PERUMPAMAAN 4 GOLONGAN TANAH:LUKAS 8:4-21

Pdt. Budi Asali, M. Div.
PERUMPAMAAN 4 GOLONGAN TANAH:LUKAS 8:4-21
PERUMPAMAAN 4 GOLONGAN TANAH:LUKAS 8:4-21. Lukas 8:4-21 - “(4) Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: (5) ‘Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. (6) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.’ Setelah berkata demikian Yesus berseru: ‘Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!’ (9) Murid-muridNya bertanya kepadaNya, apa maksud perumpamaan itu. (10) Lalu Ia menjawab: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. (11) Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. (12) Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. (13) Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. (14) Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. (15) Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.’ (16) ‘Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. (17) Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. (18) Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.’ (19) Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepadaNya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. (20) Orang memberitahukan kepadaNya: ‘IbuMu dan saudara-saudaraMu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.’ (21) Tetapi Ia menjawab mereka: ‘IbuKu dan saudara-saudaraKu ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.’”.

Perumpamaan tentang seorang penabur dan artinya.

1) Tanah tepi jalan, yang merupakan tanah yang keras sehingga tak memungkinkan benih itu bertumbuh.

Lukas 8: 5b,12 - “(5) ... sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. ... (12) Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.”.

a) Lukas 8: 12: ‘Iblis’ [HO DIABOLOS (= the devil)].

Matius 13:19 - ‘si jahat’.

Markus 4:15 - ‘Iblis’ [HO SATANAS (= the Satan)].

Adam Clarke: “It is worthy of remark, that the three evangelists should use each a different appellative of this mortal enemy of mankind; probably to show that the devil, with all his powers and properties, opposes every thing that tends to the salvation of the soul” [= Merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan bahwa ketiga penginjil (Matius, Markus, Lukas)masing-masing menggunakan sebutan yang berbeda tentang musuh manusia ini; mungkin untuk menunjukkan bahwa setan, dengan semua kuasa dan miliknya, menentang segala sesuatu yang mempunyai kecenderungan pada keselamatan jiwa] - hal 145.

b) Lukas 8: 12 ini menunjukkan bahwa setan pasti ada di gereja / di manapun Injil / Firman Allah disampaikan!

Banyak orang yang menganggap bahwa setan senang untuk berada di kuburan-kuburan.

Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: “Kalau anda ingin tahu, gudangnya setan-setan adalah di kuburan-kuburan. ... Rumah-rumah sakit, terutama di ruang I.C.U. juga gentayangan setan-setan. Setan-setan akan berusaha dan mencari kesempatan untuk menerkam orang-orang yang menjelang ajal, masuk alam roh” - ‘Majalah Tiberias’, Edisi V / Tahun II, hal 40.

Adalah sesuatu yang menggelikan bahwa ada banyak orang percaya, apalagi kalau ia seorang pendeta, bahwa setan paling senang ada di kuburan-kuburan. Apa yang dia lakukan di sana? Siapa yang dia goda? Mungkin memang ada setan di sana, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran yang jelek tentang kuburan, dan supaya banyak orang percaya bahwa setan senang di sana, supaya dengan demikian orang-orang itu tidak menyadari bahwa tempat yang paling dia senangi adalah gereja / tempat dimana Firman Tuhan / Injil disampaikan. Mengapa tempat ini ia senangi? Sebetulnya ia ada di sana jelas bukan karena ia menyenangi tempat itu, tetapi karena ia tahu bahwa di tempat itu Injil / Firman Tuhan diberitakan, sehingga kalau ia tidak bekerja di sana, akan ada banyak orang yang bertobat dan mengikut Tuhan.

c) Adanya pekerjaan setan ini tidak berarti bahwa orang yang termasuk ‘tanah tepi jalan’ ini tidak bersalah.

