FIRMAN TUHAN DAN SETAN (MATIUS 13:4-9,18-23)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Matius 13:4-9,18-23 - “(Matius 13;4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. (5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. (7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. (8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. (9) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!’ ... (18) Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. (19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. (20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. (22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. (23) Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.’”.
gadget, bisnis, otomotif |
Perumpamaan tentang seorang penabur.
1) Benih harus ditaburkan.
Arti dari ‘benih’ yang ditaburkan, diberikan oleh Yesus, yaitu ‘firman’ / ‘firman Allah’.
Matius 13: 19: “Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.”.
Markus 4:14 - “Penabur itu menaburkan firman.”.
Lukas 8:11 - “Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.”.
Arti yang sudah diberikan oleh Yesus ini tidak boleh diganti, misalnya dengan diartikan sebagai ‘perbuatan baik’, atau ‘persembahan’ dan sebagainya!
Jadi jangan mencampur-adukkan perumpamaan tentang seorang penabur ini dengan ayat-ayat ini:
2Korintus 9:6 - “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.”.
Galatia 6:8 - “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”.
Kedua ayat ini memang juga membicarakan penaburan, tetapi keduanya tidak ada hubungannya dengan perumpamaan tentang seorang penabur yang sedang kita bahas ini.
Juga jangan mengganti ‘firman’ dengan filsafat, dongeng, lelucon, dan sebagainya. seperti Ravi Zacharias, yang hanya banyak mendongeng ataupun mengajar filsafat!
Wikipedia: “‘Philosophy’ (from Greek: φιλοσοφία, philosophia, ‘love of wisdom’” [= ‘Filsafat’ (dari bahasa Yunani: φιλοσοφία, PHILOSOPHIA, ‘cinta pada hikmat’] - https://en.wikipedia.org/wiki/Philosophy
Sebetulnya apa sebabnya banyak pengkhotbah, apalagi yang sudah ngetop, mengajarkan filsafat? Menurut saya, mereka malu dengan Injil / firman yang sederhana, yang tidak bisa menunjukkan kepandaian mereka. Dengan mengajarkan filsafat, mereka kelihatan pandai. Mungkin mereka kelihatan pandai di hadapan manusia, tetapi mereka menjadi bodoh di hadapan Allah!
1Korintus 1:18-25 - “(18) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. (19) Karena ada tertulis: ‘Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.’ (20) Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? (21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. (22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. (25) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.”.
Yang lebih buruk lagi adalah memberitakan fitnah! Dr. Gene Kim. Baptist Independent Fundamental.
Lenski: “The parable deals only with the preaching and the teaching of the true Word; we must not introduce perversions of the Word.” [= Perumpamaan itu hanya berurusan dengan pemberitaan dan pengajaran dari Firman yang sejati / benar; kita tidak boleh memperkenalkan / memasukkan penyimpangan dari Firman.].
The Biblical Illustrator: “Seed springs not out of the ground naturally; it must first be sown.” [= Benih tidak tumbuh dari tanah secara alamiah; itu pertama-tama harus ditaburkan.].
Karena itu, tidak ada kemungkinan orang bisa memikirkan sendiri, dan lalu percaya kepada Yesus. Injil / Firman Tuhan harus diberitakan lebih dulu kepadanya, tanpa mana ia tidak mungkin bisa percaya.
Bdk. Roma 10:13-14,17 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? ... (17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”.
Pulpit Commentary: “The Lord sowed all the field over; his followers must do the same. They must not choose one part which seems likely to be fruitful and neglect another which seems unpromising; they must try to reach all who are within the sphere of their influence.” [= Tuhan menaburi seluruh ladang; pengikut-pengikutNya harus melakukan hal yang sama. Mereka tidak boleh memilih satu bagian yang kelihatan memungkinkan berbuah dan mengabaikan bagian lain yang kelihatannya tidak menjanjikan; mereka harus mencoba untuk menjangkau semua orang yang ada dalam ruang lingkup dari pengaruh mereka.].
