Yohanes 20:19-23: Damai dan Kuasa dari Kristus yang Bangkit

Yohanes 20:19-23: Damai dan Kuasa dari Kristus yang Bangkit

Pendahuluan

Kebangkitan Yesus adalah puncak dari seluruh sejarah keselamatan. Tanpa kebangkitan, iman Kristen akan kehilangan dasarnya. Namun, bagaimana kehidupan para murid berubah setelah kebangkitan Kristus? Dalam Yohanes 20:19-23, kita melihat momen penting ketika Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada para murid-Nya dan memberikan kepada mereka tiga anugerah penting: damai sejahtera, pengutusan, dan kuasa Roh Kudus.

Melalui teks ini, kita akan merenungkan tiga kebenaran besar yang relevan bagi kehidupan setiap orang percaya dan gereja saat ini:

  1. Yesus memberikan damai sejahtera di tengah ketakutan.

  2. Yesus memberikan pengutusan yang bersumber dari kasih dan otoritas ilahi.

  3. Yesus memberikan kuasa Roh Kudus untuk pelayanan pengampunan.

1. Damai Sejahtera di Tengah Ketakutan ( Yohanes 20:19-20)

“Ketika hari itu sudah malam, yaitu hari pertama dalam minggu itu, dan pintu-pintu tempat para murid berkumpul tertutup karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi...”

Para murid sedang berada dalam kondisi takut. Mereka telah melihat Guru mereka disalibkan secara kejam, dan kini mereka takut mereka akan mengalami nasib yang sama. Pintu dikunci. Hati terkunci. Masa depan tampak gelap.

Namun, Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka, tanpa mengetuk, tanpa membuka pintu secara fisik—karena tubuh kebangkitan-Nya tidak lagi dibatasi oleh hukum fisika.

Dan kata pertama yang diucapkan-Nya adalah: “Damai sejahtera bagi kamu!”

Ini bukan sekadar ucapan salam biasa. Ini adalah deklarasi ilahi bahwa damai Allah kini telah tersedia bagi mereka. Kata "damai" di sini adalah shalom—sebuah damai yang mencakup pemulihan total: jiwa, hubungan, dan keberadaan dengan Allah.

Aplikasi: Dalam dunia yang penuh ketakutan dan kekhawatiran—tentang masa depan, penyakit, penganiayaan—Yesus yang bangkit tetap hadir dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Ia tidak selalu mengubah situasi secara instan, tetapi Ia menghadirkan diri-Nya—dan itulah sumber damai sejati.

Renungan pribadi: Apakah kamu sedang terkunci dalam ketakutan atau kecemasan hari ini? Izinkan Yesus masuk ke ruang hatimu dan berbicara damai-Nya ke dalam hidupmu.

2. Pengutusan Ilahi: Dari Penerima Damai Menjadi Pembawa Damai ( Yohanes 20:21)

“Kemudian, Yesus berkata kepada mereka lagi, 'Damai sejahtera bagi kamu. Sama seperti Bapa telah mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.'”

Yesus mengulangi salam damai-Nya. Setelah damai diberikan, Yesus tidak membiarkan para murid tetap dalam posisi pasif. Damai bukanlah tujuan akhir, melainkan dasar untuk perutusan.

Yesus berkata: "Sama seperti Bapa mengutus Aku..." — Ini adalah pengutusan yang luar biasa:

  • Sebagaimana Yesus diutus dalam kasih, kita pun diutus untuk mengasihi.

  • Sebagaimana Yesus diutus untuk menyatakan kebenaran, kita pun diutus untuk memberitakan Injil.

  • Sebagaimana Yesus melayani dengan rendah hati, kita pun diutus untuk melayani.

Aplikasi: Gereja bukan sekadar tempat untuk berlindung, tapi adalah komunitas yang diutus. Damai yang kita terima dari Kristus harus mendorong kita keluar dari tembok ketakutan, untuk membawa kabar baik ke dunia yang terluka.

