Daniel 2:21: Kedaulatan Allah atas Sejarah dan Hikmat Manusia
Pendahuluan
Kitab Daniel adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang menegaskan kedaulatan Allah atas sejarah dan bangsa-bangsa. Dalam Daniel 2:21, kita melihat bagaimana Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, termasuk perubahan zaman, pemerintahan raja-raja, serta pemberian hikmat dan pengertian kepada manusia.
Berikut adalah teks dari Daniel 2:21 (AYT):
“Dialah yang mengubah waktu dan masa; Dia memecat raja dan mengangkat raja. Dialah yang memberi hikmat kepada orang-orang bijaksana dan akal budi diberitahukan-Nya kepada orang yang memahami pengertian.” (Daniel 2:21, AYT)
Ayat ini muncul dalam konteks mimpi Nebukadnezar tentang patung besar, yang diartikan oleh Daniel dengan hikmat dari Allah. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna teologis Daniel 2:21 berdasarkan teologi Reformed, dengan merujuk pada pemikiran para teolog besar seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.
1. Konteks Daniel 2:21
a. Daniel di Tengah Kekuasaan Babilonia
Kitab Daniel ditulis dalam konteks pembuangan bangsa Israel ke Babel. Raja Nebukadnezar memerintah dengan tangan besi dan menguasai banyak bangsa. Namun, melalui Daniel 2, Tuhan menunjukkan bahwa kerajaan manusia bersifat sementara, sedangkan kerajaan Allah kekal.
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa:
“Sejarah bukanlah hasil dari kebetulan atau keputusan manusia semata, tetapi dikendalikan oleh tangan Allah yang berdaulat.”
Ini berarti bahwa tidak ada raja atau penguasa yang dapat naik atau turun tanpa izin Tuhan.
b. Mimpi Nebukadnezar dan Penafsiran Daniel
Nebukadnezar memiliki mimpi tentang patung besar dengan berbagai bagian tubuh yang melambangkan kerajaan-kerajaan dunia (Daniel 2:31-45).
Daniel, dengan hikmat dari Tuhan, menafsirkan bahwa kerajaan-kerajaan ini akan datang dan pergi sesuai dengan rencana Allah, hingga tiba saatnya Kerajaan Allah yang kekal ditegakkan.
John Calvin dalam Commentary on Daniel menjelaskan bahwa:
“Daniel ingin menegaskan bahwa semua pemerintahan manusia adalah sementara dan hanya Allah yang memiliki otoritas mutlak dalam mengangkat dan menjatuhkan raja-raja.”
Dengan kata lain, tidak ada kekuasaan manusia yang abadi. Hanya Tuhan yang memegang kendali penuh atas dunia.
2. “Dialah yang Mengubah Waktu dan Masa” (Daniel 2:21a)
a. Kedaulatan Allah atas Sejarah
Frasa ini menunjukkan bahwa Allah memiliki kendali penuh atas perubahan zaman, musim, dan periode dalam sejarah.
Mazmur 31:15 berkata:
“Masa hidupku ada di tangan-Mu.”
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menegaskan bahwa:
“Allah tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga memelihara dan mengatur jalannya sejarah sesuai dengan rencana-Nya.”
Ini berarti bahwa:
- Tidak ada perubahan dalam dunia ini yang terjadi di luar kendali Allah.
- Setiap zaman dan musim kehidupan berada dalam rencana Tuhan yang sempurna.
b. Allah Mengatur Musim Kehidupan
Pengkhotbah 3:1 berkata:
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.”
Setiap musim kehidupan—baik masa kemakmuran, penderitaan, peperangan, maupun damai—semuanya diatur oleh Tuhan.
R.C. Sproul dalam The Sovereignty of God mengatakan bahwa:
“Kedaulatan Allah atas waktu berarti bahwa setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita bukanlah kebetulan, tetapi bagian dari rencana-Nya yang sempurna.”
3. “Dia Memecat Raja dan Mengangkat Raja” (Daniel 2:21b)
a. Tuhan Berkuasa atas Pemerintahan Dunia
Paulus menegaskan dalam Roma 13:1:
“Sebab tidak ada pemerintahan yang tidak berasal dari Allah, dan pemerintahan-pemerintahan yang ada ditetapkan oleh Allah.”
