Ibrani 12:25: Dengarkan Suara Tuhan dan Jangan Memberontak

Peringatan terhadap Pemberontakan: Ibrani 12:25

Pendahuluan:

Surat Ibrani merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Baru yang memberikan peringatan serius terhadap pemberontakan dan ketidaktaatan kepada Allah. Dalam Ibrani 12:25, penulis menasihati umat percaya untuk tidak menolak suara Tuhan, sebagaimana orang-orang Israel di zaman dahulu yang memberontak terhadap-Nya.

"Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia yang berfirman! Sebab, jika mereka yang menolak Dia yang memberi peringatan di bumi tidak terluput, terlebih lagi kita yang berpaling dari Dia yang berbicara dari surga." (Ibrani 12:25, TB)

Ayat ini menekankan konsekuensi serius bagi mereka yang menolak panggilan Tuhan. Jika orang-orang Israel dihukum karena menolak Musa, maka kita yang hidup dalam zaman anugerah akan menerima hukuman yang lebih besar jika menolak Yesus Kristus.

Dalam artikel ini, kita akan membahas makna peringatan ini, bagaimana pemberontakan terhadap Allah terjadi, serta pandangan para teolog Reformed tentang hukuman bagi mereka yang menolak suara Tuhan.

1. Konteks Ibrani 12:25

A. Latar Belakang Kitab Ibrani

Surat Ibrani ditulis untuk orang-orang Kristen Yahudi yang menghadapi tekanan untuk kembali ke Yudaisme. Mereka mengalami penganiayaan karena iman mereka kepada Kristus, dan beberapa dari mereka tergoda untuk meninggalkan iman dan kembali kepada hukum Taurat.

John MacArthur menyoroti bahwa:"Surat Ibrani adalah sebuah seruan untuk bertahan dalam iman, tidak mundur, dan tidak menolak keselamatan yang telah dinyatakan dalam Kristus."

Penulis surat ini membandingkan pengalaman umat Israel di Perjanjian Lama dengan kondisi jemaat Kristen saat itu. Jika Israel dihukum karena menolak Musa, lebih besar lagi hukuman bagi mereka yang menolak Kristus, Sang Putra Allah.

B. Hubungan dengan Peringatan di Perjanjian Lama

Ayat ini mengacu pada berbagai peristiwa di mana Israel menolak perintah Tuhan dan mengalami hukuman-Nya:

  1. Pemberontakan di Gunung Sinai (Keluaran 32:1-35) → Bangsa Israel menyembah anak lembu emas setelah Musa naik ke Gunung Sinai.
  2. Penolakan untuk masuk ke Tanah Perjanjian (Bilangan 14:1-45) → Israel tidak percaya pada janji Tuhan dan harus mengembara di padang gurun selama 40 tahun.
  3. Pemberontakan Korah (Bilangan 16:1-35) → Korah dan pengikutnya dihukum karena melawan otoritas yang ditetapkan Tuhan.

Penulis Ibrani menegaskan bahwa jika Israel dihukum karena menolak Musa, maka umat di zaman Perjanjian Baru akan mengalami hukuman yang lebih besar jika mereka menolak Kristus.

2. Makna Teologis Ibrani 12:25

A. "Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia yang berfirman!"

Kalimat ini merupakan peringatan keras bagi orang percaya.

John Calvin berkomentar:"Jika Israel yang menolak Musa tidak dapat luput dari hukuman, bagaimana mungkin kita bisa lolos jika kita menolak Kristus, yang adalah Pemberi Hukum yang lebih besar?"

Dalam konteks modern, menolak suara Tuhan bisa berarti:

  • Mengabaikan firman Tuhan yang telah diwahyukan dalam Alkitab.
  • Menolak injil Yesus Kristus dan memilih untuk tetap hidup dalam dosa.
  • Bersikeras dalam ketidaktaatan meskipun Roh Kudus telah menegur hati kita.

B. "Mereka yang menolak Dia yang memberi peringatan di bumi tidak terluput"

Bagian ini merujuk pada penghukuman yang diterima Israel di masa lalu. Mereka tidak bisa luput dari akibat dosa mereka—begitu juga kita hari ini.

