Roma 9:13: Kasih Pilihan Allah dan Doktrin Predestinasi
Pendahuluan:
Roma 9:13 adalah salah satu ayat yang sangat kontroversial dan mendalam dalam Alkitab, khususnya dalam diskusi tentang doktrin predestinasi dan kasih pilihan Allah. Ayat ini berbunyi:
"Seperti ada tertulis, ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi Aku membenci Esau.’" (Roma 9:13, AYT)
Ayat ini mengutip Maleakhi 1:2-3, yang menegaskan perbedaan perlakuan Allah terhadap Yakub dan Esau. Dalam teologi Reformed, Roma 9 sering dianggap sebagai pasal yang paling jelas dalam mengajarkan predestinasi, yaitu bahwa keselamatan manusia tidak bergantung pada kehendak atau usaha mereka, tetapi pada keputusan Allah yang berdaulat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas Roma 9:13 dari perspektif teologi Reformed, berdasarkan pandangan para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Piper, Martyn Lloyd-Jones, dan lainnya. Kita akan mengeksplorasi makna ayat ini, relevansinya dengan doktrin Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan Kristen.
1. Eksposisi Roma 9:13 dalam Konteks Surat Roma
Surat Roma adalah salah satu kitab teologis paling sistematis dalam Alkitab. Roma 9 secara khusus membahas tentang kedaulatan Allah dalam keselamatan, dengan menunjukkan bahwa Allah memiliki hak penuh untuk memilih siapa yang akan diselamatkan.
A. “Seperti ada tertulis”
Kata pengantar ini menegaskan bahwa pernyataan Paulus bukanlah sesuatu yang baru, tetapi sudah dinyatakan dalam Perjanjian Lama. Paulus mengutip Maleakhi 1:2-3 untuk menunjukkan bahwa pilihan Allah atas Yakub dan penolakan terhadap Esau telah menjadi bagian dari rencana-Nya sejak lama.
John MacArthur dalam The MacArthur New Testament Commentary menegaskan bahwa Paulus menggunakan Perjanjian Lama untuk membuktikan bahwa konsep predestinasi bukanlah doktrin baru, tetapi sudah ada sejak zaman para nabi.
B. “Aku mengasihi Yakub”
Kasih yang disebutkan di sini adalah kasih pilihan (elective love). Dalam teologi Reformed, kasih Allah kepada Yakub bukanlah berdasarkan kebaikan atau perbuatannya, tetapi sepenuhnya karena anugerah Allah.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menulis:
“Ketika Alkitab berbicara tentang kasih Allah dalam konteks pemilihan, itu bukan berbicara tentang kasih umum yang diberikan kepada semua manusia, tetapi kasih khusus yang menyelamatkan dan menjamin kehidupan kekal bagi mereka yang dipilih-Nya.”
Kasih Allah kepada Yakub adalah kasih perjanjian (covenantal love), yang berarti Allah telah menetapkan Yakub sebagai bagian dari umat pilihan-Nya sejak kekekalan.
Efesus 1:4 menegaskan bahwa Allah telah memilih umat-Nya sebelum dunia dijadikan:
“Sebab, di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”
C. “Tetapi Aku membenci Esau”
Pernyataan ini adalah bagian yang paling kontroversial. Kata “membenci” (miseo dalam bahasa Yunani) tidak selalu berarti kebencian dalam arti emosional, tetapi bisa berarti “tidak memilih” atau “menolak”.
R.C. Sproul dalam Chosen by God menjelaskan bahwa pernyataan ini harus dipahami dalam konteks pilihan Allah yang berdaulat:
“Allah tidak berhutang kasih atau keselamatan kepada siapa pun. Fakta bahwa Ia memilih Yakub dan bukan Esau bukan berarti Ia berlaku tidak adil, tetapi menunjukkan kebebasan-Nya dalam menentukan rencana-Nya.”
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menegaskan bahwa semua manusia telah jatuh dalam dosa dan layak menerima hukuman. Jika Allah memilih untuk menyelamatkan beberapa orang dan membiarkan yang lain dalam dosa mereka, itu adalah hak-Nya yang berdaulat.
