PERUMPAMAAN TENTANG PENABUR (LUKAS 8:4-8)
Pdt. Esra Alfred Soru, MPdK.
PERUMPAMAAN TENTANG PENABUR (LUKAS 8:4-8). Lukas 8:4-8 - “(4) Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: (5) ‘Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. (6) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan mengimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.’ Setelah berkata demikian Yesus berseru: ‘Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!’
keuangan, bisnis, otomotif |
Sebenarnya bagian ini masih panjang (hingga Lukas 8: 21) tetapi kita cukup membaca hingga ayat 8 saja, dan dalam penjelasannya baru akan saya kutip ayat-ayat selanjutnya. Perumpamaan ini diceritakan juga dalam Injil Matius dan Markus.
Kita akan mempelajari perumpamaan Yesus ini dalam 2 bagian besar :
I. YESUS MENGAJAR DALAM PERUMPAMAAN.
Lukas 8: 4 mengatakan :
Lukas 8:4 - Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan
Bandingkan :
Matius 13:2-3 – (2) Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. (3) Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya:…”
Lihat juga : Markus 4:2.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa di dalam pengajaran-Nya, Yesus sering kali menggunakan perumpamaan. Mengapa Yesus menggunakan perumpamaan di dalam pengajaran-Nya? Biasanya perumpamaan digunakan untuk memudahkan pendengar memahami suatu ajaran dan untuk memudahkan mereka mengingat ajaran tersebut. Ini seperti ilustrasi-ilustrasi khotbah digunakan untuk memperjelas makna suatu ajaran. Tetapi kalau memang perumpamaan digunakan untuk membuat pendengar memahami suatu ajaran, mengapa setelah Yesus memberikan perumpamaan tersebut murid-murid justru bertanya tentang arti dari perumpamaan itu?
Lukas 8:9 - Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
Matius 13:10 - Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"
Sebagai catatan saja, pertanyaan yang berbeda di dalam catatan Lukas dan matius bukanlah kontradiksi, tetapi saling melengkapi. Jadi sebetulnya mereka menanyakan kedua pertanyaan ini di mana Matius menceritakan yang satu, Lukas menceritakan yang lain.
Dari Injil Markus kita mengetahui bahwa murid-murid bertanya bukan pada saat perumpamaan itu selesai diceritakan dan dengan demikian masih ada banyak orang. Tidak!
Mereka justru datang bertanya setelah Yesus selesai mengajar dan sendirian. Markus 4:10 - Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.
Bandingkan :
Matius 13:36 - “Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya
datang dan berkata kepada-Nya: ‘Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.’
Ini berarti bahwa memang mereka tidak memahami makna perumpamaan itu pada saat Yesus menyampaikannya. Dan karena itu sekarang mereka datang dan menanyakannya. Fakta bahwa mereka tidak mengerti perumpamaan Yesus kelihatannya tidak sejalan dengan tujuan penggunaan perumpamaan sebagaimana yang saya sebutkan di atas yakni untuk memperjelas sebuah ajaran. Ya! Memang tidak sejalan! Mengapa? Karena tidak semua perumpamaan Yesus bertujuan untuk itu. Adakalanya Yesus menggunakan perumpamaan justru untuk menyembunyikan arti Firman dari sejumlah orang. Perhatikan jawaban Yesus :
Lukas 8:10 - Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
Markus 4:11-12 – (11) Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, (12) supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
Perhatikan kata “supaya” (Yun : HINA) yang digunakan di sana. Itu menunjukkan tujuan penggunaan perumpamaan.
Tetapi mengapa Yesus menyembunyikan arti Firman itu dari sejumlah orang? Jawabannya ada dalam Matius 13:13 :
Mat 13:13 - “Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti”.
Di sini Matius menggunakan kata Yunani HOTI (‘because’ / ‘karena’). Ini menunjukkan alasan penggunaan perumpamaan.
Jadi mengapa Yesus menggunakan perumpamaan? Supaya orang-orang itu mendengar tetapi tidak mengerti? Tetapi mengapa Yesus membuat mereka tidak mengerti ketika mendengar? Karena mereka mendengar tetapi tidak mengerti juga.
