Mazmur 51:1–2 – Empat Permohonan untuk Pengampunan dan Penyucian

Mazmur 51:1–2 – Empat Permohonan untuk Pengampunan dan Penyucian

"Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!"
(Mazmur 51:1–2, LAI TB)

Pendahuluan: Doa Pertobatan yang Abadi

Mazmur 51 merupakan salah satu mazmur pertobatan yang paling mendalam dalam Alkitab. Ditulis oleh Daud setelah konfrontasi nabi Natan atas dosanya dengan Batsyeba (2 Samuel 12), mazmur ini mencerminkan hati yang hancur dan kerinduan akan pemulihan relasi dengan Allah. Dalam ayat 1–2, Daud mengajukan empat permohonan utama: kasihanilah aku, hapuskanlah pelanggaranku, bersihkanlah aku, dan tahirkanlah aku. Keempat permohonan ini mencerminkan pemahaman teologis yang mendalam tentang dosa, pengampunan, dan penyucian.

Artikel ini akan mengupas keempat permohonan tersebut melalui lensa teologi Reformed, dengan merujuk pada pandangan beberapa teolog terkemuka seperti John Calvin, Charles Hodge, dan Herman Bavinck. Kita akan melihat bagaimana permohonan Daud mencerminkan kebutuhan manusia akan anugerah Allah yang menyelamatkan dan menyucikan.

1. "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu"

a. Permohonan akan Belas Kasihan

Permohonan pertama Daud adalah agar Allah mengasihaninya. Kata Ibrani yang digunakan adalah ḥānan, yang berarti menunjukkan belas kasihan atau kemurahan hati. Daud tidak meminta berdasarkan haknya, tetapi memohon belas kasihan Allah semata.

John Calvin dalam komentarnya tentang Mazmur 51 menekankan bahwa Daud menyadari bahwa satu-satunya harapan baginya adalah belas kasihan Allah. Calvin menulis, “Daud tidak membawa apa pun selain pengakuan dosanya dan memohon belas kasihan Allah sebagai satu-satunya dasar pengampunan.”

b. Dasar Permohonan: Kasih Setia Allah

Daud memohon berdasarkan kasih setia Allah (ḥesed dalam bahasa Ibrani), yang merujuk pada kasih perjanjian Allah yang setia dan tidak berubah. Dalam teologi Reformed, ḥesed sering dikaitkan dengan anugerah perjanjian Allah yang diberikan kepada umat-Nya bukan karena jasa mereka, tetapi karena kesetiaan-Nya sendiri.

Herman Bavinck menulis bahwa kasih setia Allah adalah dasar dari semua janji keselamatan. Dalam Reformed Dogmatics, Bavinck menyatakan bahwa Allah tetap setia pada perjanjian-Nya meskipun umat-Nya tidak setia, dan inilah yang menjadi dasar pengharapan bagi orang berdosa seperti Daud.

2. "Hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!"

a. Permohonan akan Penghapusan Dosa

Permohonan kedua adalah agar Allah menghapuskan pelanggaran Daud. Kata Ibrani yang digunakan adalah māḥâ, yang berarti menghapus atau menghapuskan secara total. Daud tidak hanya ingin dosanya diampuni, tetapi juga dihapuskan sepenuhnya dari catatan Allah.

Charles Hodge, dalam Systematic Theology, menekankan bahwa penghapusan dosa adalah tindakan Allah yang menghapus catatan dosa sehingga tidak lagi diperhitungkan kepada orang berdosa. Ini bukan karena orang tersebut layak, tetapi karena anugerah Allah yang besar.

b. Dasar Permohonan: Rahmat Allah yang Besar

Daud memohon penghapusan dosanya berdasarkan rahmat Allah yang besar. Kata Ibrani raḥămîm menunjukkan belas kasihan yang mendalam, seperti kasih seorang ibu kepada anaknya. Dalam teologi Reformed, rahmat Allah adalah dasar dari keselamatan, di mana Allah menunjukkan belas kasihan kepada orang berdosa yang tidak layak.