Roma 9:15-16 menguatkan konsep ini:
“Aku akan menunjukkan belas kasihan kepada siapa Aku ingin menunjukkan belas kasihan, dan Aku akan menunjukkan kemurahan kepada siapa Aku ingin menunjukkan kemurahan. Jadi, itu bukan bergantung pada keinginan atau usaha manusia, tetapi pada belas kasihan Allah.”
2. Roma 9:13 dan Doktrin Teologi Reformed
A. Predestinasi: Allah Memilih Tanpa Syarat
Teologi Reformed mengajarkan bahwa Allah memilih orang-orang tertentu untuk keselamatan berdasarkan kehendak-Nya sendiri, bukan berdasarkan perbuatan atau keputusan manusia.
Jonathan Edwards dalam Freedom of the Will menulis:
“Jika keselamatan bergantung pada kehendak manusia, maka tidak ada yang akan diselamatkan. Tetapi karena keselamatan adalah hasil dari kehendak Allah, maka ada jaminan bahwa umat pilihan akan diselamatkan.”
Roma 8:29-30 menjelaskan bahwa mereka yang dipilih Allah juga dipanggil, dibenarkan, dan dimuliakan.
B. Keadilan Allah dalam Menolak Esau
Salah satu kritik terhadap doktrin predestinasi adalah anggapan bahwa Allah tidak adil karena memilih Yakub dan menolak Esau.
Namun, Roma 9:20-21 memberikan jawaban atas keberatan ini:
“Siapakah kamu, hai manusia, sehingga kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya, ‘Mengapa engkau membentuk aku seperti ini?’ Tidakkah tukang periuk berhak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpalan yang sama, satu benda untuk tujuan yang mulia dan satu lagi untuk tujuan yang biasa?”
John Piper dalam The Justification of God menekankan bahwa manusia tidak memiliki hak untuk menuntut keadilan dari Allah karena semua manusia telah jatuh dalam dosa dan pantas menerima murka-Nya.
3. Implikasi Roma 9:13 dalam Kehidupan Kristen
A. Rasa Syukur atas Anugerah Allah
Jika kita adalah orang percaya, kita harus menyadari bahwa keselamatan kita bukanlah hasil dari usaha kita, tetapi sepenuhnya karena kasih karunia Allah.
Efesus 2:8-9 berkata:
“Sebab, karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri.”
Martyn Lloyd-Jones dalam Great Doctrines of the Bible menegaskan bahwa pemahaman akan anugerah Allah yang berdaulat seharusnya membuat kita rendah hati dan bersyukur.
B. Keyakinan dalam Pemeliharaan Allah
Jika Allah telah memilih kita, maka tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya.
Roma 8:38-39 berkata:
“Sebab aku yakin bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain mana pun, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Charles Spurgeon berkata:
“Kasih Allah kepada umat pilihan-Nya tidak akan pernah berkurang atau berubah, karena itu didasarkan pada kehendak-Nya sendiri, bukan pada usaha manusia.”
C. Hidup dalam Kekudusan sebagai Bukti Pemilihan
Mereka yang telah dipilih Allah harus menunjukkan hidup yang berbeda dari dunia.
Kolose 3:12 berkata:
“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang kudus dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran.”
John MacArthur dalam The Gospel According to Jesus menekankan bahwa seseorang yang benar-benar diselamatkan akan menunjukkan buah iman dalam kehidupannya.
Kesimpulan
Roma 9:13 adalah ayat yang sangat kaya dalam teologi Reformed karena mengajarkan bahwa:
- Allah memilih umat-Nya berdasarkan kehendak-Nya sendiri – Pemilihan bukan berdasarkan perbuatan manusia, tetapi atas kasih karunia Allah.
- Allah memiliki hak penuh untuk menentukan siapa yang akan diselamatkan – Kedaulatan Allah dalam keselamatan adalah bagian dari rencana kekal-Nya.
- Keselamatan adalah anugerah, bukan hak – Kita harus hidup dalam rasa syukur, kekudusan, dan keyakinan akan pemeliharaan Allah.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menerima kebenaran ini dengan iman, hidup dalam ketundukan kepada Allah, dan bersyukur atas kasih-Nya yang berdaulat.
Soli Deo Gloria!