Ilustrasi : Seorang ibu memberikan makanan kepada anaknya untuk dimakan. Tetapi anaknya tidak memakannya. Karena itu sang ibu mengambil kembali makanan itu Akibatnya anak itu tidak bisa makan. Jadi mengapa si anak tidak bisa makan? Karena sang ibu mengambil makanannya. Mengapa sang itu mengambil makanannya? Karena si anak tidak makan.
A. T. Robertson - Yesus berbicara dalam perumpamaan-perumpamaan karena orang banyak memandang tanpa melihat dan mendengar tanpa menanggap. Tetapi Ia juga berbicara dalam perumpamaan supaya mereka memandang tanpa melihat dan mendengar tanpa menanggap. (‘Word Pictures in the New Testament’, Vol. 2, hal. 113).
Kelihatannya kesalahan mereka adalah karena mereka sekalipun mendengar Firman tetapi tidak mempunyai kerinduan untuk mengerti Firman Tuhan. Jadi, yang salah pertama-tama adalah mereka. Karena itu, sebagai hukuman, Yesus mengajar dalam perumpamaan, supaya mereka makin tidak mengerti ajaran-Nya.
William Hendriksen - Adalah karena pilihan mereka sendiri orang-orang Farisi yang tidak bertobat dan para pengikut mereka telah menolak untuk melihat dan mendengar, sehingga, sebagai hukuman untuk penolakan ini, sekarang mereka diajar dalam perumpamaan- perumpamaan, supaya mereka memandang tetapi tidak melihat; dan mendengar tetapi tidak mengerti.
Pernahkah setelah mendengar suatu khotbah saudara tidak mengerti apa-apa? Itu memang bisa terjadi karena kesalahan pengkhotbah, yang berkhotbah secara ruwet / tidak jelas. Tetapi ini juga bisa terjadi karena kesalahan saudara, yang karena memang tidak ada ada kerinduan terhadap Firman Tuhan, maka ketika saudara Firman Tuhan, Tuhan tidak memberikan pengertian kepada saudara. Perhatikan ini sungguh-sungguh! Kalau saudara memang mempunyai kerinduan untuk mengerti Firman Tuhan secara sungguh-sungguh, Tuhan pasti akan membukakan banyak rahasia kebenaran kepada saudara. Ini terbukti ketika perumpamaan digunakan oleh Yesus dan semua orang tidak mengerti, maka murid-murid yang mempunyai kerinduan untuk mengerti Firman Tuhan datang kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu, Yesus membukakan arti Firman itu kepada mereka.
Lukas 8:9,11 – (9) Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. (11) Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah…
Jadi mengapa Yesus memberitahukan arti perumpamaan itu pada mereka? Karena mereka mempunyai kerinduan untuk mencari / mengerti kebenaran.
Bahkan Yesus berkata :
Lukas 8:10 - Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah,…”
Kata “rahasia” di sini menggunakan kata Yunani “MUSTERION” yang menunjuk pada kebenaran-kebenaran yang tidak pernah bisa ditemukan oleh manusia untuk dirinya sendiri, kecuali Tuhan yang membukakannya. Karena itu kalau sampai saudara bisa mengerti Firman Tuhan, semuanya karena karunia dari Tuhan saja.
Mazmur 40:7 - Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.
BIS - Persembahan dan kurban sajian tidak Kausukai, kurban bakaran dan kurban penghapus dosa tidak Kautuntut. Tetapi Engkau telah memberi aku telinga yang dapat mendengar suara-Mu.
Tetapi kalau saudara hanya datang ke gereja secara tradisi tanpa mempunyai kerinduan Firman, Tuhan bisa menutup kebenaran itu dari saudara sehingga sekalipun mendengar Firman, saudara tidak akan pernah mengerti-mengerti juga.
Lukas 8:10 – “….sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
Markus 4:12 – “…Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
Calvin berkata bahwa ada 2 cara Tuhan menyembunyikan arti Firman kepada orang-orang seperti itu.
