27 Pelayan dalam Sukacita yang Berdaulat
Pendahuluan:
Dalam sejarah gereja, ada banyak tokoh yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil, membangun gereja, dan mempertahankan doktrin yang benar. Mereka adalah pelayan yang hidup dalam sukacita yang berdaulat—sukacita yang tidak tergantung pada keadaan dunia, tetapi berakar dalam anugerah dan kedaulatan Allah.
Teologi Reformed menekankan bahwa sukacita sejati berasal dari pemahaman akan kemuliaan Allah dan pekerjaan keselamatan-Nya di dalam Kristus. Sukacita ini bukan sekadar emosi sementara, tetapi merupakan kekuatan spiritual yang menopang para hamba Tuhan dalam berbagai tantangan dan penderitaan.
Artikel ini akan membahas konsep Sovereign Joy (Sukacita yang Berdaulat) dalam teologi Reformed, bagaimana hal ini diwujudkan dalam kehidupan 27 tokoh besar dalam sejarah gereja, serta bagaimana orang percaya saat ini dapat mengalami sukacita yang sama dalam kehidupan dan pelayanan mereka.
1. Apa Itu Sukacita yang Berdaulat?
a. Definisi Sukacita dalam Teologi Reformed
Dalam Galatia 5:22, sukacita disebut sebagai salah satu buah Roh Kudus. Ini menunjukkan bahwa sukacita sejati bukan berasal dari dunia, tetapi dari Allah sendiri.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa sukacita sejati hanya dapat ditemukan dalam hubungan yang benar dengan Allah. Sukacita ini bukan hanya tentang perasaan bahagia, tetapi tentang keteguhan hati dalam mengandalkan janji-janji Allah di tengah penderitaan.
Herman Bavinck menjelaskan bahwa sukacita dalam Tuhan adalah ekspresi dari iman yang percaya bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu dan bahwa segala sesuatu bekerja untuk kebaikan mereka yang mengasihi-Nya (Roma 8:28).
b. Sukacita yang Tidak Bergantung pada Keadaan
Rasul Paulus dalam Filipi 4:4 berkata, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Paulus menulis ini ketika ia berada di penjara, menunjukkan bahwa sukacita sejati tidak bergantung pada keadaan eksternal, tetapi pada kebenaran Allah yang tidak berubah.
Martyn Lloyd-Jones menambahkan bahwa banyak orang Kristen gagal mengalami sukacita sejati karena mereka menghubungkannya dengan keberhasilan duniawi, bukan dengan kasih karunia Allah yang menopang mereka dalam segala situasi.
2. 27 Pelayan yang Hidup dalam Sukacita yang Berdaulat
Dalam sejarah gereja, ada banyak tokoh yang hidup dalam sukacita di bawah kedaulatan Allah, meskipun menghadapi tantangan berat. Berikut adalah 27 di antaranya:
Reformator dan Teolog Reformed Awal
- Agustinus dari Hippo (354-430) – Menulis Confessions dan The City of God, menunjukkan bagaimana sukacita sejati ditemukan dalam kasih kepada Allah.
- John Wycliffe (1328-1384) – Menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris meskipun dianiaya.
- Martin Luther (1483-1546) – Menghadapi penganiayaan karena mempertahankan kebenaran Injil.
- John Calvin (1509-1564) – Membangun dasar teologi Reformed yang menekankan sukacita dalam kedaulatan Allah.
- Theodore Beza (1519-1605) – Melanjutkan karya Calvin dalam membangun gereja yang kuat.
Puritan dan Pengkhotbah Besar
- John Bunyan (1628-1688) – Menulis The Pilgrim’s Progress saat dipenjara, menunjukkan sukacita dalam penderitaan.
- Jonathan Edwards (1703-1758) – Mengajarkan bahwa sukacita tertinggi ditemukan dalam memuliakan Allah.
- George Whitefield (1714-1770) – Pengkhotbah kebangunan rohani yang hidup dalam ketergantungan penuh pada Allah.
- Charles Spurgeon (1834-1892) – Mengalami depresi tetapi tetap menemukan sukacita dalam Kristus.
- Robert Murray M’Cheyne (1813-1843) – Memimpin gereja dengan kasih dan sukacita meskipun hidup singkat.
