Ibrani 3:1: Yesus Sebagai Rasul dan Imam Besar

Ibrani 3:1: Yesus Sebagai Rasul dan Imam Besar

Pendahuluan:

 Ibrani 3:1 berbunyi:

“Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan surgawi, pandanglah kepada Yesus, Rasul dan Imam Besar yang kita akui.” (TB)

Ayat ini menyoroti Yesus sebagai Rasul dan Imam Besar, yang menjadi pusat iman Kristen. Dalam teologi Reformed, konsep ini sangat penting karena berkaitan dengan kepemimpinan Kristus, perantaraannya bagi orang percaya, dan panggilan kita kepada kehidupan yang kudus.

Dalam artikel ini, kita akan membahas:

  1. Eksposisi mendalam Ibrani 3:1
  2. Pandangan para teolog Reformed tentang Kristus sebagai Rasul dan Imam Besar
  3. Implikasi praktis bagi kehidupan Kristen

1. Konteks Ibrani 3:1 dalam Kitab Ibrani

a. Latar Belakang Kitab Ibrani

Kitab Ibrani ditulis kepada orang percaya Yahudi yang menghadapi penganiayaan dan godaan untuk kembali kepada hukum Taurat. Penulis Ibrani menegaskan bahwa Yesus lebih besar daripada semua tokoh Perjanjian Lama, termasuk nabi-nabi, imam besar, dan malaikat.

Dalam pasal 3, Yesus dibandingkan dengan Musa, yang dihormati oleh orang Yahudi sebagai pemimpin besar mereka. Namun, penulis Ibrani ingin menunjukkan bahwa Yesus jauh lebih tinggi daripada Musa karena Ia adalah Imam Besar yang kekal dan perantara perjanjian yang lebih baik.

2. Eksposisi Ibrani 3:1

a. “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus”

Frasa ini menunjukkan bahwa orang percaya telah dikuduskan oleh Allah.

John Calvin dalam Commentary on Hebrews menulis:

“Kekudusan kita bukan berasal dari diri kita sendiri, tetapi dari Kristus yang telah menebus kita.”

Kita disebut kudus bukan karena perbuatan kita, tetapi karena kita telah dipilih dan dikuduskan oleh Allah (Efesus 1:4).

b. “Yang mendapat bagian dalam panggilan surgawi”

Panggilan surgawi mengacu pada keselamatan dan kehidupan kekal yang dijanjikan Allah.

Charles Hodge dalam Systematic Theology menjelaskan:

“Keselamatan bukanlah hasil usaha manusia, tetapi panggilan Allah yang berdaulat, yang membawa kita kepada hidup kekal.”

Roma 8:30 berkata:

“Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka juga dibenarkan-Nya; dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka juga dimuliakan-Nya.”

Panggilan ini adalah anugerah Allah yang mengundang kita untuk hidup dalam pengharapan surgawi.

c. “Pandanglah kepada Yesus”

Kata pandanglah dalam bahasa Yunani (katanoeo) berarti memandang dengan penuh perhatian dan fokus.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa iman Kristen bukan hanya menerima Kristus, tetapi juga terus-menerus memandang kepada-Nya dalam setiap aspek kehidupan.

Kolose 3:1-2 menegaskan:

“Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.”

Artinya, Yesus harus menjadi pusat kehidupan dan tujuan utama iman kita.

d. “Rasul dan Imam Besar yang kita akui”

Penulis Ibrani menyebut Yesus sebagai Rasul dan Imam Besar, dua gelar yang sangat penting:

  1. Yesus sebagai Rasul

    • Dalam Perjanjian Lama, Allah mengutus nabi-nabi untuk menyampaikan firman-Nya.
    • Yesus lebih besar dari semua nabi karena Ia adalah Firman yang menjadi manusia (Yohanes 1:1,14).
    • Yohanes 20:21 berkata: “Sama seperti Bapa telah mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.”
  2. Yesus sebagai Imam Besar

    • Dalam Perjanjian Lama, imam besar mempersembahkan korban untuk menebus dosa umat.
    • Yesus adalah Imam Besar yang sempurna, karena Ia bukan hanya mempersembahkan korban, tetapi menjadi korban itu sendiri (Ibrani 9:12).