Calvin - Firman Allah tidaklah merupakan sesuatu yang kabur / tidak jelas, kecuali dunia menggelapkannya dengan kebutaan mereka sendiri. Dan Tuhan menyembunyikan rahasia-rahasia-Nya sehingga pengertian tentang hal itu tidak mencapai orang-orang yang ditetapkan untuk binasa. Ada 2 cara Ia tidak memberi mereka terang dari ajaran-Nya. Kadang-kadang Ia menyatakan, dengan cara yang gelap, sesuatu yang bisa dinyatakan secara lebih jelas; dan kadang-kadang Ia menjelaskan pikiran-Nya secara penuh…tetapi Ia memukul pengertian mereka dengan ketumpulan dan pikiran mereka dengan kebodohan, sehingga mereka buta di tengah-tengah matahari yang terang.
Jadi menurut Calvin, Tuhan bisa menutup kebenaran dari seseorang melalui cara :
Mengajarkan ajaran yang tidak jelas (menggunakan perumpamaan) seperti yang dilakukan di sini.
Mengajar dengan jelas, tetapi menutup mata / telinga / hati orang yang menerima ajaran itu
Contoh adalah Yudas yang pasti mendengar kata-kata Yesus dalam perumpamaan ini tapi ia toh tak bertobat karena Tuhan menutup pikirannya. Karena itu di sini yang menentukan adalah ada tidaknya kerinduan di dalam hati saudara untuk mengerti kebenaran? Kalau ada, Tuhan akan bukakan kebenaran itu bagi saudara. Kalau tidak ada, Tuhan akan tutup kebenaran itu dari saudara.
Lukas 8:18 - Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.
BIS - Sebab itu perhatikanlah baik-baik apa yang kalian dengar. Sebab orang yang sudah mempunyai, akan diberi lebih banyak lagi; tetapi orang yang tidak mempunyai, sedikit yang masih ada padanya akan diambil juga."
Mungkin saudara berpikir tidak masalah kalau kebenaran itu ditutup dari saudara. Tetapi jangan salah! Ingat bahwa ditutupnya kebenaran dari saudara mempunyai resiko yang sangat besar. Ini tidak terlihat dalam Injil Lukas, tetapi terlihat dalam Injil Matius dan Markus, karena dalam Matius dan Markus ada tambahan kata-kata yang tidak ada dalam Lukas.
Matius 13:15 - Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka”.
Markus 4:12 - supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.’”.
Kesembuhan yang dibicarakan oleh Matius jelas tidak mungkin diartikan sebagai kesembuhan jasmani, tetapi harus diartikan sebagai kesembuhan rohani. Dan kalau diartikan demikian, menjadi sama dengan Markus yang menggunakan kata ‘mendapatkan ampun’.
Jadi, ketidak-mengertian terhadap Firman Tuhan berhubungan dengan keselamatan kekal saudara! Artinya kalau Tuhan sampai menutup kebenaran dari saudara, maka saudara akan masuk neraka! Karena itu kerinduan terhadap Firman Tuhan merupakan sesuatu yang sangat penting. Renungkanlah, apakah saudara termasuk orang yang merindukan Firman atau tidak?
Kalau tidak, segeralah bertobat! Kalau ya, janganlah berpuas diri. Saudara harus menjaga dan meningkatkan kerinduan itu dengan cara betul-betul belajar Firman Tuhan, mempercayainya dan mentaatinya. Perlu diketahui bahwa berbeda dengan rasa lapar secara jasmani, yang kalau tidak dituruti akan makin lama makin hebat, maka rasa lapar rohani justru akan pudar kalau tidak dituruti! Juga dosa / ketidaktaatan, apalagi yang disadari / disengaja, dan yang dipertahankan dengan sikap tegar tengkuk, dalam waktu singkat akan menghancurkan kerinduan terhadap Firman Tuhan! Karena itu, rajin dan tekunlah dalam belajar Firman Tuhan, dan taatlah kepada Firman Tuhan! Teladanilah murid-murid Yesus dalam hal ini di mana ketika mereka tidak mengerti arti perumpamaan Yesus itu, mereka mencari-Nya dan menanyakannya.