R.C. Sproul menegaskan:"Allah yang sama yang menghukum Israel masih merupakan Allah yang sama yang akan menegakkan keadilan-Nya atas mereka yang menolak Kristus."

Kita tidak boleh berpikir bahwa zaman anugerah menghilangkan murka Allah terhadap dosa. Justru, semakin besar anugerah yang diberikan, semakin berat konsekuensi bagi mereka yang menolaknya.

C. "Terlebih lagi kita yang berpaling dari Dia yang berbicara dari surga"

  • Jika Allah berbicara melalui Musa di Perjanjian Lama, sekarang Dia berbicara melalui Kristus, Putra-Nya (Ibrani 1:1-2).
  • Penolakan terhadap Kristus berarti penolakan terhadap suara Allah sendiri.

Jonathan Edwards dalam khotbahnya Sinners in the Hands of an Angry God berkata:"Semakin besar terang yang diberikan, semakin berat hukuman bagi mereka yang menolaknya."

Ini adalah peringatan serius bagi semua orang percaya agar tetap setia dan tidak kembali kepada kehidupan lama yang memberontak terhadap Tuhan.

3. Pemberontakan dalam Kehidupan Kristen

A. Bentuk Pemberontakan yang Terjadi dalam Kehidupan Orang Percaya

Meskipun kita telah menerima Kristus, kita masih bisa jatuh dalam bentuk pemberontakan berikut:

  1. Mengabaikan suara Tuhan → Tidak mau mendengar teguran Roh Kudus.
  2. Mengutamakan dunia lebih dari Tuhan → Hidup untuk ambisi pribadi daripada kehendak Allah.
  3. Menolak kebenaran firman Tuhan → Memilih untuk menyesuaikan Injil dengan keinginan pribadi.
  4. Tidak bertobat dari dosa → Tetap hidup dalam dosa dengan alasan "Allah pasti mengampuni".

B. Konsekuensi Pemberontakan

  1. Kehilangan damai sejahtera → Orang yang menolak Tuhan akan hidup dalam kekosongan rohani.
  2. Menghadapi disiplin Tuhan → Tuhan menegur umat-Nya seperti seorang ayah yang mengasihi anaknya (Ibrani 12:6).
  3. Bahaya keras hati → Jika seseorang terus menolak suara Tuhan, hatinya bisa menjadi keras seperti Firaun (Roma 1:28).
  4. Penghakiman kekal bagi mereka yang menolak keselamatan → Jika seseorang sepenuhnya menolak Kristus, ia akan mengalami penghakiman terakhir (Ibrani 10:26-31).

John Owen menegaskan:"Orang yang terus-menerus menolak suara Tuhan akan semakin tumpul terhadap kebenaran dan akhirnya jatuh ke dalam penghakiman yang tidak terhindarkan."

4. Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

Berdasarkan Ibrani 12:25, berikut adalah langkah-langkah untuk menghindari pemberontakan rohani:

  1. Buka hati untuk mendengar suara Tuhan → Rajin membaca Alkitab dan berdoa agar peka terhadap teguran Roh Kudus.
  2. Jangan kompromi dengan dosa → Jika Tuhan sudah menegur, jangan menunda pertobatan.
  3. Hidup dalam ketaatan kepada Tuhan → Jadikan kehendak Tuhan sebagai prioritas utama dalam kehidupan.
  4. Jangan keras hati terhadap firman Tuhan → Belajar dari kesalahan Israel dan jangan ulangi pemberontakan mereka.
  5. Berjalan dalam anugerah Tuhan dengan rendah hati → Ingat bahwa keselamatan adalah anugerah, dan kita harus menghargainya dengan hidup yang setia kepada Kristus.

Kesimpulan: Dengarkan Suara Tuhan dan Jangan Memberontak

Ibrani 12:25 memberikan peringatan keras terhadap mereka yang menolak suara Tuhan. Jika Israel dihukum karena menolak Musa, lebih besar lagi hukuman bagi mereka yang menolak Kristus.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan, bukan dalam pemberontakan. Marilah kita mendengar suara Tuhan dengan rendah hati, bertobat dari setiap dosa, dan hidup untuk kemuliaan-Nya.

"Hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 3:15, TB)

Maukah kita tunduk kepada Tuhan hari ini, atau kita akan tetap memberontak?

Next Post Previous Post