Kolose 3:11: Kristus adalah Segalanya!

Kolose 3:11: Kristus adalah Segalanya!

Pendahuluan

Dalam dunia yang penuh dengan perbedaan budaya, status sosial, dan identitas manusia, Paulus dalam Kolose 3:11 menyatakan sebuah kebenaran mendalam yang mengguncang semua perbedaan itu:

"Dalam hal ini, tidak ada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang yang disunat atau orang yang tidak disunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah segalanya dan dalam semuanya." (Kolose 3:11, AYT)

Ungkapan "Kristus adalah segalanya" atau dalam bahasa Inggris "Christ is all" adalah pernyataan yang sangat kuat dan mendalam. Ini bukan sekadar slogan teologis, tetapi merupakan inti dari iman Kristen, yaitu bahwa Kristus adalah pusat dari segala sesuatu.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna ayat ini dengan pendekatan teologi Reformed, menggunakan pandangan beberapa teolog besar seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul. Kita akan melihat bagaimana Kristus adalah pusat dari keselamatan, kehidupan rohani, dan kesatuan dalam tubuh Kristus.

1. Konteks Kolose 3:11

a. Latar Belakang Surat Kolose

Surat Paulus kepada jemaat di Kolose ditulis untuk menghadapi berbagai ajaran sesat yang mulai menyusup ke gereja, termasuk Gnostisisme dan legalisme Yahudi. Para guru palsu mengajarkan bahwa selain Kristus, ada hikmat atau praktik tertentu yang dibutuhkan untuk mencapai kepenuhan rohani.

John Calvin dalam Commentary on Colossians menekankan bahwa Paulus menulis surat ini untuk menunjukkan bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Allah:

"Paulus menekankan bahwa tidak ada yang lebih tinggi dari Kristus, dan siapa pun yang menambahkan sesuatu di luar Kristus sebagai syarat keselamatan, telah meninggalkan Injil yang sejati."

Kolose 3:11 muncul dalam konteks di mana Paulus mengajarkan tentang kehidupan baru dalam Kristus. Ayat ini menegaskan bahwa dalam komunitas orang percaya, tidak ada lagi perbedaan berdasarkan etnis, budaya, atau status sosial karena Kristus adalah segalanya.

2. Kristus sebagai Segalanya dalam Keselamatan

a. Kristus Adalah Pusat Keselamatan

Paulus menegaskan bahwa keselamatan tidak tergantung pada latar belakang etnis, status sosial, atau praktik keagamaan. Keselamatan sepenuhnya adalah anugerah dalam Kristus.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menulis bahwa:

"Keselamatan dalam Perjanjian Baru tidak bergantung pada usaha manusia, tetapi pada Kristus sendiri, yang menjadi segalanya bagi umat-Nya."

Ini berarti bahwa tidak ada kriteria lain untuk mendapatkan keselamatan selain iman kepada Kristus. Tidak ada superioritas etnis atau keagamaan yang dapat menambah atau mengurangi karya Kristus.

b. Menolak Legalism dan Gnosticism

Kolose 3:11 juga menentang ajaran sesat yang mengajarkan bahwa ada tingkatan spiritual tertentu yang bisa dicapai melalui hukum Taurat atau pengetahuan mistik.

R.C. Sproul dalam Grace Unknown menegaskan bahwa:

"Ketika kita berkata 'Kristus adalah segalanya,' kita menolak semua gagasan bahwa keselamatan bergantung pada sesuatu di luar Kristus, baik itu tradisi manusia, pengalaman mistik, atau hukum buatan manusia."

Paulus ingin jemaat Kolose memahami bahwa keselamatan sepenuhnya bergantung pada Kristus, bukan pada ritus keagamaan atau status sosial.

3. Kristus sebagai Segalanya dalam Hidup Orang Percaya

a. Hidup Baru dalam Kristus

Dalam Kolose 3, Paulus berbicara tentang kehidupan baru dalam Kristus. Ayat 10 menekankan bahwa orang percaya telah "mengenakan manusia baru," yang berarti kehidupan mereka sekarang harus dipimpin oleh Kristus.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menekankan bahwa:

"Hidup Kristen adalah hidup di dalam Kristus, karena Dia bukan hanya sumber keselamatan kita, tetapi juga sumber kehidupan rohani kita setiap hari."