Lukas 8:9 - Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. Jadi ada kerinduan besar untuk mengerti Firman Tuhan. Ketika mereka mendengar ajaran Yesus dan tidak memahami-Nya, mereka tidak tinggal diam. Mereka berusaha untuk mengerti. Jelas bahwa mereka bukan asal mendengar saja tetapi mempunyai kerinduan untuk mengerti. Namanya kerinduan harus ada usaha untuk bertemu / menemukan. Kalau tidak ada usaha namanya bukan kerinduan. Itu sama seperti rindu kepada pacar, sesibuk apa pun pasti bisa mengambil kesempatan dalam tiap kesempitan. Maukah saudara meneladani kerinduan para murid di sini akan kebenaran Firman Tuhan?
II. ARTI PERUMPAMAAN TENTANG PENABUR.
Dalam perumpamaan-Nya tentang penabur, Yesus menceritakan demikian :
Lukas 8:5-8 - (5) ‘Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. (6) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.’
Jadi Yesus menyebutkan ada 4 jenis tanah di mana benih itu jatuh :
a Di pinggir jalan.
b Di tanah yang berbatu.
c Di semak duri.
d Di tanah yang baik.
Setelah murid-murid datang bertanya arti dari perumpamaan ini, Yesus lalu menjelaskan kepada mereka artinya. Mula-mula Yesus berkata bahwa benih itu berarti Firman Tuhan.
Lukas 8:11 - Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
Markus 4:14 - Penabur itu menaburkan firman
Jadi di sini kita tidak boleh mengartikan benih sebagai hal lain. Benih itu adalah Firman Allah. Dan 4 tempat di mana benih itu jatuh menggambarkan kondisi hati / pikiran manusia yang menerima Firman Allah. Kita akan pelajari 4 tempat ini satu per satu :
a. Benih yang jatuh di pinggir jalan.
Lukas 8:5,12 – (Lukas 8:5) ... sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. ... (12) Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
Tanah pinggir jalan adalah tanah yang keras sehingga tak memungkinkan benih itu bertumbuh. Dikatakan dalam ayat-ayat di atas bahwa ketika benih firman itu ditaburkan, benih itu diambil oleh setan. Ini menunjukkan bahwa setan pasti ada di gereja / di mana pun Injil / Firman Allah disampaikan! Banyak orang yang menganggap bahwa setan senang untuk berada di kuburan-kuburan.
Pdt. Drs. Yesaya Pariadji - “Kalau Anda ingin tahu, gudangnya setan-setan adalah di kuburan-kuburan. ... Rumah-rumah sakit, terutama di ruang ICU, juga gentayangan setan-setan. Setan-setan akan berusaha dan mencari kesempatan untuk menerkam orang-orang yang menjelang ajal, masuk alam roh”. (‘Majalah Tiberias’, Edisi V / Tahun II, hal. 40).
Adalah sesuatu yang menggelikan bahwa ada banyak orang percaya, apalagi kalau ia seorang pendeta, bahwa setan paling senang ada di kuburan-kuburan. Apa yang dia lakukan di sana? Siapa yang dia goda? Mungkin memang ada setan di sana, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran yang jelek tentang kuburan, dan supaya banyak orang percaya bahwa setan senang di sana, supaya dengan demikian orang-orang itu tidak menyadari bahwa tempat yang paling dia senangi adalah gereja / tempat di mana Firman Tuhan / Injil disampaikan. Mengapa tempat ini ia senangi? Sebetulnya ia ada di sana jelas bukan karena ia menyenangi tempat itu, tetapi karena ia tahu bahwa di tempat itu Injil / Firman Tuhan diberitakan, sehingga kalau ia tidak bekerja di sana, akan ada banyak orang yang bertobat dan mengikut Tuhan. Tetapi ingat bahwa adanya pekerjaan setan ini tidak berarti bahwa orang yang termasuk ‘tanah pinggir jalan’ ini tidak bersalah. Mereka tetap bersalah! Adanya kata-kata dalam ayat 18 menunjukkan bahwa sikap seseorang di dalam mendengar Firman Tuhan juga menentukan.
Lukas 8:18 - Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Juga perlu diperhatikan bahwa Matius mengatakan bahwa orang-orang ini mendengar Firman tetapi ‘tidak mengertinya’ (Mat 13:19).
