Lima Perintah dalam 1 Korintus 16:13-14

Lima Perintah dalam 1 Korintus 16:13-14

Pendahuluan:

Surat 1 Korintus merupakan salah satu surat Paulus yang sarat dengan ajaran mengenai kehidupan jemaat dan bagaimana seharusnya orang percaya bertumbuh dalam iman. Dalam 1 Korintus 16:13-14, Rasul Paulus memberikan lima perintah yang kuat kepada jemaat Korintus, yaitu:

  1. Berhati-hatilah (Be on your guard)
  2. Berdirilah teguh dalam iman (Stand firm in the faith)
  3. Bertindaklah seperti laki-laki (Act like men)
  4. Jadilah kuat (Be strong)
  5. Lakukan segala sesuatu dalam kasih (Do everything in love)

Perintah-perintah ini tidak hanya relevan bagi jemaat Korintus pada waktu itu, tetapi juga bagi gereja masa kini. Dalam artikel ini, kita akan membahas kelima perintah ini dari perspektif beberapa ahli teologi Reformed seperti John Calvin, Charles Hodge, Herman Bavinck, dan Louis Berkhof, serta bagaimana ajaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan Kristen.

Teks 1 Korintus 16:13-14 (AYT):"Berhati-hatilah, berdirilah teguh dalam iman. Bertindaklah seperti laki-laki dan jadilah kuat." (1 Korintus 16:13)"Biarlah semua yang kamu kerjakan, dilakukan dalam kasih." (1 Korintus 16:14)

1. Berhati-hatilah (Be on Your Guard)

Perintah pertama ini dalam bahasa Yunani menggunakan kata γρηγορεῖτε (grēgoreite), yang berarti "berjaga-jaga" atau "waspada."

John Calvin: Kewaspadaan Rohani

John Calvin dalam Commentary on Corinthians menekankan bahwa berjaga-jaga berarti tidak lengah terhadap serangan dari iblis, dunia, dan keinginan daging. Ia menulis:

"Orang Kristen harus terus-menerus waspada terhadap serangan iblis, yang dengan segala cara berusaha menggoyahkan iman kita."

Menurut Calvin, seorang Kristen harus memiliki disiplin rohani yang kuat, melalui doa dan pengenalan akan firman Tuhan agar tidak jatuh dalam pencobaan.

Charles Hodge: Perang Rohani

Teolog Reformed Charles Hodge menekankan aspek perang rohani dalam berjaga-jaga. Dalam Systematic Theology, ia mengatakan:

"Gereja dan individu percaya berada dalam pertempuran rohani yang terus-menerus. Kewaspadaan diperlukan untuk mengenali dan melawan tipu daya musuh."

Hodge menegaskan bahwa orang percaya harus memahami konteks peperangan rohani, sebagaimana yang juga diajarkan dalam Efesus 6:10-18.

2. Berdirilah Teguh dalam Iman (Stand Firm in the Faith)

Kata Yunani στήκετε (stēkete) berarti "berdiri teguh" atau "tidak goyah."

Herman Bavinck: Fondasi Iman yang Teguh

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyoroti bahwa iman Kristen harus didasarkan pada kebenaran firman Allah, bukan pada pengalaman subjektif. Ia berkata:

"Keimanan Kristen tidak boleh didasarkan pada perasaan atau tren duniawi, tetapi harus berakar dalam kebenaran yang tidak berubah dari Injil."

Menurut Bavinck, iman Kristen haruslah teologis dan kokoh, bukan hanya emosional atau sekadar kepercayaan yang tidak beralasan.

Louis Berkhof: Iman yang Sejati

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menyatakan bahwa berdiri teguh dalam iman berarti tetap setia kepada doktrin yang benar dan tidak tergoyahkan oleh ajaran sesat. Ia menulis:

"Orang Kristen harus berpegang pada doktrin yang benar dan tidak tergoda oleh filsafat atau ajaran yang menyimpang dari kebenaran Alkitab."

Dalam konteks Korintus, banyak ajaran sesat dan pengaruh budaya Yunani yang dapat menggoyahkan iman jemaat. Hal ini juga relevan bagi gereja saat ini yang menghadapi banyak ajaran yang bertentangan dengan kebenaran Injil.

3. Bertindaklah seperti Laki-Laki (Act Like Men)

Frasa ἀνδρίζεσθε (andrízesthe) memiliki arti "bertindak seperti laki-laki", yang dalam konteks budaya Yahudi dan Yunani berarti bersikap berani dan tidak mudah takut.

