Lukas 9:23-24: Memikul Salib dan Mengikuti Kristus
Pendahuluan
Lukas 9:23-24 adalah salah satu ajaran Yesus yang paling mendalam tentang komitmen sejati dalam mengikut Dia. Ayat ini berbunyi:
23 Yesus berkata kepada mereka semua, “Jika seseorang ingin mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, dan memikul salibnya setiap hari, dan mengikuti Aku.
24 Sebab, siapa pun yang berusaha menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Akan tetapi, barang siapa kehilangan nyawanya karena Aku, akan menyelamatkannya.” (Lukas 9:23-24, AYT)
Dalam teologi Reformed, ayat ini menegaskan panggilan untuk pengorbanan dalam mengikut Kristus, kematian terhadap diri sendiri, dan kepastian hidup kekal bagi mereka yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Artikel ini akan membahas makna Lukas 9:23-24 dalam konteksnya, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya.
1. Eksposisi Lukas 9:23-24 dalam Konteks Injil Lukas
Injil Lukas menyoroti panggilan Yesus kepada murid-murid-Nya untuk hidup dalam komitmen penuh kepada-Nya. Ayat ini muncul setelah Yesus menubuatkan penderitaan-Nya, menegaskan bahwa mengikut Dia berarti berjalan dalam jalan salib.
A. "Jika seseorang ingin mengikut Aku" (Lukas 9:23)
1. Mengikut Yesus adalah Panggilan untuk Setia
Yesus tidak menawarkan jalan yang mudah bagi mereka yang ingin mengikut Dia. Mengikut Kristus bukan sekadar kepercayaan intelektual, tetapi juga kesetiaan dalam tindakan.
Matius 10:38 berkata:
"Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku."
John Calvin dalam Commentary on the Synoptic Gospels menulis:
"Kristus tidak hanya memanggil kita untuk percaya kepada-Nya, tetapi juga untuk menyerahkan seluruh hidup kita dalam pengabdian kepada-Nya."
2. Panggilan Universal untuk Semua Orang Percaya
Yesus berkata, “kepada mereka semua,” yang menunjukkan bahwa panggilan untuk mengikut-Nya berlaku bagi semua orang, bukan hanya untuk rasul atau pemimpin rohani.
John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menegaskan bahwa kehidupan Kristen bukan hanya tentang menerima berkat, tetapi juga tentang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
B. "Ia harus menyangkal dirinya sendiri"
1. Menyangkal Diri: Menyerahkan Kehendak Pribadi kepada Tuhan
Menyangkal diri berarti melepaskan ambisi pribadi dan menundukkan diri kepada kehendak Tuhan.
Galatia 2:20 berkata:
"Aku telah disalibkan bersama Kristus dan aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."
John Piper dalam Don't Waste Your Life menekankan bahwa hidup yang berharga bukanlah hidup yang mencari kesenangan duniawi, tetapi yang diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan.
2. Melawan Dosa dan Keinginan Duniawi
Roma 8:13 berkata:
"Jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup."
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa orang Kristen harus setiap hari melawan dosa dan menghidupi kehidupan yang baru dalam Kristus.
C. "Memikul salibnya setiap hari"
1. Salib sebagai Simbol Pengorbanan dan Penderitaan
Di zaman Yesus, salib adalah alat eksekusi yang paling mengerikan. Ketika Yesus berkata bahwa murid-murid-Nya harus memikul salib mereka, Dia mengundang mereka untuk menghidupi kehidupan pengorbanan dan kesetiaan, bahkan dalam penderitaan.
Filipi 1:29 berkata:
"Sebab, kepada kamu dikaruniakan bukan hanya untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita bagi Dia."
Martyn Lloyd-Jones dalam Spiritual Depression menegaskan bahwa mengikut Kristus berarti siap menghadapi penderitaan demi nama-Nya.
2. Ketekunan dalam Mengikut Kristus
Yesus berkata bahwa kita harus memikul salib “setiap hari,” yang berarti bahwa kehidupan Kristen adalah panggilan untuk terus-menerus berjuang dan setia.
Ibrani 12:1 berkata:
"Marilah kita berlari dengan tekun dalam perlombaan yang telah ditetapkan bagi kita."
John MacArthur menekankan bahwa kekristenan bukan sekadar keputusan sekali seumur hidup, tetapi sebuah perjalanan harian dalam ketaatan.
D. "Siapa pun yang berusaha menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya" (Lukas 9:24)
1. Hidup untuk Dunia vs. Hidup untuk Kristus
Yesus memperingatkan bahwa mereka yang memprioritaskan kenyamanan, kekayaan, dan kesenangan duniawi di atas ketaatan kepada Tuhan akan kehilangan hidup yang sejati.
1 Yohanes 2:15-17 berkata:
"Janganlah mengasihi dunia atau hal-hal yang ada di dalam dunia. Jika seseorang mengasihi dunia, kasih akan Bapa tidak ada di dalam dirinya."
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa mereka yang mengejar dunia dan menolak salib Kristus akan kehilangan hidup kekal.
2. Kehidupan yang Sejati Ditemukan dalam Menyerahkan Diri kepada Kristus
Yesus berkata bahwa mereka yang kehilangan nyawa mereka karena Dia akan menyelamatkannya. Ini berarti bahwa mereka yang hidup bagi Kristus akan memperoleh kehidupan kekal yang sejati.