Renungan jemaat: Apakah gereja kita sudah menjadi gereja yang diutus? Apakah kita masih menutup pintu-pintu kita karena ketakutan atau sudah membuka hati untuk pergi dan menjadi terang dunia?

3. Kuasa Roh Kudus dan Pelayanan Pengampunan ( Yohanes 20:22-23)

“Dan, setelah Dia mengatakan demikian, Yesus mengembusi mereka dan berkata, 'Terimalah Roh Kudus!'”

Tindakan Yesus yang mengembusi para murid mengingatkan kita pada penciptaan manusia dalam Kejadian 2:7, saat Allah menghembuskan napas hidup ke dalam manusia. Kini, Yesus menghembuskan napas kehidupan rohani: Roh Kudus.

Ini adalah simbol dari penciptaan baru. Para murid kini diberi kuasa dan hidup baru oleh Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, mereka tidak akan mampu menjalankan pengutusan yang telah diberikan.

“Jika kamu mengampuni dosa seseorang, dosa orang itu diampuni...”

Ayat ini bukan berarti murid-murid diberi kuasa mutlak untuk menentukan pengampunan dosa. Dalam konteks Perjanjian Baru, pengampunan dosa tetap datang dari Allah, tetapi gereja diberi otoritas untuk memberitakan pengampunan dosa melalui Injil.

Aplikasi: Gereja dipanggil untuk menjadi pembawa pesan pengampunan, bukan penghakiman. Kuasa Roh Kudus membuat pelayanan kita efektif. Tanpa Roh Kudus, semua pelayanan menjadi ritual kosong.

Renungan praktis: Apakah kita membiarkan Roh Kudus memimpin dan menggerakkan hidup dan pelayanan kita? Apakah kita menyampaikan pengampunan kepada orang yang terluka, bersalah, dan tersesat?

Penutup: Hidup sebagai Gereja yang Dibangkitkan

Dari Yohanes 20:19-23, kita belajar bahwa gereja dibentuk oleh tiga hal utama:

  1. Damai Kristus yang mengusir ketakutan.

  2. Pengutusan Kristus yang memberi arah hidup.

  3. Kuasa Roh Kudus yang menghidupkan dan memperlengkapi.

Kebangkitan Yesus bukan hanya tentang kehidupan setelah kematian, tetapi juga tentang hidup yang penuh kuasa sekarang. Kita dipanggil bukan hanya untuk percaya, tetapi untuk pergi, diutus, dan membawa kabar baik kepada dunia.

Ilustrasi Penutup

Seorang misionaris di Asia pernah ditanya mengapa ia meninggalkan kenyamanan negaranya untuk tinggal di sebuah desa miskin dan terisolasi. Jawabannya sederhana: “Yesus datang kepadaku ketika aku terkunci dalam ketakutan dan dosa. Ia memberikan damai, mengutus aku, dan memberikan Roh-Nya. Bagaimana aku bisa tinggal diam?”

Ajakan untuk Tanggapan

Hari ini, Yesus yang bangkit berdiri di tengah-tengah kita dan berkata:
“Damai sejahtera bagi kamu!”

  • Apakah kamu menerima damai-Nya?

  • Apakah kamu siap diutus oleh-Nya?

  • Apakah kamu membuka hidupmu untuk dipenuhi oleh Roh Kudus?

Doa Penutup:

“Tuhan Yesus, Engkau hadir dalam ketakutan kami, dan Engkau membawa damai. Engkau mengutus kami seperti Engkau diutus oleh Bapa. Engkau memberikan Roh Kudus agar kami dapat melayani dengan kuasa-Mu. Bentuklah kami menjadi umat yang taat, menjadi gereja yang bersinar di tengah dunia yang gelap. Dalam nama Yesus yang bangkit, kami berdoa. Amin.”

Next Post Previous Post