Artinya, Kristus bukan hanya menyelamatkan kita dari dosa, tetapi juga mengubah hidup kita dari dalam ke luar.

b. Kristus yang Mengubah Segala Sesuatu

Karena Kristus adalah "segala sesuatu," maka hidup orang percaya harus berpusat pada Dia dalam segala aspek:

  1. Dalam Pikiran – Mengarahkan pemikiran kepada perkara-perkara di atas (Kolose 3:2).
  2. Dalam Karakter – Mengenakan belas kasihan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran (Kolose 3:12).
  3. Dalam Hubungan Sosial – Mengasihi sesama tanpa memandang perbedaan status (Kolose 3:14).

Ketika Kristus menjadi segalanya dalam hidup kita, setiap aspek kehidupan kita akan diubahkan oleh-Nya.

4. Kristus sebagai Segalanya dalam Kesatuan Gereja

a. Menghapus Perbedaan Sosial dan Budaya

Paulus menyebut beberapa kelompok dalam ayat ini:

  • Yahudi dan Yunani – Perbedaan etnis dan agama.
  • Disunat dan Tidak Disunat – Perbedaan dalam praktik keagamaan.
  • Barbar dan Skit – Perbedaan budaya dan peradaban.
  • Budak dan Merdeka – Perbedaan kelas sosial.

Namun, dalam Kristus, semua perbedaan ini dihapus.

John MacArthur dalam The MacArthur New Testament Commentary menjelaskan bahwa:

"Kristus tidak menghapus identitas budaya seseorang, tetapi Dia menghapus semua penghalang yang membuat manusia merasa lebih unggul atau lebih rendah dari yang lain."

Kesatuan dalam Kristus tidak berarti kita kehilangan identitas unik kita, tetapi berarti bahwa identitas utama kita adalah sebagai umat tebusan-Nya.

b. Kristus Sebagai Kepala Gereja

Kolose 1:18 menegaskan bahwa Kristus adalah kepala gereja. Jika Kristus adalah segalanya, maka segala sesuatu dalam gereja harus berpusat pada Dia.

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa:

"Gereja sejati adalah gereja yang menjadikan Kristus sebagai pusat, bukan manusia atau tradisi manusia."

Ini berarti bahwa semua perbedaan dalam gereja harus disatukan di bawah otoritas Kristus.

5. Implikasi Kolose 3:11 dalam Kehidupan Kristen

a. Keselamatan Hanya dalam Kristus

Teologi Reformed menekankan Sola Christus, yaitu bahwa keselamatan hanya ditemukan di dalam Kristus. Tidak ada perbuatan manusia yang dapat menambah atau menggantikan karya Kristus.

Martyn Lloyd-Jones menulis:

"Jika kita mencoba mencari pengharapan di luar Kristus, kita sedang menolak kasih karunia Allah. Kristus saja cukup, dan tidak ada yang bisa menggantikan-Nya."

b. Identitas Orang Percaya dalam Kristus

Dunia sering mengidentifikasi manusia berdasarkan suku, ras, pekerjaan, atau status sosial. Namun, Paulus mengajarkan bahwa dalam Kristus, kita memiliki identitas baru sebagai umat pilihan Allah.

Herman Bavinck menekankan:

"Kekristenan bukanlah sekadar sistem moral, tetapi identitas baru yang diberikan oleh Kristus kepada umat-Nya."

c. Persatuan dalam Tubuh Kristus

Gereja sering kali terpecah karena perbedaan budaya, denominasi, dan latar belakang sosial. Namun, Kristus adalah satu-satunya dasar persatuan sejati.

John Calvin menulis:

"Jika kita melihat sesama saudara dalam Kristus dengan pandangan duniawi, kita gagal memahami kasih karunia Allah yang telah menyatukan kita dalam satu tubuh."

Oleh karena itu, gereja harus hidup dalam kasih dan kesatuan sebagai cerminan dari realitas bahwa Kristus adalah segalanya.

Kesimpulan

Kolose 3:11 menegaskan bahwa Kristus adalah segalanya dan dalam semuanya. Dalam teologi Reformed, ini berarti:

  1. Kristus adalah pusat keselamatan – Tidak ada syarat lain selain iman kepada-Nya.
  2. Kristus adalah sumber kehidupan rohani – Hidup kita harus dipimpin oleh-Nya.
  3. Kristus adalah pemersatu gereja – Semua orang percaya adalah satu dalam Dia.
  4. Kristus harus menjadi fokus dalam segala aspek kehidupan kita.

Sebagai orang percaya, kita harus hidup dengan kesadaran penuh bahwa Kristus adalah segalanya!

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post