William Hendriksen: “By no means does Jesus excuse these people, as if only the devil and not they themselves were responsible for what happened to the divine message that had been spoken to them. Verse 12 does not cancel verse 8b or verse 18a! But here in verse 12 these frivolous hearers are being told that in treating the word of God so lightly they are co-operating with the prince of evil, whose purpose is to prevent them from believing and being saved!” [= Yesus sama sekali tidak memaafkan / memberi dalih untuk orang-orang ini, seakan-akan hanya setan dan bukan mereka sendiri yang bertanggung jawab untuk apa yang terjadi pada berita / pesan ilahi yang telah diucapkan kepada mereka. Lukas 8: 12 tidak membatalkan ayat 8b (‘Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!’) atau ayat 18a (‘Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar’)! Tetapi di sini dalam Lukas 8: 12 para pendengar yang sembrono ini diberitahu bahwa dengan memperlakukan firman Allah dengan begitu meremehkan, mereka bekerja sama dengan pangeran dari kejahatan, yang tujuannya adalah menghalangi mereka percaya dan diselamatkan!] - hal 426.

Setan memang kurang ajar, tetapi pada saat saudara berbuat dosa, saudara tidak bisa mengkambing-hitamkan setan, dan menggunakan dia sebagai dalih untuk menutupi kesalahan saudara!

d) Beberapa alasan yang menyebabkan seseorang menjadi ‘tanah tepi jalan’.

William Hendriksen: “These people do nothing with the message. They do not use it to good advantage. ‘Immediately’ after they have heard it, any favorable effect it might have had on them is annihilated. What accounts for their negative reaction? Perhaps it is ill will toward the messenger. Or perhaps hostility with respect to this particular message. Or they do not wish to be inconvenienced (Acts 24:25). The spirit of indifference may have crept into them, perhaps little by little until it was total, their hearts having become as hard as the path on which the seed of the parable was scattered” [= Orang-orang ini tidak melakukan apa-apa dengan berita / pesan itu. Mereka tidak menggunakannya untuk keuntungan mereka. ‘Segera’ setelah mereka mendengarnya, akibat yang menyenangkan apapun yang bisa terjadi pada diri mereka dihapuskan. Apa yang menyebabkan reaksi negatif ini? Mungkin sikap yang tidak baik terhadap pemberitanya. Atau mungkin permusuhan / ketidak senangan berkenaan dengan berita yang khusus itu. Atau mereka tidak ingin merasa susah (Kis 24:25). Sikap hati yang acuh tak acuh bisa telah masuk perlahan-lahan ke dalam diri mereka, mungkin sedikit demi sedikit sampai menyeluruh, hati mereka telah menjadi sekeras tanah tepi jalan dimana benih dari perumpamaan itu disebarkan] - hal 426-427.

Kis 24:25 - “Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: ‘Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.’”.

Juga perlu diperhatikan bahwa Matius mengatakan bahwa orang-orang ini mendengar Firman tetapi ‘tidak mengertinya’ (Matius 13:19). Mungkin mereka menuruti godaan setan untuk melamun, omong-omong, dan sebagainya.

e) Contoh dari ‘tanah tepi jalan’:

1. Kedua calon menantu Lot (Kejadian 19:14).

2. Orang-orang Kharismatik yang mendengar khotbah saya tentang bahasa Roh / baptisan. Sedikitnya 2 gereja dan satu sekolah theologia memutuskan hubungan dengan saya karena saya mengajarkan apa yang betul-betul berdasarkan Kitab Suci dan yang tidak bisa mereka bantah. Bagi mereka berlaku peribahasa: ‘buruk muka cermin dibelah’!

2) Tanah berbatu, yang merupakan batu besar yang dilapisi tanah tipis, sehingga memungkinkan benih bertumbuh, tetapi lalu mati karena tidak berakar.

Lukas 8: 6,13: “(6) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. ... (13) Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.”.

a) Yang dimaksud dengan ‘tanah berbatu’ bukanlah tanah yang bercampur dengan batu-batu kecil. Di tanah yang seperti ini tanaman bisa tumbuh. Yang dimaksud dengan ‘tanah berbatu’ adalah batu besar yang dilapisi tanah tipis. Benih bisa tumbuh, tetapi akarnya tidak bisa menembus batu, sehingga tidak tahan lama. Pada waktu sinar matahari yang panas menimpa tanaman itu, ia menjadi layu / kering dan mati.

b) Orang-orang ini mendengar firman dan menerimanya dengan gembira, tetapi mereka ini tidak berakar.