Matius 13:19 - Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Surga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Mungkin mereka menuruti godaan setan untuk melamun, mengobrol sementara Firman Tuhan diberitakan, dan sebagainya dan itulah sebabnya mereka tidak mengerti. Karena itu benih Firman Tuhan yang ditaburkan diambil oleh setan. Karena itu jangan melamun atau ngobrol sendiri waktu Firman Tuhan diberitakan. Kalau sampai saudara tidak mengerti, setan akan mencuri benih Firman Tuhan itu dan saudara akan masuk kategori
“tanah pinggir jalan”. Atau seperti yang dikatakan Hendriksen :
William Hendriksen - Orang-orang ini tidak melakukan apa-apa dengan berita / pesan itu. Mereka tidak menggunakannya untuk keuntungan mereka. ‘Segera’ setelah mereka mendengarnya, akibat yang menyenangkan apa pun yang bisa terjadi pada diri mereka dihapuskan. Apa yang menyebabkan reaksi negatif ini? Mungkin sikap yang tidak baik terhadap pemberitanya. Atau mungkin permusuhan / ketidak senangan berkenaan dengan berita yang khusus itu. Atau mereka tidak ingin merasa susah (Kisah Para Rasul 24:25). Sikap hati yang acuh tak acuh bisa telah masuk perlahan-lahan ke dalam diri mereka, mungkin sedikit demi sedikit sampai menyeluruh, hati mereka telah menjadi sekeras tanah tepi jalan di mana benih dari perumpamaan itu disebarkan.
Contoh dari ‘tanah tepi jalan’ adalah kedua calon menantu Lot.
Kejadian 19:14 - Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: "Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab TUHAN akan memusnahkan kota ini." Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok (TL. bergurau) saja.
Karena itu berhati-hatilah dalam mendengar Firman Tuhan. Sebagaimana dikatakan Hendrisen di atas, jangan sampai ketidaksukaan saudara terhadap pengkhotbah, atau berita yang disampaikan, atau sikap acuh tak acuh, mengantuk, malas berpikir, dan sejenisnya membuat saudara tidak peduli terhadap Firman Tuhan. Kalau sikap seperti itu ada di dalam saudara, maka pada saat saudara mendengar Firman Tuhan, setan akan
mencuri benih Firman Tuhan itu dan saudara tidak akan mendapatkan apa-apa. Saudara tergolong jenis “tanah pinggir jalan”.
b.Benih yang jatuh di tanah yang berbatu.
Lukas 8:6,13 - (6) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. ... (13) Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad”.
BACA JUGA: MATIUS 22:1-14 (PERUMPAMAAN PERJAMUAN KAWIN)
Yang dimaksud dengan ‘tanah berbatu’ bukanlah tanah yang bercampur dengan batu-batu kecil. Di tanah yang seperti ini tanaman bisa tumbuh. Yang dimaksud dengan ‘tanah berbatu’ adalah batu besar yang dilapisi tanah tipis. Benih bisa timbuh, tetapi akarnya tidak bisa menembus batu, sehingga tidak tahan lama. Pada waktu sinar matahari yang panas menimpa tanaman itu, ia menjadi layu / kering dan mati.
Dikatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang mendengar firman dan menerimanya dengan gembira, tetapi mereka ini tidak berakar. Bahwa Firman itu tidak berakar di dalam mereka tetapi mereka bisa bergembira kelihatannya menunjukkan bahwa penerimaan mereka kepada Firman hanyalah emosional saja.
Norval Geldenhuys - Benih yang jatuh di tanah berbatu adalah mereka yang pada waktu mendengar pemberitaan, menerimanya dengan kegembiraan yang emosional dan semangat / kegairahan yang palsu / lahiriah. (NICNT, hal. 244).
William Hendriksen - Ini adalah orang-orang yang emosional. Adalah sesuatu yang baik untuk menjadi emosional. ...problem dengan orang-orang yang disimbolkan oleh benih yang jatuh di tanah berbatu adalah bahwa emosi mereka palsu / lahiriah, dan tidak didasarkan pada keyakinan yang berakar. Orang-orang ini ‘tidak berakar’.
