Lukas 11:3: Berikanlah kepada Kami Makanan yang Secukupnya Setiap Hari

Lukas 11:3: Berikanlah kepada Kami Makanan yang Secukupnya Setiap Hari

Pendahuluan:

Doa adalah cara umat Allah menyatakan ketergantungan mereka kepada-Nya. Salah satu bagian dari Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus adalah permohonan untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam Lukas 11:3, Yesus berkata:"Berikanlah kepada kami makanan yang secukupnya setiap hari." (Lukas 11:3, AYT)

Ayat ini sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat dalam. Yesus mengajarkan kita untuk berdoa bagi kebutuhan hidup sehari-hari, yang mencerminkan ketergantungan kita kepada Allah sebagai pemberi segala sesuatu.

Dalam artikel ini, kita akan membahas konteks ayat ini, tafsiran mendalam dalam perspektif teologi Reformed, serta aplikasi praktis bagi kehidupan orang percaya.

Konteks Lukas 11:3 dalam Doa Bapa Kami

Lukas 11 mencatat bahwa murid-murid Yesus meminta-Nya untuk mengajarkan mereka berdoa, seperti yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis kepada murid-muridnya (Lukas 11:1). Yesus lalu memberikan Doa Bapa Kami sebagai model doa yang mencakup beberapa aspek utama:

  1. Menghormati dan mengutamakan Allah ("Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu" – Lukas 11:2).
  2. Memohon kebutuhan jasmani ("Berikanlah kepada kami makanan yang secukupnya setiap hari" – Lukas 11:3).
  3. Memohon pengampunan dan perlindungan dari pencobaan (Lukas 11:4).

Permohonan untuk makanan yang secukupnya dalam Lukas 11:3 adalah bagian penting dari doa ini, karena menunjukkan bahwa Allah peduli terhadap kebutuhan fisik manusia, bukan hanya kebutuhan rohani.

Eksposisi Lukas 11:3

1. "Berikanlah kepada kami…" – Ketergantungan kepada Allah

Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk meminta kepada Allah kebutuhan mereka. Ini menunjukkan bahwa:

  • Allah adalah sumber segala sesuatu. Segala berkat, termasuk makanan, berasal dari-Nya (Yakobus 1:17).
  • Kita harus menyadari bahwa hidup ini tidak bisa dipisahkan dari pemeliharaan Allah. Bahkan kebutuhan paling dasar pun ada dalam kendali-Nya.

Dalam teologi Reformed, doktrin Providensi Allah sangat ditekankan. John Calvin menyatakan bahwa tidak ada satu pun hal di dunia ini yang terjadi tanpa kehendak dan pemeliharaan Allah. Oleh karena itu, doa ini mengingatkan kita bahwa kita harus mengandalkan Allah setiap hari dalam segala aspek kehidupan kita.

2. "Makanan yang secukupnya…" – Kebutuhan, Bukan Keinginan Berlebihan

Kata "makanan" dalam teks Yunani adalah arton (ἄρτον), yang berarti roti atau makanan pokok.

  • Ini mencerminkan kebutuhan dasar manusia, bukan keinginan yang berlebihan.
  • Doa ini mengajarkan kita untuk bersyukur atas apa yang cukup dan tidak serakah.

Teolog Reformed Matthew Henry menekankan bahwa Allah tidak menjanjikan kekayaan berlimpah kepada umat-Nya, tetapi Ia menyediakan segala sesuatu yang mereka butuhkan sesuai dengan hikmat-Nya.

3. "Setiap hari…" – Ketergantungan Harian kepada Allah

Frasa "setiap hari" menegaskan bahwa:

  • Ketergantungan kepada Allah harus terus-menerus. Kita tidak boleh berpikir bahwa kita bisa hidup tanpa-Nya, bahkan untuk sehari saja.
  • Ini mengingatkan kita pada manna di padang gurun, di mana Allah memberikan makanan kepada bangsa Israel setiap hari (Keluaran 16:4). Mereka harus mempercayai Allah setiap hari untuk pemeliharaan-Nya.