Calvin: Kedewasaan dalam Iman

Calvin menghubungkan perintah ini dengan kedewasaan rohani. Ia berkata:

"Orang Kristen dipanggil untuk bertindak dengan keberanian dan keteguhan hati, tidak seperti anak-anak yang mudah diombang-ambingkan oleh pengaruh dunia."

Menurut Calvin, seorang Kristen yang dewasa tidak mudah dipengaruhi oleh tekanan eksternal atau godaan dunia.

Hodge: Keberanian dalam Menghadapi Tantangan

Charles Hodge menekankan bahwa kehidupan Kristen adalah perjalanan yang membutuhkan keberanian. Ia menulis:

"Orang Kristen harus memiliki keberanian untuk membela iman mereka dan menolak kompromi dengan dosa."

Dalam konteks zaman modern, perintah ini mengajarkan bahwa orang Kristen harus berani menyatakan kebenaran di tengah dunia yang semakin menentang nilai-nilai Injil.

4. Jadilah Kuat (Be Strong)

Perintah ini dalam bahasa Yunani menggunakan kata κραταιοῦσθε (krataiousthe), yang berarti "diperkuat" atau "menjadi kuat."

Berkhof: Kekuatan dari Allah

Berkhof menekankan bahwa kekuatan yang dimaksud bukan berasal dari manusia, tetapi dari Allah melalui Roh Kudus. Ia berkata:

"Kekuatan sejati dalam kehidupan Kristen tidak berasal dari diri sendiri, tetapi dari ketergantungan pada kuasa Roh Kudus."

Hal ini selaras dengan Efesus 6:10 yang mengatakan, "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya."

Bavinck: Ketahanan dalam Iman

Bavinck menyoroti bahwa kekuatan rohani adalah ketahanan dalam menghadapi penderitaan dan tantangan iman. Menurutnya:

"Ujian iman yang sejati adalah apakah seseorang tetap kuat dan setia meskipun menghadapi pencobaan dan penganiayaan."

Dengan kata lain, seorang Kristen harus memiliki mentalitas seorang prajurit, yang tetap setia kepada Kristus dalam segala situasi.

5. Lakukan Segala Sesuatu dalam Kasih (Do Everything in Love)

Perintah terakhir ini menegaskan bahwa kasih harus menjadi motivasi utama dalam kehidupan orang percaya.

Calvin: Kasih sebagai Bukti Iman yang Sejati

Calvin menekankan bahwa iman tanpa kasih adalah sia-sia. Ia menulis:

"Tanpa kasih, semua tindakan kita, bahkan yang tampaknya benar, kehilangan maknanya di hadapan Allah."

Hal ini sesuai dengan 1 Korintus 13:2 yang mengatakan bahwa tanpa kasih, semua yang kita lakukan tidak berarti.

Bavinck: Kasih yang Berdasarkan Kebenaran

Bavinck menegaskan bahwa kasih dalam Kekristenan bukan hanya perasaan sentimental, tetapi harus berdasarkan kebenaran dan kesalehan. Ia menulis:

"Kasih Kristen bukan sekadar emosi, tetapi tindakan yang berakar dalam kebenaran firman Allah dan keadilan-Nya."

Ini berarti bahwa kasih Kristen tidak boleh kompromi dengan dosa, tetapi harus didasarkan pada standar moral yang benar.

Kesimpulan

Lima perintah dalam 1 Korintus 16:13-14 merupakan panduan bagi setiap orang percaya dalam menjalani kehidupan Kristen.

  1. Berhati-hatilah: Tetap waspada terhadap serangan iblis dan ajaran sesat.
  2. Berdirilah teguh dalam iman: Berpegang pada doktrin yang benar dan tidak mudah terombang-ambing.
  3. Bertindaklah seperti laki-laki: Bersikap dewasa dan berani membela iman.
  4. Jadilah kuat: Mengandalkan kekuatan dari Tuhan dalam menghadapi tantangan.
  5. Lakukan segala sesuatu dalam kasih: Menjadikan kasih sebagai motivasi utama dalam setiap tindakan.

Dengan memahami dan menerapkan perintah ini, orang Kristen dapat hidup dengan keteguhan iman, keberanian, dan kasih yang sejati, sebagaimana diajarkan dalam teologi Reformed.

Next Post Previous Post