2) Empat golongan tanah.
a) Tanah tepi jalan (ay 4,19).
Matius 13: 4,19: “(4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. ... (19) Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.”.
Matthew Henry: “They had pathways through their corn-fields (ch. 12:1), and the seed that fell on them never entered, and so the birds picked it up.” [= Mereka mempunyai jalan-jalan kecil melalui ladang jagung / gandum mereka (psl 12:1), dan benih yang jatuh di sana tidak pernah masuk ke dalam, sehingga burung-burung mengambilnya.].
Matthew Henry: “Observe First, What kind of hearers are compared to the highway ground; such as hear the word and understand it not; and it is their own fault that they do not. They take no heed to it, take no hold of it; they do not come with any design to get good, as the highway was never intended to be sown. They come before God as his people come, and sit before his (him?) as his people sit; but it is merely for fashion-sake, to see and be seen; they mind not what is said, it comes in at one ear and goes out at the other, and makes no impression.” [= Perhatikan pertama-tama, Jenis pendengar apa yang dibandingkan dengan tanah pinggir jalan; orang-orang yang mendengar firman dan tidak mengertinya; dan merupakan kesalahan mereka sendiri bahwa mereka tidak mengertinya. Mereka tidak memperhatikannya, tidak menahannya; mereka tidak datang dengan rancangan untuk mendapatkan apa yang baik, seperti tanah pinggir jalan tidak pernah dimaksudkan untuk ditaburi. Mereka datang kepada Allah seperti umatNya datang, dan duduk di hadapanNya seperti umatNya duduk; tetapi itu hanya semata-mata untuk pertunjukan, untuk melihat dan dilihat; mereka tidak peduli apa yang dikatakan, itu masuk ke satu telinga dan keluar dari telinga yang lain, dan tidak membuat kesan / efek.].
Pulpit Commentary: “The wayside. Some hear, but do not heed; they do not send their thoughts forth to meet the Word. It falls upon their ears; it does not excite their attention; it does not reach their hearts. And that for two reasons. (1) Their heart is hard, like the path through the cornfields. The path, trodden by many feet, was hard and dry; the seed could only lie on the surface; it could not sink into the earth. Such is the soil offered by many hearers to the holy Word of God. ... (2) The fowls came and devoured it. The Word was not received into the heart; the wicked one cometh and taketh it immediately away.” [= Tepi jalan. Sebagian mendengar, tetapi tidak memperhatikan / mempedulikan; mereka tidak memberikan pikiran-pikiran mereka untuk menemui Firman. Firman itu jatuh di telinga mereka; itu tidak membangkitkan perhatian; itu tidak mencapai hati mereka. Dan itu karena dua alasan. (1) Hati mereka keras, seperti jalan melalui ladang jagung / gandum. Jalan itu, diinjak-injak oleh banyak kaki, adalah keras dan kering; benih itu hanya bisa terletak di permukaan; benih itu tidak bisa masuk ke dalam tanah. Demikianlah tanah yang ditawarkan oleh banyak pendengar dari Firman yang kudus dari Allah. ... (2) Burung-burung datang dan memakannya. Firman tidak diterima ke dalam hati; si jahat datang dan segera mengambilnya.].
C. H. Spurgeon: “If truth does not enter the heart, evil influences soon remove it.” [= Jika kebenaran tidak memasuki hati, pengaruh-pengaruh jahat segera menyingkirkannya.] - ‘Commentary on Matthew’, hal 162 (AGES).
Ini pasti hanya berlaku kalau yang ditaburkan memang betul-betul adalah injil / Firman Tuhan. Kalau yang ditaburkan adalah ajaran sesat, fitnahan, dsb, Iblis tidak akan mengambilnya, tetapi justru akan ‘memberi pupuk’, supaya bertumbuh dengan cepat! Itu sebabnya ajaran sesat jauh lebih mudah untuk bertumbuh / berkembang.
