1 Korintus 16:15-16: Pelayanan dan Kepemimpinan dalam Gereja
Pendahuluan
Dalam 1 Korintus 16:15-16, Rasul Paulus memberikan arahan kepada jemaat di Korintus mengenai sikap mereka terhadap para pemimpin gereja yang telah mendedikasikan diri dalam pelayanan.
"Aku mendesakmu, Saudara-saudara, (kamu tahu bahwa seluruh isi rumah Stefanus adalah buah-buah pertama di Akhaya, dan mereka telah mengabdikan diri mereka untuk pelayanan orang-orang kudus), supaya kamu juga tunduk terhadap orang-orang seperti ini dan terhadap setiap orang yang bekerja bersama dan berjerih lelah." (1 Korintus 16:15-16, AYT)
Ayat ini menyoroti dua tema utama:
- Dedikasi dalam pelayanan gereja, yang terlihat dalam keluarga Stefanus yang mengabdikan diri mereka untuk melayani jemaat.
- Tunduk kepada pemimpin rohani, yang bekerja keras dalam pelayanan Tuhan.
Dari perspektif teologi Reformed, ayat ini mengajarkan pentingnya kepemimpinan yang saleh, pelayanan yang sungguh-sungguh, dan kepatuhan kepada mereka yang Tuhan panggil untuk melayani gereja-Nya. Dalam artikel ini, kita akan membahas 1 Korintus 16:15-16 berdasarkan pemikiran John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan Charles Hodge, serta bagaimana ayat ini relevan bagi kehidupan orang percaya.
1. Rumah Stefanus: Pelayanan yang Menginspirasi (1 Korintus 16:15)
Paulus menyebut rumah Stefanus sebagai buah pertama di Akhaya, yang berarti bahwa mereka adalah orang-orang pertama yang bertobat di daerah tersebut dan secara aktif terlibat dalam pelayanan jemaat.
John Calvin: Pelayanan Adalah Panggilan Seumur Hidup
John Calvin dalam Commentary on Corinthians menekankan bahwa pelayanan dalam gereja bukan hanya tugas, tetapi panggilan hidup yang harus dijalani dengan kesungguhan. Ia menulis:
"Rumah Stefanus adalah contoh bagaimana setiap orang percaya harus melibatkan diri dalam pelayanan, tidak setengah hati, tetapi dengan sepenuh hati bagi Tuhan dan gereja-Nya."
Menurut Calvin, jemaat tidak boleh menjadi pasif dalam gereja, tetapi harus aktif melayani sesuai dengan talenta dan panggilan mereka.
Herman Bavinck: Keluarga dan Pelayanan dalam Gereja
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyoroti bahwa pelayanan dalam gereja harus dimulai dari keluarga. Ia menulis:
"Rumah Stefanus menunjukkan bahwa panggilan pelayanan bukan hanya untuk individu, tetapi juga bagi keluarga Kristen yang dipanggil untuk mendukung pekerjaan Tuhan."
Ini menegaskan bahwa keluarga Kristen harus menjadi tempat pertama di mana iman dan pelayanan diajarkan dan dipraktikkan.
2. Dedikasi dalam Pelayanan Orang-Orang Kudus
Paulus menekankan bahwa rumah Stefanus telah mengabdikan diri mereka untuk pelayanan orang-orang kudus.
Louis Berkhof: Pelayanan sebagai Wujud Kasih Kristiani
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menegaskan bahwa pelayanan dalam gereja adalah ekspresi dari kasih kepada Kristus dan tubuh-Nya, yaitu jemaat. Ia menulis:
"Setiap pelayanan dalam gereja harus dilakukan dengan kasih yang tulus, bukan sebagai kewajiban, tetapi sebagai respons terhadap anugerah Allah."
Dengan kata lain, pelayanan bukan sekadar tugas, tetapi panggilan untuk mengekspresikan kasih kepada sesama orang percaya.
Charles Hodge: Kerja Keras dalam Pelayanan
Charles Hodge menyoroti bahwa pelayanan dalam gereja membutuhkan kerja keras dan pengorbanan. Ia berkata:
"Pelayanan yang sejati bukan hanya sekadar keterlibatan sesaat, tetapi membutuhkan ketekunan dan ketulusan dalam mengabdikan diri bagi Tuhan."
Ini berarti bahwa mereka yang melayani di gereja harus siap menghadapi tantangan dan kesulitan, tetapi tetap setia kepada Tuhan.