Filipi 3:8 berkata:
"Aku menganggap segala sesuatu sebagai kerugian karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, jauh lebih mulia."
John Piper dalam Desiring God menegaskan bahwa kehidupan yang paling memuaskan adalah kehidupan yang dipersembahkan sepenuhnya kepada Tuhan.
2. Lukas 9:23-24 dan Doktrin Teologi Reformed
A. Total Depravity: Manusia Tidak Bisa Mengikut Kristus dengan Kekuatan Sendiri
Roma 3:10-11 berkata:
"Tidak ada seorang pun yang benar, tidak ada seorang pun yang mencari Allah."
John Calvin menegaskan bahwa tanpa kasih karunia Allah, manusia tidak memiliki keinginan atau kekuatan untuk mengikut Kristus.
B. Perseverance of the Saints: Ketekunan Orang Kudus dalam Mengikut Kristus
Filipi 1:6 berkata:
"Ia yang telah memulai pekerjaan baik di antara kamu, Ia juga yang akan menyempurnakannya sampai hari Kristus Yesus."
Herman Bavinck menjelaskan bahwa mereka yang sungguh-sungguh diselamatkan akan tetap setia sampai akhir, karena mereka dijaga oleh anugerah Tuhan.
3. Implikasi Lukas 9:23-24 dalam Kehidupan Kristen
Dalam perspektif teologi Reformed, panggilan untuk menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus memiliki implikasi teologis dan praktis yang mendalam dalam kehidupan Kristen.
1. Menyangkal Diri: Penyangkalan terhadap Dosa dan Kehendak Pribadi
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa hidup Kristen adalah hidup yang ditandai oleh penyangkalan diri secara total. Dalam ajaran Reformed, natur manusia setelah kejatuhan telah dirusak oleh dosa (total depravity), sehingga manusia cenderung hidup bagi dirinya sendiri. Yesus memanggil murid-murid-Nya untuk meninggalkan kehidupan lama yang berpusat pada ego dan menggantikannya dengan hidup yang berpusat pada Kristus.
Menyangkal diri berarti menyerahkan hak dan keinginan kita kepada Tuhan. Jonathan Edwards, salah satu teolog Reformed terkemuka, menekankan bahwa hidup Kristen bukan tentang mencari kepuasan diri, melainkan menikmati Allah sebagai tujuan tertinggi manusia (The Chief End of Man is to Glorify God and Enjoy Him Forever).
Secara praktis, menyangkal diri berarti memilih untuk taat kepada Allah daripada mengikuti hawa nafsu duniawi. Ini mencakup mengutamakan kepentingan Kristus daripada kenyamanan pribadi, serta rela melepaskan segala sesuatu yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan.
2. Memikul Salib: Panggilan untuk Hidup dalam Penderitaan bagi Kristus
Yesus menggunakan metafora "memikul salib" yang memiliki makna mendalam bagi pendengar-Nya saat itu. Salib adalah simbol penghinaan, penderitaan, dan kematian. Dalam konteks Reformed, ini berarti bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk hidup dalam penderitaan demi Kristus.
Martyn Lloyd-Jones dalam bukunya Spiritual Depression menjelaskan bahwa penderitaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan Kristen. Tuhan sering kali menggunakan penderitaan untuk menyucikan umat-Nya dan mengarahkan mereka semakin dekat kepada-Nya.
Hidup memikul salib berarti hidup dengan kesadaran bahwa dunia akan menolak nilai-nilai Injil. Para reformator seperti Martin Luther dan John Calvin sendiri mengalami penganiayaan karena iman mereka. Demikian pula, kita dipanggil untuk tetap setia kepada Kristus meskipun menghadapi tantangan, tekanan sosial, atau bahkan penganiayaan.
3. Mengikuti Kristus: Hidup dalam Ketaatan dan Pengudusan
Mengikuti Kristus bukan sekadar keputusan satu kali, melainkan perjalanan seumur hidup dalam pertumbuhan iman dan ketaatan. Dalam perspektif teologi Reformed, ini berkaitan erat dengan doktrin sanctification (pengudusan), di mana orang percaya semakin serupa dengan Kristus melalui pekerjaan Roh Kudus.
John Piper dalam Desiring God menekankan bahwa mengikut Kristus berarti menikmati Dia sebagai harta terbesar dalam hidup kita. Ini berarti bahwa kita tidak hanya menaati perintah-Nya secara eksternal, tetapi juga memiliki hati yang bersukacita dalam Dia.
Secara praktis, mengikuti Kristus berarti hidup dalam komunitas iman, terlibat dalam ibadah, doa, dan pembacaan Firman Tuhan. Hal ini juga mencakup pengorbanan bagi orang lain, hidup dalam kasih, dan menjalankan Amanat Agung dengan memberitakan Injil kepada dunia.
Kesimpulan
Lukas 9:23-24 mengajarkan bahwa:
- Mengikut Yesus adalah panggilan untuk pengorbanan dan ketaatan penuh.
- Hidup sejati ditemukan dalam menyerahkan diri kepada Kristus.
- Mereka yang setia memikul salib akan memperoleh hidup kekal.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menyangkal diri, memikul salib setiap hari, dan mengikut Kristus dengan segenap hati.
Soli Deo Gloria!