John Calvin menegaskan bahwa:
“Setiap penguasa, baik yang adil maupun lalim, tetap berada di bawah kedaulatan Allah, dan Dia dapat mengangkat serta menjatuhkan mereka sesuai dengan tujuan-Nya.”
Contoh dalam sejarah Alkitab menunjukkan bahwa:
- Nebukadnezar ditinggikan dan kemudian direndahkan oleh Allah (Daniel 4:28-37).
- Raja Koresy digunakan oleh Tuhan untuk membebaskan Israel (Yesaya 45:1-4).
- Pilatus dan Herodes hanya bisa menyalibkan Yesus karena izin Allah (Yohanes 19:11).
b. Kejatuhan dan Kebangkitan Bangsa-bangsa
Sejarah dunia menunjukkan bahwa tidak ada kerajaan manusia yang bertahan selamanya:
- Kekaisaran Mesir, Babel, Persia, Yunani, dan Roma—semuanya berakhir sesuai dengan rencana Tuhan.
- Kerajaan Allah tetap tegak dan tidak akan pernah runtuh (Daniel 2:44).
Herman Bavinck menyatakan bahwa:
“Setiap pergantian kekuasaan di dunia terjadi sesuai dengan rancangan Allah untuk menggenapi tujuan-Nya.”
Oleh karena itu, orang percaya tidak perlu takut terhadap perubahan politik atau kekuasaan duniawi, karena Tuhan tetap memegang kendali.
4. “Dialah yang Memberi Hikmat kepada Orang-orang Bijaksana” (Daniel 2:21c)
a. Hikmat Sejati Berasal dari Tuhan
Daniel menerima hikmat untuk menafsirkan mimpi karena ia memohon kepada Tuhan (Daniel 2:17-19).
Amsal 2:6 berkata:
“Sebab, TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan pengertian.”
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menegaskan bahwa:
“Hikmat sejati bukanlah hasil dari kecerdasan manusia, tetapi pemberian Allah bagi mereka yang mencari-Nya dengan rendah hati.”
b. Hikmat untuk Menghadapi Dunia
Sebagai orang percaya, kita harus meminta hikmat dalam menghadapi tantangan dunia, sebagaimana yang dikatakan Yakobus 1:5:
“Tetapi jika di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah.”
John MacArthur dalam The Power of God's Wisdom menekankan bahwa:
“Hikmat dunia tidak dapat dibandingkan dengan hikmat yang berasal dari Allah, yang mengarahkan kita kepada kebenaran sejati.”
5. “Akal Budi Diberitahukan-Nya kepada Orang yang Memahami Pengertian” (Daniel 2:21d)
a. Tuhan Memberikan Pengertian kepada Orang yang Berhati Rendah
Orang yang benar-benar memahami pengertian adalah mereka yang rendah hati di hadapan Tuhan.
Mazmur 111:10 berkata:
“Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN.”
R.C. Sproul dalam Knowing God menegaskan bahwa:
“Orang yang mencari Tuhan dengan hati yang tulus akan diberikan pengertian yang lebih dalam tentang kehendak-Nya.”
b. Berjalan dalam Terang Firman Tuhan
Hanya dengan mengandalkan firman Tuhan, kita bisa memiliki pengertian sejati.
Mazmur 119:105:
“Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
6. Implikasi Daniel 2:21 dalam Kehidupan Kristen
- Percaya bahwa Tuhan mengendalikan sejarah dan setiap musim kehidupan.
- Tidak takut terhadap perubahan politik, karena Tuhan yang mengangkat dan menjatuhkan pemimpin.
- Memohon hikmat Tuhan dalam menghadapi tantangan hidup.
- Mengandalkan firman Tuhan sebagai sumber pengertian sejati.
Kesimpulan
Dari eksposisi Daniel 2:21 ini, kita belajar bahwa:
- Allah berdaulat atas sejarah dan perubahan zaman.
- Setiap pemerintahan ada dalam kendali Tuhan, dan Dia yang menetapkan serta menjatuhkan raja-raja.
- Hikmat sejati hanya berasal dari Tuhan.
- Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam takut akan Tuhan dan mencari pengertian dari-Nya.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam kepercayaan penuh kepada kedaulatan Allah, tidak takut akan pergantian zaman, dan terus mencari hikmat-Nya dalam setiap aspek kehidupan.
Soli Deo Gloria!