Norval Geldenhuys (NICNT): “the seed falling upon the rock, are those who, when listening to the preaching, receive it with emotional excitement and superficial enthusiasm” (= benih yang jatuh di tanah berbatu adalah mereka yang pada waktu mendengar pada pemberitaan, menerimanya dengan kegembiraan yang emosionil dan semangat / kegairahan yang palsu / lahiriah) - hal 244.

William Hendriksen: “These are emotional people. Now it is a good thing to be emotional. ... the trouble with the people symbolized by seed that fell on rock is that their emotions are superficial, not based on deep-seated convictions. These people ‘have no root.’” (= Ini adalah orang-orang yang emosionil. Adalah sesuatu yang baik untuk menjadi emosionil. ... problem dengan orang-orang yang disimbolkan oleh benih yang jatuh di tanah berbatu adalah bahwa emosi mereka palsu / lahiriah, dan tidak didasarkan pada keyakinan yang berakar. Orang-orang ini ‘tidak berakar’.) - hal 427.

Pulpit Commentary menganggap golongan ini sebagai orang-orang yang cepat-cepat membuat suatu pengakuan iman, tetapi mereka tidak menghitung ongkosnya, sehingga pada saat penderitaan / penganiayaan tiba, mereka murtad.

c) Mereka ‘percaya sebentar saja’ dan dalam masa pencobaan mereka murtad.

Apakah ini menunjukkan bahwa iman bisa hilang? Apakah ini menunjukkan bahwa orang kristen yang sejati bisa murtad dan akhirnya binasa? Tentu saja tidak, karena ‘iman’ mereka bukanlah iman yang sejati, dan orang-orang ini tidak pernah menjadi orang kristen yang sejati.

Calvin: “According to Luke, Christ says that they believe for a time; because that honour which they render to the Gospel resembles faith” (= Menurut Lukas, Kristus berkata bahwa mereka ‘percaya sebentar saja’; karena ‘hormat yang mereka berikan kepada Injil’ menyerupai ‘iman’) - hal 115.

Jadi kata-kata ‘percaya sebentar saja’ jelas bukan merupakan fakta tetapi suatu penggambaran secara lahiriah / dari luar.

d) Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

1. Matius 7:13-14 - “(13) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; (14) karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.’”.

2. Matius 10:38 - “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu.”.

3. Matius 11:6 - “Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.’”.

4. Mat 24:9,10,13 - “(9) Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, (10) dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. ... (13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”.

5. Ibrani 10:32-36 - “(32) Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, (33) baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. (34) Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. (35) Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. (36) Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”.

Kalau ada dari saudara yang saat ini sedang mengalami penderitaan dalam mengikut Tuhan, dan mungkin sedang digoda setan untuk berhenti ikut Tuhan, renungkan ayat-ayat di atas ini!

e) Contoh dari tanah berbatu.

1. Ada yang menganggap bahwa Herodes adalah salah satu contoh dari tanah berbatu ini.

Markus 6:20 - “sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.”.

Sebetulnya saya lebih condong untuk mengatakan bahwa Herodes adalah tanah tepi jalan, karena ia tidak pernah mengikut Tuhan.

2. Semua orang yang berhenti ikut Kristus karena adanya penderitaan dan penganiayaan.

3) Tanah bersemak duri.

Lukas 8: 7,14: “(7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. ... (14) Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.”.

a) Ini adalah orang-orang yang mendengar Firman Tuhan, dan mereka bukannya tidak mempedulikannya. Mereka peduli pada Firman Tuhan, tetapi mereka juga sangat peduli dengan hal-hal duniawi, bahkan mereka mengutamakan hal-hal duniawi lebih dari Tuhan dan firmanNya.