Pulpit Commentary menganggap golongan ini sebagai orang-orang yang cepat-cepat membuat suatu pengakuan iman, tetapi mereka tidak menghitung ongkosnya, sehingga pada saat penderitaan / penganiayaan tiba, mereka murtad.
Dikatakan bahwa mereka ‘percaya sebentar saja’ dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Apakah ini menunjukkan bahwa iman bisa hilang? Apakah ini menunjukkan bahwa orang Kristen yang sejati bisa murtad dan akhirnya binasa? Tentu saja tidak, karena ‘iman’ mereka bukanlah iman yang sejati, dan orang-orang ini tidak pernah menjadi orang Kristen yang sejati.
Calvin - Menurut Lukas, Kristus berkata bahwa mereka ‘percaya sebentar saja’; karena ‘hormat yang mereka berikan kepada Injil’ menyerupai ‘iman’.
Jadi kata-kata ‘percaya sebentar saja’ jelas bukan merupakan fakta tetapi suatu penggambaran secara lahiriah / dari luar. Semua orang yang berhenti ikut Kristus karena adanya penderitaan dan penganiayaan adalah orang-orang dengan jenis “tanah berbatu”.
c. Benih yang jatuh di semak duri.
Lukas 8:7,14 - (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. ... (14) Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang”.
Bandingkan :
Markus 4:18-19 – (18) “…yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, (19) lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah
Ini adalah orang-orang yang mendengar Firman Tuhan, dan mereka bukannya tidak mempedulikannya. Mereka peduli pada Firman Tuhan, tetapi mereka juga sangat peduli dengan hal-hal duniawi, bahkan mereka mengutamakan hal-hal duniawi lebih dari Tuhan dan firman-Nya.
Norval Geldenhuys - Kekurangan atau kelimpahan materi dan kesenangan-kesenangan duniawi begitu menyerap kehidupan dari orang-orang ini, sehingga dalam waktu singkat buah yang dikeluarkan dalam kehidupan mereka oleh pemberitaan Firman dihancurkan sama sekali. (NICNT, hal. 244).
Leon Morris - Orang-orang ini mengisi kehidupan mereka dengan begitu banyak hal sehingga tidak ada tempat untuk buah rohani.
Ciri dari orang seperti ini adalah pada waktu diminta untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan, seperti belajar Firman Tuhan / ikut Pemahaman Alkitab, bersaat teduh / berdoa, melayani dsb, selalu mengatakan: ‘Tidak ada waktu!’. Kalau saudara adalah orang seperti ini perhatikan peringatan / ancaman Firman Tuhan dalam Amsal 1:24-28.
Amsal 1:24-28 - (24) Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku”.
William Hendriksen mengatakan bahwa untuk tanah golongan ke 3 ini ada 3 model orang yakni :
Orang yang terlalu kuatir dengan kehidupan ini sehingga mereka lalu berusaha menutupi kekutiran itu dengan berbagai usaha dan kesibukan mencari uang dan akhirnya mengabaikan Tuhan / firman-Nya.
Orang yang terlalu ingin kaya sehingga mereka terus berusaha mengumpulkan uang, mencari / mengejar kekayaan (walaupun sudah banyak uang) sehingga akhirnya mengabaikan Tuhan / firman-Nya.
Orang yang terjerat dengan kesenangan-kesenangan hidup yang akhirnya mengabaikan Tuhan / firman-Nya. Ini dibagi 2 :
Orang yang melakukan hal-hal yang salah dalam dirinya sendiri, seperti mabuk, kecanduan narkoba, merokok, berjudi, dsb.
Orang yang melakukan hal-hal yang sebetulnya tidak salah tetapi diingini secara-berlebihan seperti permainan, olah raga, hiburan-hiburan, dsb.
Karena itu hati-hati dengan olah raga, hiburan, nonton film/sinetron, dsb. Sebetulnya itu bukan dosa, tetapi kalau saudara menurutinya secara berlebihan, sampai menyingkirkan Tuhan (Pemahaman Alkitab, Kebaktian, pelayanan, dsb), maka itu menjadi dosa, dan bisa menjadikan saudara sebagai tanah bersemak duri!