Calvin: “Man’s disposition voluntarily so inclines to falsehood that he more quickly derives error from one word than truth from a wordy discourse.” [= Kecenderungan manusia dengan sukarela begitu condong pada kepalsuan sehingga ia dengan lebih cepat mendapatkan kesalahan dari satu kata dari pada kebenaran dari suatu pelajaran yang panjang.] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter II, no 7.
Karena itu, kalau kita mau pergi ke gereja, kita harus betul-betul menyiapkan diri kita, bukan hanya persis pada hari minggunya saja, tetapi bahkan dari hari sabtunya!
Pkh 4:17 - “Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.”.
Catatan: dalam Kitab Suci bahasa Inggris ayat ini ada dalam 5:1.
KJV: ‘Keep thy foot when thou goest to the house of God, and be more ready to hear, than to give the sacrifice of fools: for they consider not that they do evil.’ [= Jagalah kakimu pada waktu engkau pergi ke rumah Allah, dan lebih siaplah untuk mendengar, dari pada memberikan korban dari orang-orang tolol: karena mereka tidak mempertimbangkan bahwa mereka melakukan kejahatan].
Barnes’ Notes (tentang Pengkhobah 4:17): “‘Keep thy foot.’ i.e., Give thy mind to what thou art going to do.” [= ‘Jagalah kakimu’, artinya, Berikan pikiranmu pada apa yang akan engkau lakukan.].
Barnes’ Notes (tentang Pengkhotbah 4:17): “‘Be more ready to hear.’ Perhaps in the sense that, ‘to draw near for the purpose of hearing (and obeying) is better than etc.’” [= ‘Lebih siaplah untuk mendengar’. Mungkin dalam arti bahwa ‘mendekat untuk tujuan mendengar (dan mentaati) adalah lebih baik dari pada dst.’.].
Matthew Henry (tentang Pkh 4:17): “Bodily exercise, if that be all, is a jest; none but fools will think thus to please him who is a Spirit and requires the heart, and they will see their folly when they find what a great deal of pains they have taken to no purpose for want of sincerity. They are fools, for they consider not that they do evil; they think they are doing God and themselves good service when really they are putting a great affront upon God and a great cheat upon their own souls by their hypocritical devotions. Men may be doing evil even when they profess to be doing good,” [= Pelaksanaan (ibadah) secara badani, jika itu adalah semua / seluruhnya, adalah suatu olok-olok; tak seorangpun kecuali orang-orang tolol akan berpikir seperti itu untuk menyenangkan Dia yang adalah Roh dan menghendaki hati, dan mereka akan melihat ketololan mereka pada waktu mereka mendapati betapa banyak usaha yang telah mereka lakukan tidak berguna karena tidak adanya ketulusan. Mereka adalah orang-orang tolol, karena mereka tidak mempertimbangkan bahwa mereka melakukan kejahatan; mereka mengira mereka sedang melakukan pelayanan yang baik bagi Allah dan diri mereka sendiri pada waktu sebetulnya mereka sedang memberikan penghinaan yang besar kepada Allah dan tipuan yang besar kepada jiwa-jiwa mereka sendiri oleh pembaktian munafik mereka. Manusia bisa melakukan kejahatan bahkan pada waktu mereka mengaku melakukan kebaikan,].
Bdk. Yohanes 4:24 - “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.’”.
Matthew Henry: “It is God’s grace indeed that gives the understanding, but it is our duty to give our minds to understand.” [= Memang adalah kasih karunia Allah yang memberi pengertian, tetapi merupakan kewajiban kita untuk memberikan pikiran kita untuk mengerti.].
Matthew Henry: “Note, The devil is a sworn enemy to our profiting by the word of God; and none do more befriend his design than heedless hearers, who are thinking of something else, when they should be thinking of the things that belong to their peace.” [= Perhatikan, Setan adalah seorang musuh bebuyutan terhadap manfaat yang kita dapatkan oleh firman Allah; dan tidak seorangpun yang melakukan tindakan yang lebih bersahabat dengan rancangannya dari pada pendengar-pendengar yang tidak memperhatikan, yang sedang memikirkan tentang sesuatu yang lain, pada waktu mereka seharusnya memikirkan hal-hal yang merupakan bagian dari damai mereka.].