Pulpit Commentary: “These hear the Word, and, hearing it, grasp its deep solemn meaning, and for a part of each day honestly try to live the life which that Divine Word pressed home to them. But with these there is another life; side by side with the golden grain has grown up a crop of thorns, which, unless destroyed in time, will choke and utterly mar, as, alas, it often does, the true corn. Such men and women, ... try to serve two masters - God and the world” (= Orang-orang ini mendengar Firman, dan pada waktu mendengarnya mereka menangkap arti khidmatnya yang dalam, dan untuk sebagian dari setiap hari mereka dengan sungguh-sungguh hidup sebagaimana Firman Ilahi itu memberi kesan kepada mereka. Tetapi dengan hal-hal ini ada suatu kehidupan yang lain; berdampingan dengan bulir yang keemasan telah tumbuh suatu kumpulan semak duri, yang, kecuali dihancurkan pada waktunya, akan mencekik dan merusak jagung yang sejati / benar secara total, seperti yang sering terjadi. Orang-orang seperti itu, ... berusaha melayani dua tuan - Allah dan dunia) - hal 204.

Norval Geldenhuys (NICNT): “Material want or material abundance and worldly pleasures so completely absorb the lives of these people, that the fruit borne in their lives by the preaching of the Word is ere long altogether destroyed” (= Kekurangan atau kelimpahan materi dan kesenangan-kesenangan duniawi begitu menyerap kehidupan dari orang-orang ini, sehingga dalam waktu singkat buah yang dikeluarkan dalam kehidupan mereka oleh pemberitaan Firman dihancurkan sama sekali) - hal 244.

Leon Morris (Tyndale): “these people fill their lives with so many things that there is no room for spiritual fruit” (= orang-orang ini mengisi kehidupan mereka dengan begitu banyak hal sehingga tidak ada tempat untuk buah rohani) - hal 152.

Ciri dari orang seperti ini adalah: pada waktu diminta untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan, seperti belajar Firman Tuhan / ikut Pemahaman Alkitab, bersaat teduh / berdoa, melayani dsb, selalu mengatakan: ‘Tidak ada waktu!’.

Kalau saudara adalah orang seperti ini perhatikan peringatan / ancaman Firman Tuhan dalam Amsal 1:24-28 - “(24) Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, (25) bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, (26) maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, (27) apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. (28) Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku.”.

b) William Hendriksen mengatakan (hal 428) bahwa untuk tanah golongan ke 3 ini ada 3 bahaya:

1. ‘the cares and worries of life’ (= perhatian / urusan dan kekuatiran dari kehidupan).

2. ‘riches, the craving for wealth and / or the inordinate yearning to cling to it, come what may’(= kekayaan, keinginan untuk kekayaan dan / atau hasrat / kerinduan yang sangat besar untuk memegangnya erat-erat, apapun yang terjadi).

3. ‘the pleasures of life. These, too, if a person does not watch out, may become soul-ruining entanglements. They are of two kinds: (a) those that are wrong in themselves: drunkenness, drug addiction, gambling, sexual vice, etc.; (b) those that are wrong when a person overindulges in them: games, sports, entertainments, etc.’ [= kesenangan-kesenangan hidup. Ini juga, jika seseorang tidak waspada, bisa menjadi belitan-belitan yang menghancurkan jiwa. Hal-hal ini terdiri dari 2 jenis: (a) hal-hal yang salah dalam dirinya sendiri, seperti mabuk, kecanduan narkoba, berjudi, kejahatan sexual, dsb.; (b) hal-hal yang salah pada waktu seseorang menuruti kesukaan hatinya secara berlebihan dalam hal-hal itu: permainan, olah raga, hiburan-hiburan, dsb.].