John Owen dalam The Glory of Christ menulis:

“Kristus sebagai Imam Besar bukan hanya membawa umat-Nya kepada Allah, tetapi juga menopang mereka dalam perjalanan iman mereka.”

3. Perspektif Teologi Reformed tentang Yesus sebagai Rasul dan Imam Besar

a. John Calvin: Kristus sebagai Pengantara yang Sempurna

Calvin menekankan bahwa Yesus adalah satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia.

Dalam Institutes of the Christian Religion, ia menulis:

“Yesus sebagai Rasul membawa firman Allah kepada manusia, dan sebagai Imam Besar, Ia membawa manusia kepada Allah.”

Ini berarti bahwa tanpa Kristus, manusia tidak dapat mengenal Allah atau mendekat kepada-Nya.

b. Charles Hodge: Karya Kristus dalam Keselamatan

Hodge menjelaskan bahwa fungsi Yesus sebagai Imam Besar adalah dasar keselamatan kita.

“Yesus bukan hanya imam yang mempersembahkan korban, tetapi juga korban yang memperdamaikan kita dengan Allah.”

Ibrani 4:14 menegaskan:

“Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung yang telah melintasi langit, yaitu Yesus, Anak Allah, marilah kita berpegang teguh pada pengakuan kita.”

Ini menunjukkan bahwa keselamatan kita aman dalam tangan Kristus sebagai Imam Besar kita.

c. R.C. Sproul: Pandangan kepada Kristus sebagai Kunci Iman

Sproul menekankan bahwa iman Kristen harus selalu terarah kepada Kristus.

Dalam Knowing God, ia menulis:

“Fokus orang percaya bukan pada diri sendiri atau dunia, tetapi kepada Kristus yang adalah Pengantara dan Imam Besar kita.”

Ini berarti bahwa kita harus selalu mencari kehendak Kristus dalam setiap keputusan hidup kita.

4. Implikasi Praktis bagi Orang Percaya

a. Hidup dengan Fokus pada Kristus

Ibrani 12:2 berkata:

“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita kepada kesempurnaan.”

Ini berarti kita harus selalu memandang Yesus dalam segala aspek kehidupan kita.

b. Mengandalkan Yesus sebagai Imam Besar

Karena Yesus adalah Imam Besar kita, kita dapat datang kepada Allah dengan percaya diri.

Ibrani 4:16 berkata:

“Marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia.”

c. Menjalani Panggilan Surgawi dengan Setia

Filipi 3:14 berkata:

“Aku berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Sebagai orang percaya, kita harus hidup dengan kesadaran bahwa kita memiliki tujuan kekal dalam Kristus.

5. Tantangan dalam Mempraktikkan Iman kepada Yesus

a. Mudah Terpengaruh oleh Dunia

Dunia sering menarik perhatian kita jauh dari Kristus. Kita harus tetap fokus pada pengharapan yang kekal dalam Dia.

b. Kesulitan Mengandalkan Kristus dalam Pencobaan

Saat menghadapi pencobaan, kita sering mencari solusi sendiri. Namun, kita harus belajar untuk datang kepada Yesus sebagai Imam Besar kita.

Kesimpulan

Ibrani 3:1 mengajarkan bahwa orang percaya dipanggil untuk memandang kepada Yesus, yang adalah Rasul dan Imam Besar kita.

Para teolog Reformed seperti Calvin, Hodge, dan Sproul menegaskan bahwa:

  1. Yesus sebagai Rasul menyatakan Allah kepada kita.
  2. Yesus sebagai Imam Besar membawa kita kepada Allah.
  3. Kita harus hidup dengan fokus kepada Kristus dalam segala hal.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk:

  1. Menjalani hidup dengan mata yang tertuju kepada Yesus.
  2. Mengandalkan Yesus sebagai Imam Besar kita.
  3. Menjalani panggilan surgawi dengan setia.

“Berdoalah mohon Roh Kudus memberikan pengertian ketika kita melakukan studi Alkitab.”

Next Post Previous Post