Adam Clarke: “‘The wicked one.’ Ho poneeros, from ponos, labour, toil, he who distresses and torments the soul. Mark, Markus 4:15, calls him ho Satanas, the adversary or opposer, because he resists men in all their purposes of amendment, and, to the utmost of his power opposes, in order to frustrate, the influences of divine grace upon the heart. In the parallel place in Luke, Luke 8:12, he is called ho diabolos, the Devil, from diaballein to shoot, or dart through. In allusion to this meaning of the name, Paul, Eph 6:16, speaks of the fiery DARTS of the wicked one. It is worthy of remark, that the three evangelists should use each a different appellative of this mortal enemy of mankind; probably to show that the Devil, with all his powers and properties, opposes everything that tends to the salvation of the soul.” [= ‘Si jahat’. HO PONEROS, dari PONOS, jerih payah, kerja keras, ia yang mengganggu / menyebabkan penderitaan dan menyiksa jiwa. Markus, Mark 4:15, menyebutnya HO SATANAS, sang musuh atau penentang, karena ia menahan manusia dalam semua tujuan-tujuan mereka ke arah perbaikan, dan menentang sampai pada kekuatan maximalnya, untuk menggagalkan pengaruh-pengaruh dari kasih karunia Ilahi pada hati. Dalam tempat paralelnya dalam Lukas, Lukas 8:12, ia disebut HO DIABOLOS, Setan, dari DIABALLEIN, memanah, atau memanah tembus. Dalam memberi referensi secara tidak langsung terhadap sebutan ini, Paulus, Efesus 6:16, berbicara tentang panah api dari si jahat. Patut diperhatikan bahwa ketiga penginjil masing-masing menggunakan suatu sebutan yang berbeda tentang musuh bebuyutan / terus-menerus dari umat manusia; mungkin untuk menunjukkan bahwa Setan, dengan semua kekuatannya dan semua yang dimilikinya, menentang segala sesuatu yang condong pada keselamatan dari jiwa.].
Catatan: setahu saya DIABOLOS itu artinya pemfitnah / penuduh palsu, dan itu arti yang diberikan oleh A. T. Robertson.
BACA JUGA: PERUMPAMAAN TENTANG PENABUR (LUKAS 8:4-8)
Matius 13:19 - “Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.”.
KJV: “the wicked one” [= si jahat].
RSV/NIV/NASB: “the evil one” [= si jahat].
Markus 4:15 - “Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.”.
KJV/RSV/NIV/NASB: “Satan” [= Iblis].
Lukas 8:12 - “Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.”.
KJV/RSV/NIV/NASB: “the devil” [= setan].
Catatan: saya biasanya menterjemahkan ‘Satan’ sebagai ‘Iblis’, dan ‘devil’ sebagai ‘setan’.
William Barclay (tentang Matius 13:1-9,18-23): “There are the hearers with shut minds. There are people into whose minds the word has no more chance of gaining entry than the seed has of settling into the ground that has been beaten hard by many feet. There are many things which can shut people’s minds. Prejudice can make them blind to everything they do not wish to see. The unteachable spirit can erect a barrier which cannot easily be broken down. The unteachable spirit can result from one of two things. It can be the result of pride which does not know that it needs to know; and it can be the result of the fear of new truth and the refusal to adventure on the ways of thought. Sometimes an immoral character and a particular way of life can shut the mind. There may be truth which condemns the things that an individual loves and which accuses the things that he or she does; and many refuse to listen to or to recognize the truth which condemns them, for there are none so blind as those who deliberately will not see.” [= Ada pendengar-pendengar dengan pikiran yang tertutup. Ada orang-orang ke dalam pikiran siapa firman sama tidak punya kesempatan untuk masuk dari pada benih mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam tanah yang telah dikeraskan oleh banyak kaki. Ada banyak hal yang bisa menutup pikiran orang-orang. Prasangka bisa membuat mereka buta pada segala sesuatu yang tidak ingin mereka lihat. Roh yang tidak dapat diajar ini bisa mendirikan suatu tembok pemisah yang tidak bisa dihancurkan dengan mudah. Roh yang tidak dapat diajar bisa merupakan hasil / akibat dari dua hal. Itu bisa merupakan hasil / akibat dari kesombongan yang tidak tahu bahwa ia perlu tahu; dan itu bisa merupakan hasil / akibat dari rasa takut terhadap kebenaran yang baru dan penolakan pada petualangan pada / tentang cara-cara pemikiran. Kadang-kadang karakter yang tidak bermoral dan suatu jalan / cara kehidupan khusus / tertentu bisa menutup pikiran. Bisa ada kebenaran yang mengecam hal-hal yang seseorang cintai dan yang menuduh hal-hal yang ia lakukan; dan banyak orang menolak untuk mendengar atau mengenali kebenaran yang mengecam mereka, karena tidak ada seorangpun yang begitu buta seperti mereka yang dengan sengaja tidak mau melihat.] - hal 59-60.