3. Tunduk kepada Pemimpin Rohani (1 Korintus 16:16)
Paulus mendesak jemaat Korintus untuk tunduk kepada mereka yang bekerja dalam pelayanan gereja, seperti keluarga Stefanus.
Calvin: Kepatuhan kepada Pemimpin Rohani yang Setia
Calvin menegaskan bahwa tunduk kepada pemimpin gereja adalah bagian dari ketertiban yang Allah tetapkan dalam gereja-Nya. Ia menulis:
"Mereka yang bekerja keras dalam pelayanan harus dihormati, bukan karena mereka lebih tinggi, tetapi karena mereka ditetapkan oleh Allah untuk menggembalakan jemaat."
Ini menunjukkan bahwa jemaat harus menghormati dan tunduk kepada pemimpin rohani yang setia kepada firman Tuhan.
Bavinck: Kepemimpinan dalam Gereja yang Alkitabiah
Bavinck menjelaskan bahwa kepemimpinan dalam gereja bukanlah soal kekuasaan, tetapi soal pelayanan. Ia menulis:
"Pemimpin dalam gereja bukanlah penguasa, tetapi pelayan yang memimpin dengan teladan dan pengorbanan."
Dengan demikian, jemaat dipanggil untuk tunduk bukan kepada manusia, tetapi kepada otoritas Kristus yang dinyatakan melalui pemimpin yang setia kepada Injil.
4. Setiap Orang Dipanggil untuk Bekerja dalam Kerajaan Allah
Paulus tidak hanya berbicara tentang keluarga Stefanus, tetapi juga tentang setiap orang yang bekerja bersama dan berjerih lelah dalam pelayanan.
Berkhof: Gereja sebagai Tubuh Kristus yang Aktif
Berkhof menekankan bahwa gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi komunitas yang aktif melayani satu sama lain. Ia berkata:
"Setiap anggota gereja dipanggil untuk berpartisipasi dalam pelayanan sesuai dengan karunia yang diberikan oleh Roh Kudus."
Ini berarti bahwa tidak ada orang percaya yang dipanggil untuk pasif; setiap orang memiliki peran dalam tubuh Kristus.
Hodge: Kerja Sama dalam Pelayanan Gereja
Hodge menambahkan bahwa pelayanan dalam gereja harus dilakukan dalam kerja sama dan bukan secara individualistis. Ia menulis:
"Ketika jemaat bekerja bersama dalam pelayanan, mereka menunjukkan kesatuan tubuh Kristus yang sejati."
Dengan kata lain, gereja yang kuat adalah gereja yang anggotanya saling mendukung dalam pelayanan.
5. Implikasi 1 Korintus 16:15-16 bagi Kehidupan Orang Percaya
1. Melayani dengan Setia di Gereja
Setiap orang percaya dipanggil untuk mengabdikan diri dalam pelayanan gereja, baik sebagai pemimpin maupun anggota yang mendukung pekerjaan Tuhan.
2. Mengutamakan Kepentingan Jemaat
Pelayanan dalam gereja bukan tentang kepentingan pribadi, tetapi tentang mengutamakan kepentingan jemaat dan kemuliaan Tuhan.
3. Menghormati Pemimpin Rohani yang Setia
Jemaat harus menghormati dan mendukung pemimpin gereja yang setia kepada firman Tuhan, bukan berdasarkan status atau popularitas mereka.
4. Bekerja Sama dalam Pelayanan
Gereja yang kuat adalah gereja yang bekerja sama dalam pelayanan, bukan yang terbagi oleh perbedaan pendapat atau kepentingan pribadi.
Kesimpulan
1 Korintus 16:15-16 mengajarkan beberapa prinsip penting dalam teologi Reformed:
- Pelayanan dalam gereja adalah panggilan yang harus dijalani dengan setia (Calvin, Bavinck).
- Setiap keluarga Kristen harus mendukung pelayanan gereja (Bavinck).
- Pelayanan harus dilakukan dengan kasih dan kerja keras (Berkhof, Hodge).
- Jemaat harus tunduk kepada pemimpin rohani yang setia kepada Injil (Calvin, Bavinck).
- Kerja sama dalam pelayanan adalah tanda gereja yang sehat dan kuat (Berkhof, Hodge).
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk terlibat aktif dalam pelayanan gereja, mendukung pemimpin rohani, dan bekerja sama dalam membangun tubuh Kristus.