John Calvin menekankan bahwa Daud tidak memohon berdasarkan perbuatan baiknya, tetapi semata-mata berdasarkan rahmat Allah yang besar. Ini mencerminkan doktrin pembenaran oleh iman semata, di mana keselamatan adalah anugerah Allah yang tidak layak diterima oleh manusia.

3. "Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku"

a. Permohonan akan Pembersihan Total

Permohonan ketiga adalah agar Allah membersihkan Daud dari kesalahannya. Kata Ibrani yang digunakan adalah kābas, yang berarti mencuci atau membersihkan, seperti mencuci pakaian. Daud menyadari bahwa dosanya telah mencemari dirinya, dan ia membutuhkan pembersihan total.

Dalam teologi Reformed, pembersihan dari dosa adalah bagian dari proses pengudusan, di mana Allah bekerja dalam hidup orang percaya untuk membersihkan mereka dari kuasa dosa. Ini bukan hanya pengampunan, tetapi juga transformasi hidup.

Anthony Hoekema, dalam Saved by Grace, menekankan bahwa pengudusan adalah proses di mana Allah membersihkan orang percaya dari dosa dan membentuk mereka menjadi serupa dengan Kristus. Permohonan Daud mencerminkan kerinduan akan proses ini.

b. Kesadaran akan Kedalaman Dosa

Daud tidak hanya mengakui dosanya, tetapi juga menyadari kedalaman dan dampaknya. Ia menyebutnya sebagai kesalahan, yang menunjukkan pelanggaran terhadap hukum Allah. Dalam teologi Reformed, pengakuan dosa yang sejati melibatkan kesadaran akan kedalaman dosa dan kebutuhan akan pembersihan total oleh Allah.

4. "Tahirkanlah aku dari dosaku!"

a. Permohonan akan Penyucian

Permohonan keempat adalah agar Allah mentahirkan Daud dari dosanya. Kata Ibrani yang digunakan adalah ṭāhēr, yang berarti menyucikan atau mentahirkan, terutama dalam konteks ritus keagamaan. Daud menyadari bahwa dosanya telah membuatnya najis di hadapan Allah, dan ia membutuhkan penyucian.

Dalam teologi Reformed, penyucian adalah aspek penting dari keselamatan, di mana Allah menyucikan orang percaya dari dosa dan menjadikan mereka kudus. Ini bukan hanya status hukum, tetapi juga realitas spiritual yang nyata.

Louis Berkhof, dalam Systematic Theology, menjelaskan bahwa penyucian adalah pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya, di mana mereka dipisahkan dari dosa dan dikuduskan bagi Allah. Permohonan Daud mencerminkan kerinduan akan penyucian ini.

b. Kebutuhan akan Penyucian oleh Allah

Daud menyadari bahwa ia tidak dapat menyucikan dirinya sendiri. Ia memohon agar Allah yang mentahirkan dirinya. Dalam teologi Reformed, ini mencerminkan doktrin ketidakmampuan total manusia untuk menyelamatkan atau menyucikan dirinya sendiri, dan kebutuhan akan anugerah Allah yang menyelamatkan dan menyucikan.

Kesimpulan: Doa Pertobatan yang Menjadi Teladan

Mazmur 51:1–2 memberikan teladan doa pertobatan yang mendalam dan teologis. Daud mengajukan empat permohonan utama: belas kasihan, penghapusan dosa, pembersihan total, dan penyucian. Keempat permohonan ini mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang dosa dan kebutuhan akan anugerah Allah.

Dalam teologi Reformed, mazmur ini menjadi contoh bagaimana orang berdosa harus datang kepada Allah: dengan pengakuan dosa yang jujur, kesadaran akan ketidaklayakan diri, dan permohonan akan anugerah Allah yang menyelamatkan dan menyucikan. Ini juga mencerminkan doktrin-doktrin penting seperti kasih setia Allah, rahmat-Nya yang besar, pengampunan, pengudusan, dan penyucian.

Mazmur 51 mengajarkan bahwa pertobatan sejati melibatkan pengakuan dosa yang mendalam, permohonan akan anugerah Allah, dan kerinduan akan hidup yang kudus. Ini adalah doa yang relevan bagi setiap orang percaya yang ingin hidup dalam relasi yang benar dengan Allah.

Next Post Previous Post