1 Korintus 15:1-4: Keselamatan Ditemukan Dalam kematian dan Kebangkitan Kristus

1 Korintus 15:1-4: Keselamatan Ditemukan Dalam kematian dan Kebangkitan Kristus

Pendahuluan

Pasal 15 dari surat pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus adalah salah satu bagian Alkitab yang sangat fundamental dalam doktrin kekristenan, terutama mengenai kebangkitan Kristus. Dalam 1 Korintus 15:1-4, Paulus menegaskan kembali inti Injil yang ia sampaikan, yaitu kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus sesuai dengan Kitab Suci.

Artikel ini akan mengupas ayat-ayat ini secara mendalam berdasarkan perspektif teologi Reformed dengan merujuk kepada beberapa ahli teologi seperti John Calvin, Charles Hodge, Herman Bavinck, dan Louis Berkhof.

Teks 1 Korintus 15:1-4 (AYT)

(1) Sekarang, Saudara-saudara, aku memberitahukan kepadamu Injil, yang aku beritakan kepadamu, yang telah kamu terima, yang di dalamnya kamu berdiri teguh.
(2) Oleh Injil itu juga kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh pada firman yang telah kuberitakan kepadamu, kecuali kamu percaya dengan sia-sia.
(3) Aku sudah menyampaikan kepadamu, pertama-tama yang terpenting, yang juga aku terima bahwa Kristus mati untuk dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci,
(4) Ia sudah dikuburkan, Ia dibangkitkan pada hari ketiga sesuai Kitab Suci.

1. Eksposisi Ayat Per Ayat

1 Korintus 15:1: Injil yang Diberitakan dan Diterima

“Sekarang, Saudara-saudara, aku memberitahukan kepadamu Injil, yang aku beritakan kepadamu, yang telah kamu terima, yang di dalamnya kamu berdiri teguh.”

Paulus memulai dengan mengingatkan jemaat tentang Injil yang ia beritakan. Kata “memberitahukan” dalam bahasa Yunani adalah gnorizo (γνωρίζω), yang berarti “mengumumkan atau menegaskan kembali sesuatu yang sudah diketahui.”

Menurut John Calvin, Paulus menggunakan ungkapan ini untuk menekankan bahwa Injil yang ia beritakan bukanlah sesuatu yang baru, tetapi adalah kebenaran yang telah diterima dan menjadi dasar iman mereka. Calvin menekankan bahwa berita Injil bukan hanya sekadar pengetahuan intelektual, tetapi harus diterima dan dipegang dengan teguh oleh orang percaya.

Charles Hodge, dalam tafsirannya, menambahkan bahwa berdiri teguh dalam Injil berarti memiliki dasar keselamatan yang kokoh. Keselamatan bukan berdasarkan perbuatan manusia, tetapi sepenuhnya berdasarkan kasih karunia Allah melalui Injil Kristus.

1 Korintus 15:2: Keselamatan oleh Injil

“Oleh Injil itu juga kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh pada firman yang telah kuberitakan kepadamu, kecuali kamu percaya dengan sia-sia.”

Paulus menegaskan bahwa Injil adalah sarana keselamatan, tetapi ada syaratnya: jemaat harus berpegang teguh pada firman.

Menurut Herman Bavinck, keselamatan dalam ayat ini memiliki aspek pengudusan (sanctification). Injil bukan hanya membawa pengampunan dosa (justifikasi), tetapi juga menghasilkan kehidupan yang diubahkan. Jika seseorang hanya percaya secara dangkal tanpa transformasi hidup, maka kepercayaannya sia-sia.

Louis Berkhof menambahkan bahwa iman sejati memiliki tiga elemen:

  1. Notitia (pengetahuan tentang Injil)
  2. Assensus (persetujuan terhadap kebenaran Injil)
  3. Fiducia (kepercayaan penuh kepada Kristus)

Jika seseorang hanya memiliki pengetahuan dan persetujuan tanpa kepercayaan sejati, maka ia percaya dengan sia-sia.

1 Korintus 15:3: Kristus Mati untuk Dosa Kita Sesuai Kitab Suci

“Aku sudah menyampaikan kepadamu, pertama-tama yang terpenting, yang juga aku terima bahwa Kristus mati untuk dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci.”

Paulus menekankan inti Injil: Kristus mati untuk dosa-dosa kita. Istilah "pertama-tama" (proton - πρώτον) menunjukkan bahwa ini adalah doktrin yang paling mendasar dalam kekristenan.

Menurut John Calvin, Paulus ingin menegaskan bahwa Injil bukanlah ajaran manusia, tetapi sesuatu yang ia terima langsung dari Allah. Hal ini sejalan dengan Galatia 1:11-12 di mana Paulus menyatakan bahwa Injil yang ia sampaikan berasal dari wahyu Kristus sendiri.

Kata "untuk" (huper - ὑπέρ) dalam bahasa Yunani menunjukkan bahwa kematian Kristus bersifat substitusioner (substitutionary atonement). Charles Hodge menjelaskan bahwa ini berarti Kristus mati menggantikan orang percaya, menanggung murka Allah atas dosa mereka.

Selain itu, frasa “sesuai dengan Kitab Suci” merujuk pada nubuat Perjanjian Lama seperti Yesaya 53:5-6 dan Mazmur 22 yang telah menubuatkan penderitaan Mesias.

1 Korintus 15:4: Kebangkitan Kristus pada Hari Ketiga

“Ia sudah dikuburkan, Ia dibangkitkan pada hari ketiga sesuai Kitab Suci.”