John MacArthur menjelaskan bahwa Yesus ingin para murid-Nya belajar untuk percaya kepada Allah hari demi hari, tanpa kekhawatiran akan masa depan.

Makna Teologis dalam Perspektif Reformed

Dalam terang teologi Reformed, Lukas 11:3 mengajarkan beberapa prinsip penting:

1. Allah Adalah Sumber Segala Sesuatu (Providensi Allah)

  • Teologi Reformed menekankan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, termasuk kebutuhan jasmani kita.
  • Allah tidak hanya peduli terhadap keselamatan kita, tetapi juga terhadap kehidupan sehari-hari kita.

John Calvin menulis bahwa "Tidak ada satu pun remah roti yang kita makan yang tidak berasal dari tangan Allah."

2. Doa sebagai Sarana Anugerah

  • Allah tahu kebutuhan kita sebelum kita memintanya, tetapi doa adalah sarana yang Ia gunakan untuk membawa kita lebih dekat kepada-Nya.
  • Doa bukan hanya tentang meminta, tetapi juga tentang membangun kepercayaan kepada Allah.

3. Belajar Hidup dengan Kecukupan dan Tidak Serakah

  • Dalam dunia yang materialistis, orang sering terobsesi dengan kekayaan dan kepemilikan.
  • Lukas 11:3 mengajarkan bahwa kita harus puas dengan apa yang cukup dan mempercayai Allah untuk mencukupi kebutuhan kita.

Teolog Reformed Herman Bavinck menekankan bahwa kecukupan adalah tanda iman, sedangkan ketamakan adalah tanda ketidakpercayaan kepada Allah.

Aplikasi dalam Kehidupan Orang Percaya

Dari Lukas 11:3, kita dapat mengambil beberapa aplikasi praktis:

1. Berdoalah untuk Kebutuhan Sehari-Hari dengan Iman

  • Jangan takut meminta kepada Allah kebutuhan jasmani kita.
  • Namun, doa ini juga mengingatkan kita untuk memiliki sikap percaya, bukan sikap cemas.

2. Bersyukur untuk Setiap Berkat yang Diberikan Allah

  • Banyak orang sering tidak puas dengan apa yang mereka miliki dan selalu menginginkan lebih.
  • Doa ini mengajarkan kita untuk mensyukuri apa yang kita miliki hari ini.

3. Hindari Ketamakan dan Percaya pada Pemeliharaan Allah

  • Dunia mengajarkan kita untuk mengumpulkan sebanyak mungkin kekayaan.
  • Yesus mengajarkan kita untuk percaya bahwa Allah akan mencukupi segala kebutuhan kita pada waktunya.

Yesus juga berkata:"Janganlah khawatir tentang hidupmu, apa yang akan kamu makan atau minum… carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:31-33)

4. Bagikan Berkat kepada Sesama

  • Jika Allah telah mencukupi kebutuhan kita, maka kita harus berbagi dengan mereka yang kekurangan.
  • Kita dipanggil untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Kesimpulan

Lukas 11:3 mengajarkan bahwa Allah adalah sumber pemeliharaan kita, dan kita harus berdoa dengan iman dan ketergantungan kepada-Nya setiap hari.

Dalam terang teologi Reformed, kita memahami bahwa:

  • Allah memelihara umat-Nya setiap hari (Providensi Allah).
  • Doa adalah sarana untuk membangun kepercayaan kepada Allah.
  • Kita harus hidup dalam rasa cukup dan bersyukur.
  • Percaya kepada Allah lebih penting daripada khawatir akan masa depan.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam iman dan ketergantungan kepada Allah, serta membagikan berkat kepada sesama.

"Maka Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19)

Kiranya kita selalu hidup dalam iman, rasa cukup, dan kepercayaan kepada Allah yang setia mencukupi segala kebutuhan kita.

Next Post Previous Post