Karena itu hati-hati dengan olah raga, hiburan, siaran piala dunia, dsb.! Ini termasuk point (b). Jadi sebetulnya itu bukan dosa, tetapi kalau saudara menurutinya secara berlebihan, sampai menyingkirkan Tuhan (Pemahaman Alkitab, Kebaktian, Saat Teduh / doa, dsb.), maka itu menjadi dosa, dan bisa menjadikan saudara sebagai tanah bersemak duri!

c) Jadi, dengan membandingkan tanah golongan 2 dan tanah golongan 3, kita bisa menyimpulkan bahwa setan menyerang manusia dengan cara-cara yang bermacam-macam. Kadang-kadang ia menyerang kita dengan hal-hal yang tidak enak, seperti problem, kegagalan, penyakit, kemiskinan, penderitaan, penganiayaan (tanah golongan 2), tetapi kadang-kadang ia menyerang justru dengan memberikan hal-hal yang enak, seperti bisnis / pekerjaan yang menghasilkan banyak uang (tetapi menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran), atau godaan sex, hiburan-hiburan, pesta, dan sebagainya! Kita harus waspada terhadap kedua cara yang bertentangan ini!

d) Karena itu, kita harus mengutamakan Tuhan dan firmanNya!

Pulpit Commentary: “We cannot hear to advantage if we put anything before the Word. Unless it is put before worldly concerns, there will not be much fruit” (= Kita tidak bisa mendengar sehingga mendapatkan keuntungan / manfaat, jika kita meletakkan apapun di depan Firman. Kecuali Firman diletakkan di depan urusan-urusan duniawi, di sana tidak akan ada banyak buah) - hal 229.

Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

1. Matius 6:24 - “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.

2. Mat 10:37,39 - “(37) Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu. ... (39) Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”.

3. Mat 16:24 - “Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”.

4. Lukas 9:62 - “Tetapi Yesus berkata: ‘Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.’”.

5. Lukas 14:33 - “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu.”.


6. Lukas 21:34 - “‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.”.

7. 1Yohanes 2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.”.

e) Contoh tanah bersemak duri:

1. Yudas Iskariot, yang rela menjual Gurunya dengan harga hanya 30 keping perak.

2. Ananias dan Safira, yang rela berdusta demi kepopuleran / penghormatan manusia (Kis 5:1-11).

3. Pemuda kaya, yang lebih mementingkan kekayaannya dari Yesus (Matius 19:16-26).

4. Istri Lot (Kejadian 19:26).

5. Demas.

Kolose 4:14 - “Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas.”.

Filemon 23-24 - “(23) Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena Kristus Yesus, (24) dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku.”.

2Timotius 4:10 - “karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia.”.

4) Tanah yang baik / subur.

Lukas 8: 8a,15: “(8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.’ ... (15) Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.’”.

David Gooding: “The Word of God is a living thing like seed. Where it is given the opportunity, it will show its living power by producing fruit. If no permanent fruit is produced, then one may question whether the word of God was truly received” (= Firman Allah adalah sesuatu yang hidup seperti benih. Dimana ia diberi kesempatan, ia akan menunjukkan kuasanya yang hidup dengan menghasilkan buah. Jika tidak ada buah yang permanen yang dihasilkan, maka seseorang boleh mempertanyakan apakah Firman Allah betul-betul diterima) - hal 141.

5) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perumpamaan ini.

a) William Hendriksen mengatakan bahwa:

1. Tanah golongan 1 adalah ‘the unresponsive heart’ (= hati yang tidak menanggapi).

2. Tanah golongan 2 adalah ‘the impulsive heart’ (= hati yang menuruti dorongan hati).

3. Tanah golongan 3 adalah ‘the preoccupied heart’ [= hati yang sudah ditempati / diasyikkan (oleh hal-hal lain / duniawi)].

4. Tanah golongan 4 adalah ‘the good, responsive, or well-prepared heart’ (= hati yang baik, tanggap, atau disiapkan dengan baik).

Saudara termasuk yang mana?

b) Ini tidak berarti bahwa setiap kali kita memberitakan Injil pasti 25 % bertobat dengan sungguh-sungguh. Tujuan Kristus dengan perumpamaan ini hanyalah untuk menyatakan bahwa pada waktu kita memberitakan Injil ada banyak orang yang tidak sungguh-sungguh bertobat. Ia tidak mempersoalkan persentasenya (Calvin, hal 113). Persentase pertobatan yang sejati pasti berubah-ubah pada setiap penginjilan / pemberitaan Firman Tuhan.

c) Banyak orang yang mendengar Injil / Firman Tuhan, tetapi tidak diselamatkan!

