10 Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Salib
Pengantar:
Salib adalah pusat dari iman Kristen. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus mengubah sejarah manusia dan membawa keselamatan bagi semua yang percaya kepada-Nya. Dalam teologi Reformed, salib bukan sekadar simbol pengorbanan, tetapi juga perwujudan kasih, keadilan, dan anugerah Allah yang sempurna.
Para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Herman Bavinck, dan Louis Berkhof menekankan bahwa salib bukan hanya tentang penderitaan fisik Yesus, tetapi juga tentang penggenapan rencana keselamatan Allah, pendamaian bagi dosa, dan kemenangan atas maut.
Berikut adalah 10 hal penting yang harus Anda ketahui tentang salib menurut teologi Reformed.
1. Salib adalah Penggenapan Rencana Keselamatan Allah
Kematian Yesus di kayu salib bukan suatu kebetulan atau sekadar hasil dari peristiwa politik dan sosial di zaman-Nya. Salib adalah bagian dari rencana Allah yang kekal untuk menebus umat-Nya.
Kisah Para Rasul 2:23 – "Dia yang diserahkan menurut maksud dan rencana Allah, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka."
Pandangan Teologi Reformed:
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa salib telah dirancang oleh Allah sejak sebelum dunia dijadikan. Ini sesuai dengan Efesus 1:4-5, yang menyatakan bahwa Allah telah memilih umat-Nya dalam Kristus sebelum dunia diciptakan.
Kesimpulan: Salib bukanlah kekalahan, tetapi bagian dari rencana ilahi yang sudah ditetapkan sejak kekekalan.
2. Salib Mengungkapkan Kasih Allah yang Sejati
Banyak orang menganggap kasih Allah sebagai sesuatu yang lembut dan tanpa pengorbanan. Namun, di kayu salib, kita melihat kasih Allah dalam bentuk yang paling radikal – kasih yang rela mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan orang berdosa.
Roma 5:8 – "Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."
Pandangan Teologi Reformed:
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan bahwa kasih Allah tidak bisa dipisahkan dari kekudusan dan keadilan-Nya. Allah tidak mengabaikan dosa, tetapi memilih untuk menanggung hukuman dosa itu di dalam Kristus.
Kesimpulan: Kasih Allah di kayu salib bukan sekadar emosi, tetapi tindakan yang nyata untuk menyelamatkan kita.
3. Salib Memenuhi Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi
Yesus sendiri berkata bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya (Matius 5:17).
Galatia 3:13 – "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita."
Pandangan Teologi Reformed:
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa salib adalah penggenapan semua hukum dan korban dalam Perjanjian Lama. Yesus adalah korban sempurna yang menggantikan semua sistem pengorbanan sebelumnya.
Kesimpulan: Salib menghapus kebutuhan akan korban binatang karena Yesus telah menjadi korban yang sempurna untuk selama-lamanya (Ibrani 10:10).
4. Salib Menjadi Sarana Pendamaian antara Allah dan Manusia
Dosa memisahkan manusia dari Allah, dan hanya melalui salib, hubungan itu dapat dipulihkan.
Kolose 1:20 – "Dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus."
Pandangan Teologi Reformed:
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan bahwa salib adalah satu-satunya cara bagi manusia untuk diperdamaikan dengan Allah. Kristus menanggung murka Allah sehingga kita dapat diterima sebagai anak-anak-Nya.
Kesimpulan: Tanpa salib, tidak ada pengampunan dan pendamaian dengan Allah.
5. Salib Menunjukkan Keadilan Allah dalam Menghukum Dosa
Allah yang kudus tidak bisa mengabaikan dosa. Jika Allah membiarkan dosa begitu saja, maka Ia bukan Allah yang adil.
Roma 3:25-26 – "... untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena dalam kesabaran-Nya, Ia membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu, tetapi sekarang Ia menyatakan keadilan-Nya."
Pandangan Teologi Reformed:
R.C. Sproul menjelaskan bahwa di kayu salib, keadilan dan kasih Allah bertemu. Hukuman atas dosa tidak diabaikan, tetapi ditimpakan kepada Yesus sebagai pengganti kita.
Kesimpulan: Salib bukan hanya tentang kasih, tetapi juga tentang keadilan Allah yang tidak bisa dikompromikan.
6. Salib adalah Kemenangan atas Kuasa Dosa dan Maut
Banyak yang mengira salib adalah kekalahan, tetapi sebenarnya salib adalah kemenangan Allah atas dosa dan maut.
Kolose 2:15 – "Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka."
Pandangan Teologi Reformed:
John Calvin menjelaskan bahwa Yesus, melalui salib, mengalahkan kuasa Iblis dan membebaskan umat-Nya dari perbudakan dosa.
Kesimpulan: Kematian dan kebangkitan Yesus mengalahkan maut dan membawa kehidupan bagi kita.
7. Salib Mengubah Identitas Orang Percaya
Ketika seseorang percaya kepada Kristus, ia tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati baginya.
Galatia 2:20 – "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."
Pandangan Teologi Reformed:
Herman Bavinck menekankan bahwa melalui salib, identitas kita diubah dari hamba dosa menjadi anak-anak Allah.
Kesimpulan: Orang percaya harus hidup dalam identitas baru sebagai ciptaan baru dalam Kristus (2 Korintus 5:17).
8. Salib adalah Panggilan untuk Mengikut Yesus
Yesus tidak hanya mati di kayu salib untuk kita, tetapi juga memanggil kita untuk memikul salib kita sendiri.
Lukas 9:23 – "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."
Pandangan Teologi Reformed:
Louis Berkhof menekankan bahwa hidup Kristen adalah hidup yang berpusat pada salib, yaitu pengorbanan diri, kesetiaan, dan penderitaan demi Kristus.
Kesimpulan: Mengikut Yesus berarti hidup dalam ketaatan dan kesetiaan, meskipun harus mengalami penderitaan.
9. Salib adalah Pusat dari Pemberitaan Injil
Rasul Paulus menegaskan bahwa salib adalah inti dari Injil.
1 Korintus 1:18 – "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, hal itu adalah kekuatan Allah."
Kesimpulan: Gereja harus terus memberitakan Kristus yang disalibkan sebagai satu-satunya jalan keselamatan.
10. Salib Memastikan Kedatangan Kristus yang Kedua
Yesus akan datang kembali untuk menggenapi kemenangan yang telah Ia mulai di kayu salib.
Wahyu 5:9 – "Sebab Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah."
Kesimpulan: Karena salib, kita memiliki pengharapan pasti akan kedatangan Kristus yang kedua.
Penutup
Salib bukan hanya sejarah, tetapi fondasi iman Kristen. Di dalam salib, kita menemukan kasih, keadilan, dan pengharapan yang kekal.
"Berdoalah mohon Roh Kudus memberikan pengertian ketika kita melakukan studi Alkitab. AI hanya alat yang hasilnya harus dibandingkan kembali dengan Alkitab."