Penguburan Yesus menunjukkan bahwa kematian-Nya nyata, bukan sekadar pingsan atau ilusi. Kebangkitan pada hari ketiga mengacu pada nubuat dalam Perjanjian Lama seperti dalam Hosea 6:2 dan Yunus 1:17, yang melambangkan kemenangan atas maut.

Menurut Herman Bavinck, kebangkitan Kristus adalah bukti bahwa Allah menerima pengorbanan-Nya dan menjadi dasar bagi kebangkitan orang percaya kelak. Paulus kemudian mengembangkan konsep ini dalam 1 Korintus 15:20-22, di mana Kristus adalah buah sulung dari kebangkitan.

Louis Berkhof menekankan bahwa kebangkitan adalah aspek sentral dari Injil karena:

  1. Meneguhkan keilahian Kristus (Roma 1:4)
  2. Membuktikan kemenangan atas dosa dan maut (1 Korintus 15:55-57)
  3. Menjadi dasar harapan kebangkitan bagi orang percaya (1 Korintus 15:20-22)

2. Makna Teologis 1 Korintus 15:1-4 dalam Perspektif Teologi Reformed

Ayat-ayat ini merupakan pernyataan inti dari Injil yang diajarkan oleh Rasul Paulus. Dalam teologi Reformed, bagian ini menegaskan bahwa keselamatan hanya ditemukan dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Beberapa teolog Reformed menyoroti aspek penting dari ayat ini dalam kaitannya dengan doktrin keselamatan:

1. Keselamatan Berdasarkan Anugerah Allah dalam Kristus (John Calvin)

John Calvin menekankan bahwa keselamatan adalah murni berdasarkan anugerah Allah dan bukan usaha manusia. Dalam komentarnya mengenai 1 Korintus 15, ia menyatakan bahwa keselamatan adalah hasil dari karya Kristus, bukan usaha atau kehendak manusia.

Menurut Calvin, Paulus menegaskan bahwa hanya melalui Injil yang berpusat pada kematian dan kebangkitan Kristus, seseorang dapat diselamatkan. Ia menolak konsep keselamatan melalui perbuatan baik dan menekankan sola gratia (keselamatan hanya oleh anugerah).

“Keselamatan kita tidak bergantung pada usaha kita, tetapi pada iman kita kepada Kristus yang telah mati dan bangkit.” (Calvin, Institutes of the Christian Religion)

2. Kematian Kristus sebagai Pengganti bagi Umat-Nya (Louis Berkhof)

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menekankan bahwa kematian Kristus adalah penebusan pengganti (substitutionary atonement). Paulus dengan jelas menyatakan bahwa Kristus mati untuk dosa-dosa kita, yang berarti bahwa kematian-Nya menggantikan hukuman yang seharusnya kita tanggung.

Berkhof juga menegaskan bahwa kematian Kristus bukan hanya contoh pengorbanan tetapi memiliki efek yuridis, yaitu memenuhi tuntutan keadilan Allah atas dosa.

“Kristus tidak hanya mati sebagai teladan moral tetapi sebagai korban penebusan yang menanggung murka Allah demi kita.” (Berkhof, Systematic Theology)

3. Kebangkitan Kristus sebagai Jaminan Keselamatan (Herman Bavinck)

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa kebangkitan Kristus bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga dasar dari iman Kristen. Tanpa kebangkitan, kematian Kristus tidak akan memiliki kuasa untuk menyelamatkan.

Paulus menyatakan bahwa Kristus bangkit sesuai dengan Kitab Suci, yang menunjukkan bahwa kebangkitan-Nya adalah bagian dari rencana keselamatan Allah sejak semula. Bavinck melihat kebangkitan sebagai jaminan kemenangan atas dosa dan kematian.

“Kebangkitan Kristus adalah dasar dari iman Kristen dan bukti nyata bahwa kematian-Nya telah diterima oleh Allah sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (Bavinck, Reformed Dogmatics)

4. Injil Harus Dipegang Teguh oleh Orang Percaya (R.C. Sproul)

R.C. Sproul dalam bukunya What is the Gospel? menekankan pentingnya berpegang teguh pada Injil yang telah diajarkan. Paulus memperingatkan jemaat Korintus agar tidak percaya dengan sia-sia, yang berarti bahwa iman sejati ditandai dengan ketekunan dalam Injil.

Sproul menghubungkan ini dengan doktrin perseverance of the saints (ketekunan orang kudus), yaitu bahwa orang yang benar-benar diselamatkan akan tetap teguh dalam iman mereka.

“Iman yang sejati akan bertahan dan tetap berpegang pada Injil karena keselamatan berasal dari Tuhan, bukan dari usaha manusia.” (Sproul, What is the Gospel?)

Kesimpulan

1 Korintus 15:1-4 adalah ringkasan Injil yang paling jelas dalam Perjanjian Baru. Paulus menegaskan bahwa keselamatan hanya ditemukan dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Perspektif teologi Reformed menekankan bahwa:

  • Keselamatan adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia.
  • Iman sejati harus melibatkan kepercayaan penuh, bukan sekadar pengakuan intelektual.
  • Kebangkitan Kristus adalah dasar iman Kristen dan jaminan bagi kebangkitan orang percaya.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tetap berpegang teguh pada Injil yang sejati dan hidup dalam pengharapan akan kebangkitan bersama Kristus.

Next Post Previous Post