Ini persis merupakan apa yang dilakukan oleh para pembela Ravi Zacharias!
Lenski: “Through his ears the Word was sown into this person’s heart. It does not stay there. Moved by his inordinate wickedness and opposition to God, the devil snatches away from the man whatever has been sown. We need not regard the birds as devils (plural), they represent Satan in his different methods of snatching the Word away from a heart. At one time he tells a man that the Word which disturbs the conscience is mere exaggeration and only unbalances the mind; again, that it is uncertain, that there is no solid fact in it, that no up-to-date man believes it; then, that the preachers themselves do not believe it, that they preach it only to make an easy living and are really hypocrites as their own actions show. Endless are these birds through which Satan operates.” [= Melalui telinganya firman ditaburkan ke dalam hati orang ini. Itu tidak tinggal di sana. Digerakkan oleh kejahatannya yang berlebih-lebihan dan perlawanan terhadap Allah, setan mengambil dari manusia apapun yang telah ditaburkan. Kita tidak perlu menganggap burung-burung sebagai setan-setan (jamak), mereka mewakili Iblis dalam metode-metodenya yang berbeda-beda untuk mengambil firman dari suatu hati. Pada satu saat ia memberitahu seseorang bahwa firman yang mengganggu hati nurani hanyalah semata-mata sesuatu yang dilebih-lebihkan dan hanya membuat ketidak-seimbangan pikiran; selanjutnya, bahwa itu tidak pasti, bahwa di sana tidak ada fakta yang kuat di dalamnya, bahwa tak ada orang yang ‘up to date’ / modern yang mempercayainya; lalu, bahwa pengkhotbah-pengkhotbah itu sendiri tidak mempercayainya, bahwa mereka mengkhotbahkannya hanya untuk membuat suatu cara yang mudah untuk mendapatkan uang dan adalah sungguh-sungguh orang-orang munafik seperti yang ditunjukkan oleh tindakan-tindakan mereka sendiri. Burung-burung melalui mana Iblis bekerja tak ada akhirnya / habisnya.] - Libronix.
Sebagai penutup saya ulang sebagian kata Matthew Henry yang sudah saya berikan di atas.
Matthew Henry: “The devil is a sworn enemy to our profiting by the word of God; and none do more befriend his design than heedless hearers,” [= Setan adalah seorang musuh bebuyutan terhadap manfaat yang kita dapatkan oleh firman Allah; dan tidak seorangpun yang melakukan tindakan yang lebih bersahabat dengan rancangannya dari pada pendengar-pendengar yang tidak memperhatikan,].
Karena itu jangan heran kalau saya anggap bahwa gereja adalah tempat yang paling banyak setannya. Makin bagus ajaran suatu gereja, makin banyak setan ada di sana, untuk membuat orang-orang Kristen itu tidak mendengar firman!. FIRMAN TUHAN DAN SETAN (MATIUS 13:4-9,18-23)