juga bersifat kekal dan tidak terpengaruh oleh waktu atau perubahan dunia.
Dalam Efesus 2:7, Paulus menyatakan bahwa melalui Kristus, Allah menunjukkan "kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah dalam kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus." Kekayaan ini akan terus dinikmati oleh umat-Nya sepanjang kekekalan, tanpa pernah habis.
2. Kekayaan Kristus Memuaskan Kebutuhan Jiwa yang Paling Dalam
Kekayaan dunia mungkin dapat memenuhi kebutuhan fisik, tetapi sering kali meninggalkan manusia dalam kehampaan spiritual. Augustine, dalam pengaruhnya terhadap teologi Reformed, menulis dalam Confessions: “Hati kami gelisah, sampai kami menemukan kedamaian di dalam Engkau.” Kekayaan Kristus menjawab kerinduan terdalam manusia untuk mengenal Allah dan menikmati hubungan yang benar dengan-Nya.
Jonathan Edwards, dalam karyanya Religious Affections, menekankan bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan dalam Allah melalui Kristus. Kekayaan Kristus memberikan sukacita, damai, dan kepuasan yang tidak dapat disediakan oleh materi atau kesenangan duniawi. Seperti yang ditulis dalam Mazmur 16:11: "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah."
Dalam kekayaan Kristus, orang percaya tidak hanya mendapatkan damai sejahtera, tetapi juga pemenuhan rohani yang melimpah. Kekayaan ini memberi makna baru pada kehidupan, melampaui apa pun yang ditawarkan dunia.
3. Kekayaan Kristus Diberikan Secara Gratis oleh Anugerah
Dalam dunia ini, segala sesuatu memiliki harga, dan sering kali harga tersebut sangat mahal. Namun, kekayaan Kristus diberikan secara cuma-cuma kepada orang percaya melalui anugerah-Nya. Dalam Efesus 2:8-9, Paulus menekankan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha manusia.
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menyoroti doktrin sola gratia (hanya oleh anugerah) sebagai inti dari Injil. Calvin menjelaskan bahwa manusia tidak layak menerima kekayaan Kristus, tetapi Allah, dalam belas kasihan-Nya, memberikan semua berkat rohani kepada kita melalui Kristus.
Kekayaan Kristus melampaui kekayaan dunia karena tidak dapat dibeli atau diperoleh melalui usaha manusia. Semua itu adalah karunia Allah yang diberikan dengan cuma-cuma, menunjukkan kasih dan kemurahan-Nya yang tak terhingga.
4. Kekayaan Kristus Memulihkan Hubungan yang Rusak dengan Allah
Dosa telah memisahkan manusia dari Allah, dan tidak ada kekayaan dunia yang dapat menjembatani jurang ini. Dalam Roma 5:10, Paulus menulis bahwa melalui Kristus, kita yang dulunya adalah musuh Allah telah didamaikan dengan-Nya.
Herman Bavinck menyebut pendamaian ini sebagai inti dari keselamatan. Dalam tulisannya, ia menjelaskan bahwa kekayaan Kristus mencakup karya pendamaian-Nya, yang memulihkan hubungan kita dengan Allah dan memungkinkan kita untuk menikmati persekutuan dengan-Nya.
Selain itu, doktrin pembenaran (justification) yang dikemukakan oleh Calvin dan pakar teologi Reformed lainnya menunjukkan bahwa kekayaan Kristus meliputi status baru sebagai anak-anak Allah. Melalui Kristus, kita tidak lagi dianggap bersalah, tetapi diterima sepenuhnya oleh Allah. Pemulihan hubungan ini adalah kekayaan terbesar yang tidak dapat diberikan oleh dunia.
5. Kekayaan Kristus Menjamin Pemeliharaan yang Penuh oleh Allah
Kekayaan dunia sering kali datang dengan kekhawatiran akan kehilangan. Namun, kekayaan Kristus disertai dengan janji pemeliharaan Allah yang sempurna. Dalam Filipi 4:19, Paulus menulis, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”
Teologi Reformed menekankan doktrin providensia Allah, yaitu bahwa Allah secara aktif memelihara umat-Nya dalam segala hal. John Calvin menggambarkan pemeliharaan ini sebagai “tangan Allah yang penuh kasih, yang terus bekerja untuk kebaikan umat-Nya.”
Melalui kekayaan Kristus, kita dijamin bahwa Allah akan menyediakan segala yang kita butuhkan, baik secara jasmani maupun rohani. Ini memberikan rasa aman yang tidak dapat disediakan oleh kekayaan dunia.
6. Kekayaan Kristus Membawa Kemuliaan yang Kekal
Kekayaan dunia sering kali dihormati dan dipuja oleh manusia, tetapi kemuliaannya hanya bersifat sementara. Kekayaan Kristus, sebaliknya, membawa kemuliaan kekal yang melampaui segala penghargaan duniawi. Dalam Roma 8:17, Paulus menulis bahwa orang percaya adalah “ahli waris Allah dan co-ahli waris dengan Kristus.”
Jonathan Edwards menulis dalam The End for Which God Created the World bahwa tujuan utama penciptaan adalah untuk memperlihatkan kemuliaan Allah. Dalam Kristus, kita dipanggil untuk ambil bagian dalam kemuliaan ini, sebagai ahli waris bersama-Nya. Kemuliaan ini tidak hanya mencakup status kita sebagai anak-anak Allah, tetapi juga janji untuk memerintah bersama Kristus di kekekalan.
7. Kekayaan Kristus Menjamin Pengharapan yang Pasti
Dunia penuh dengan ketidakpastian, tetapi kekayaan Kristus membawa pengharapan yang kokoh dan pasti. Dalam Kolose 1:27, Paulus menggambarkan kekayaan Kristus sebagai “Kristus di dalam kamu, pengharapan akan kemuliaan.” Pengharapan ini tidak tergantung pada keadaan dunia, tetapi pada karya Kristus yang telah selesai.
Teologi Reformed sangat menekankan doktrin pengharapan eskatologis, yaitu janji bahwa Kristus akan kembali untuk memulihkan segala sesuatu. Herman Bavinck, dalam tulisannya tentang eskatologi, menggambarkan pengharapan ini sebagai “penantian penuh sukacita akan pemulihan total yang dijanjikan Allah.”
Kekayaan Kristus memberikan jaminan bahwa masa depan orang percaya aman di tangan Allah. Ini adalah pengharapan yang tidak dapat dihancurkan oleh apa pun di dunia ini, termasuk penderitaan, dosa, atau bahkan kematian.
Kesimpulan: Kekayaan Sejati yang Tidak Tertandingi
Kekayaan Kristus melampaui segala kekayaan lain dalam tujuh cara utama: sifatnya yang kekal, kemampuannya memuaskan kebutuhan jiwa, pemberiannya secara cuma-cuma, pemulihan hubungan dengan Allah, jaminan pemeliharaan, kemuliaan kekal, dan pengharapan yang pasti. Para pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, dan Jonathan Edwards telah mengajarkan bahwa kekayaan Kristus adalah inti dari Injil dan dasar kehidupan iman kita.
Dalam dunia yang sering kali terobsesi dengan kekayaan materi, teologi Reformed memanggil kita untuk memandang Kristus sebagai kekayaan sejati yang tidak pernah gagal atau hilang. Kiranya kita belajar untuk menghargai dan menikmati kekayaan yang luar biasa ini, serta membagikannya kepada dunia yang haus akan kebenaran.