Misionaris dan Penginjil
- David Brainerd (1718-1747) – Menginjili suku Indian dengan penuh kesukaran, tetapi tetap bersukacita dalam Tuhan.
- William Carey (1761-1834) – “Bapak misi modern” yang menghadapi banyak tantangan tetapi tidak kehilangan sukacita.
- Hudson Taylor (1832-1905) – Mengandalkan Allah sepenuhnya dalam misi di Tiongkok.
- Amy Carmichael (1867-1951) – Melayani anak-anak terlantar di India dengan kasih yang penuh sukacita.
- Jim Elliot (1927-1956) – Mati sebagai martir di Ekuador, menunjukkan bahwa sukacita sejati ditemukan dalam menyerahkan hidup kepada Kristus.
Teolog Kontemporer
- J.I. Packer (1926-2020) – Mengajarkan kedaulatan Allah dan sukacita dalam mengenal Dia.
- R.C. Sproul (1939-2017) – Menekankan kekudusan Allah sebagai sumber sukacita sejati.
- John Piper (1946-sekarang) – Mengajarkan Christian Hedonism, bahwa Allah paling dimuliakan ketika kita paling bersukacita dalam Dia.
- Tim Keller (1950-2023) – Memadukan teologi Reformed dengan pelayanan di kota besar.
- Sinclair Ferguson (1948-sekarang) – Mengajarkan pentingnya kesatuan sukacita dan ketaatan dalam Kristus.
Hamba Tuhan yang Berdampak dalam Sejarah
- John Knox (1514-1572) – Memimpin Reformasi di Skotlandia dengan keyakinan penuh dalam janji Allah.
- John Newton (1725-1807) – Dari budak dosa menjadi penulis Amazing Grace.
- Richard Baxter (1615-1691) – Mengajar bahwa kehidupan Kristen adalah kehidupan dalam kesukacitaan.
- David Livingstone (1813-1873) – Misionaris dan penjelajah yang melayani Afrika dengan ketekunan.
- Corrie ten Boom (1892-1983) – Mengalami kamp konsentrasi tetapi tetap bersukacita dalam Kristus.
- Dietrich Bonhoeffer (1906-1945) – Dipenjara oleh Nazi tetapi tetap memancarkan sukacita Injil.
- Francis Schaeffer (1912-1984) – Mengajarkan bagaimana iman Kristen memberikan makna dan sukacita sejati.
3. Bagaimana Orang Percaya Bisa Hidup dalam Sukacita yang Berdaulat?
a. Mengenal Allah yang Berdaulat
Roma 8:28 mengajarkan bahwa "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia." Ketika kita memahami bahwa Allah berdaulat, kita dapat mempercayai bahwa setiap keadaan hidup kita berada dalam kendali-Nya.
b. Berakar dalam Firman Allah
Mazmur 1:2-3 menunjukkan bahwa orang yang merenungkan Firman Tuhan siang dan malam akan seperti pohon yang berbuah lebat. Sukacita sejati ditemukan dalam mengenal dan menghidupi kebenaran Firman.
c. Mengandalkan Roh Kudus
Roma 15:13 berkata, "Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam imanmu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan."
d. Bersekutu dengan Orang Percaya
Ibrani 10:24-25 menekankan pentingnya komunitas iman dalam mempertahankan sukacita dan keteguhan dalam Kristus.
Kesimpulan
Sukacita yang berdaulat adalah anugerah Allah yang memungkinkan orang percaya tetap bersukacita di tengah tantangan hidup. 27 tokoh dalam sejarah gereja menunjukkan bagaimana sukacita dalam Kristus memampukan mereka menghadapi penderitaan, pelayanan, dan bahkan kematian dengan iman yang teguh.
Hari ini, kita dipanggil untuk mengalami sukacita yang sama dengan hidup dalam ketaatan kepada Kristus, berakar dalam Firman-Nya, dan mempercayai kedaulatan-Nya dalam segala situasi. Sukacita sejati bukan ditemukan dalam kenyamanan duniawi, tetapi dalam kemuliaan Allah yang dinyatakan dalam kehidupan kita. Solus Christus, Soli Deo Gloria!