Kalau saudara termasuk di dalam salah 1 atau salah 2 atau bahkan ketiga-tiganya, maka saudara dapat menjadi orang dengan jenis “semak duri”. Jadi, dengan membandingkan tanah golongan 2 dan tanah golongan 3, kita bias menyimpulkan bahwa setan menyerang manusia dengan cara-cara yang bermacam- macam.
Kadang-kadang ia menyerang kita dengan hal-hal yang tidak enak, seperti problem, kegagalan, penyakit, kemiskinan, penderitaan, penganiayaan (tanah golongan 2), tetapi kadang-kadang ia menyerang justru dengan memberikan hal-hal yang enak, seperti bisnis / pekerjaan yang menghasilkan banyak uang (tetapi menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran), atau hiburan-hiburan, kesenangan-kesenangan, dsb. Kita harus waspada terhadap kedua cara yang bertentangan ini! Kita seharusnya mengutamakan Tuhan dan firman-Nya!
Pulpit Commentary - Kita tidak bisa mendengar sehingga mendapatkan keuntungan / manfaat, jika kita meletakkan apa pun di depan Firman. Kecuali Firman diletakkan di depan urusan-urusan duniawi, di sana tidak akan ada banyak buah.
Contoh tanah bersemak duri :
Yudas Iskariot, yang rela menjual Gurunya dengan harga hanya 30 keping perak.
Ananias dan Safira, yang rela berdusta demi kepopuleran / penghormatan manusia(Kisah Para Rasul 5:1-11).
Pemuda kaya, yang lebih mementingkan kekayaannya dari Yesus (Matius 19:16-26).
Istri Lot (Kejadian 19:26).
Demas.
Demas mula-mula kelihatan sebagai orang yang sungguh-sungguh beriman :
Kolose 4:14 - “Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas”.
Filemon 23-24 - “Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena Kristus Yesus, dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku”. Tetapi cinta kepada dunia membuat ia menjadi murtad.
2 Timotius 4:10 - “karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia”.
Kiranya kita berhati-hati untuk tidak menjadi jenis “semak duri” ini.
d. Benih yang jatuh di tanah yang baik.
Lukas 8:8a,15 - (8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.’ ... (15) Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.
Ini adalah orang-orang yang mendengar Firman Allah secara sungguh-sungguh. Lukas mengatakan bahwa mereka mendengar Firman Allah dan menyimpannya dalam hati mereka.
Lukas 8:15 - Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.
Markus mengatakan bahwa mereka mendengar dan menyambut Firman itu.
Markus 4:20 - Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
Matius mengatakan bahwa mereka mendengar Firman dan mengerti / memahaminya. Matius 13:23 - Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Kalau saudara adalah orang yang mendengar Firman Allah, memahami/mengerti Firman itu, menyambutnya dengan sukacita dan menyimpan dalam hati saudara, maka saudara tergolong jenis “tanah yang baik”.
Dikatakan bahwa jenis seperti ini akan menghasilkan buah. Buah di sini boleh jadi adalah perilaku hidup mereka yang sesuai dengan buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23).
David Gooding - Firman Allah adalah sesuatu yang hidup seperti benih. Di mana ia\ diberi kesempatan, ia akan menunjukkan kuasanya yang hidup dengan menghasilkan buah. Jika tidak ada buah yang permanen yang dihasilkan, maka seseorang boleh mempertanyakan apakah Firman Allah betul-betul diterima.
Demikianlah 4 jenis tanah yang ditaburi benih yang adalah gambaran dari hati manusia ketika ditaburi benih Firman Tuhan. William Hendriksen mengatakan bahwa :
Tanah golongan 1 adalah ‘the unresponsive heart’ (hati yang tidak menanggapi).
Tanah golongan 2 adalah ‘the impulsive heart’ (hati yang menuruti dorongan hati/emosi).
Tanah golongan 3 adalah ‘the preoccupied heart’ (hati yang sudah ditempati / di saksikan oleh hal-hal lain / duniawi).
Tanah golongan 4 adalah ‘the good, responsive, or well-prepared heart’ (hati yang baik, tanggap, atau disiapkan dengan baik).
Nah, kira-kira saudara termasuk yang mana?
- AMIN -