Yesus Menggenapi Taurat dan Kitab Para Nabi
Pendahuluan:
Salah satu ajaran utama dalam Alkitab adalah bahwa Yesus Kristus datang untuk menggenapi Taurat dan Kitab Para Nabi. Pernyataan ini berasal dari perkataan-Nya sendiri dalam Matius 5:17:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."
Dalam teologi Reformed, konsep ini memiliki makna yang sangat mendalam dan berkaitan erat dengan keselamatan, perjanjian Allah, dan kedaulatan Kristus sebagai penggenapan nubuatan Perjanjian Lama. Para teolog seperti John Calvin, Herman Bavinck, R.C. Sproul, dan Louis Berkhof menekankan bahwa Yesus bukan hanya memenuhi hukum secara legalistik, tetapi menggenapinya secara sempurna dalam kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya.
Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana Yesus menggenapi Taurat dan Kitab Para Nabi dalam terang teologi Reformed, serta implikasinya bagi kehidupan orang percaya.
1. Apa Arti "Menggenapi Taurat dan Kitab Para Nabi"?
Dalam bahasa Yunani, kata "menggenapi" berasal dari kata "plēroō" yang berarti "memenuhi, menyelesaikan, atau membawa kepada kepenuhannya". Dengan kata lain, Yesus bukan datang untuk membatalkan Taurat, tetapi untuk membawa maksudnya kepada kesempurnaan dan penyempurnaan.
a. Taurat dalam Perjanjian Lama
Taurat dalam konteks Yahudi mengacu pada hukum yang diberikan Allah kepada Musa, yang mencakup:
- Hukum Moral (Misalnya: Sepuluh Perintah Allah dalam Keluaran 20)
- Hukum Seremonial (Peraturan tentang korban, imam, dan ibadah)
- Hukum Sipil (Aturan bagi bangsa Israel sebagai teokrasi)
Para nabi Perjanjian Lama menubuatkan bahwa Mesias akan datang untuk menggenapi hukum ini (Yeremia 31:31-34, Yesaya 53, Yehezkiel 36:26-27).
b. Kitab Para Nabi dan Janji Mesias
Kitab Para Nabi dalam Perjanjian Lama penuh dengan janji tentang kedatangan Mesias yang akan membawa penyelamatan bagi umat Allah (Yesaya 9:6, Mikha 5:2, Zakharia 9:9).
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa penggenapan Yesus atas Kitab Para Nabi berarti bahwa semua nubuat tentang Mesias telah digenapi di dalam-Nya, baik dalam penderitaan-Nya, kematian-Nya, maupun kebangkitan-Nya.
2. Bagaimana Yesus Menggenapi Taurat?
Dalam teologi Reformed, penggenapan Yesus atas Taurat dapat dijelaskan dalam tiga aspek utama: kehidupan-Nya, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya.
a. Yesus Menggenapi Hukum Moral dengan Ketaatan Sempurna
Yesus adalah satu-satunya manusia yang sempurna dan tanpa dosa (Ibrani 4:15). Ia taat sepenuhnya kepada hukum Allah, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa Yesus, sebagai Adam kedua, berhasil melakukan apa yang Adam pertama gagal lakukan—ketaatan yang sempurna kepada hukum Allah (Roma 5:19).
Hal ini penting karena ketaatan Yesus diperhitungkan kepada orang percaya (2 Korintus 5:21). Ketika seseorang beriman kepada Kristus, ia tidak hanya menerima pengampunan dosa, tetapi juga dibenarkan melalui kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepadanya.
b. Yesus Menggenapi Hukum Seremonial sebagai Imam dan Korban yang Sempurna
Hukum seremonial Perjanjian Lama, seperti korban binatang, aturan tentang imam, dan Hari Pendamaian (Yom Kippur), semuanya adalah bayangan yang menunjuk kepada Kristus.
Ibrani 10:1 – "Hukum Taurat hanyalah bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri."
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menjelaskan bahwa Yesus adalah Imam Besar yang sejati yang mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban sempurna (Ibrani 9:11-14). Oleh karena itu, semua sistem korban dalam Perjanjian Lama tidak lagi diperlukan setelah kedatangan-Nya.
Ketika Yesus mati di kayu salib, tabir Bait Suci terbelah dua (Matius 27:51), menandakan bahwa hukum seremonial telah digenapi dalam diri-Nya.
c. Yesus Menggenapi Hukum Sipil dengan Mendirikan Kerajaan yang Kekal
Hukum sipil dalam Perjanjian Lama berlaku bagi Israel sebagai suatu bangsa teokrasi. Namun, dalam Kristus, kerajaan Allah tidak lagi terbatas pada Israel secara geografis, tetapi meluas kepada semua bangsa (Matius 28:19-20).
Yesus datang sebagai Raja yang sejati, bukan untuk mendirikan kerajaan duniawi, tetapi kerajaan rohani yang kekal (Yohanes 18:36). Dalam hal ini, hukum sipil Israel tidak lagi mengikat, tetapi prinsip-prinsipnya tetap relevan bagi umat Tuhan.
3. Bagaimana Yesus Menggenapi Kitab Para Nabi?
Para nabi dalam Perjanjian Lama menubuatkan banyak aspek tentang kedatangan Mesias. Beberapa penggenapan utama adalah:
a. Nubuatan tentang Kelahiran Yesus
- Mikha 5:2 – Mesias akan lahir di Betlehem → Digenapi dalam Matius 2:1
- Yesaya 7:14 – Mesias lahir dari seorang perawan → Digenapi dalam Lukas 1:26-31
b. Nubuatan tentang Penderitaan dan Kematian Yesus
- Yesaya 53 – Mesias akan menderita bagi dosa umat-Nya → Digenapi dalam Matius 27
- Mazmur 22:1, 16-18 – Mesias akan disalibkan → Digenapi dalam Yohanes 19
c. Nubuatan tentang Kebangkitan Yesus
- Mazmur 16:10 – Mesias tidak akan dibiarkan dalam kematian → Digenapi dalam Kisah Para Rasul 2:31
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa Yesus tidak hanya memenuhi satu atau dua nubuat, tetapi seluruh rencana keselamatan yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama.
4. Implikasi bagi Orang Percaya
Jika Yesus telah menggenapi Taurat dan Kitab Para Nabi, apa dampaknya bagi kita?
a. Keselamatan Ada dalam Kristus Saja
Karena Yesus telah memenuhi hukum, kita tidak diselamatkan oleh perbuatan kita sendiri, tetapi hanya oleh iman kepada-Nya (Galatia 2:16).
b. Hidup dalam Kebenaran Kristus
Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ketaatan bukan untuk memperoleh keselamatan, tetapi sebagai bukti keselamatan (Yakobus 2:17).
c. Pengharapan dalam Kedatangan Kristus yang Kedua
Jika Yesus telah menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, kita dapat yakin bahwa nubuatan tentang kedatangan-Nya yang kedua pasti akan digenapi juga (Wahyu 22:12).
Kesimpulan
Yesus tidak datang untuk membatalkan Taurat dan Kitab Para Nabi, tetapi untuk menggenapinya dengan sempurna.
- Ia menaati hukum moral dengan sempurna, sehingga kebenaran-Nya diperhitungkan kepada kita.
- Ia menggenapi hukum seremonial dengan menjadi korban yang sempurna bagi dosa.
- Ia menggenapi hukum sipil dengan mendirikan kerajaan Allah yang kekal.
- Ia memenuhi semua nubuat Perjanjian Lama, membuktikan bahwa Ia adalah Mesias yang dijanjikan.