Pulpit Commentary: “Many are the children of opportunity who are not heirs of the kingdom of God; many go into the ‘house of God’ who remain outside the Church of Christ; who hear but do not heed, or who listen but do not ponder and pray, or who pray but do not determine and devote; who at some point or other fall short of the kingdom. It is a sad thing to be ‘in the way of salvation,’ and yet to be unsaved” (= Banyak orang-orang yang mendapatkan kesempatan tetapi yang bukan ahli-ahli waris dari Kerajaan Allah; banyak orang pergi ke ‘rumah Allah’ yang tetap berada di luar Gereja Kristus; yang mendengar tetapi tidak memperhatikan / mempedulikan, atau yang mendengar tetapi tidak merenungkan dan berdoa, atau yang berdoa tetapi tidak memutuskan dan membaktikan diri / bertekun; yang pada titik tertentu gagal untuk memenuhi standard dari kerajaan. Merupakan hal yang menyedihkan untuk berada ‘dalam jalan keselamatan’, tetapi tidak diselamatkan) - hal 220.

d) Ini bisa menjadi penghiburan bagi para pelayan Firman / pemberita Injil, jika pelayanan mereka tidak berbuah.


Calvin: “Again, the ministers of the word ought to seek consolation from this passage, if the success of their labours does not always correspond to their wish” (= Selanjutnya, pelayan-pelayan firman harus mencari penghiburan dari text ini, jika sukses dari jerih payah mereka tidak selalu sesuai dengan harapan mereka) - hal 108.

e) Lukas 8: 11: ‘benih’ menunjuk pada ‘Firman Allah’.

1. Memang mungkin yang ditekankan adalah ‘bagian Firman Allah yang berupa Injil’, karena dalam Lukas 8: 12 akhir ada kata-kata ‘supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan’ (bdk. Mat 13:15c dan Mark 4:12b).

Jadi memang ada orang-orang yang pada waktu mendengar Injil akan ada macam-macam reaksi:

a. Tidak mau ikut Kristus sama sekali, mungkin karena merasa tidak butuh Kristus / merasa diri cukup baik untuk bisa masuk ke surga tanpa Kristus, atau karena tidak peduli pada kehidupan yang akan datang; atau karena sudah mempunyai agama lain, dan sebagainya.

b. ‘Ikut / percaya’ Kristus cepat-cepat, tetapi lalu murtad pada waktu penderitaan dan penganiayaan datang.

c. ‘Ikut / percaya’ Kristus, tetapi lalu luntur / mundur, karena kehidupannya terlalu dipenuhi dengan hal-hal duniawi.

d. Ikut / percaya Kristus dengan sungguh-sungguh dan bertekun sampai akhir.

2. Tetapi bagaimanapun, karena benih menunjuk pada Firman Allah, maka ini juga bisa diterapkan pada pemberitaan Firman Tuhan yang bukan Injil, seperti:

a. Perintah untuk belajar Firman Tuhan.

b. Perintah untuk berdoa.

c. Perintah untuk melayani / memberitakan Injil.

d. Perintah untuk memberikan persembahan persepuluhan.

e. Larangan dan perintah berkenaan dengan hari Sabat.

f. Perintah untuk saling mengasihi dan bersekutu.

g. Perintah untuk mengutamakan Tuhan di atas segala sesuatu.

Terhadap semua bagian dari Firman Tuhan, saudara bisa memberikan 4 macam tanggapan, yaitu:

(1) Sama sekali tidak mempedulikan / mentaati, atau bahkan marah kepada si pemberita Firman Tuhan.

(2) Mempedulikan / mentaati, tetapi lalu ‘murtad’ pada waktu ada penderitaan / penganiayaan karena ketaatan tersebut.

(3) Mempedulikan / mentaati, tetapi lalu berhenti karena terlalu disibukkan oleh hal-hal duniawi.

(4) Mempedulikan dan mentaati dengan tekun.

Maukah untuk selalu menjadi tanah yang baik / subur?

-AMIN- 
Next Post Previous Post