Iman yang Diuji: 1 Petrus 1:7

Iman yang Diuji: 1 Petrus 1:7

Pendahuluan:

Setiap orang percaya pasti mengalami ujian dalam hidupnya. Penderitaan, kesulitan, dan berbagai cobaan sering kali membuat kita bertanya, mengapa Allah mengizinkan kita mengalami hal ini? Namun, dalam 1 Petrus 1:7, Rasul Petrus memberikan pemahaman yang mendalam tentang tujuan ujian dalam kehidupan orang percaya:

“Maksudnya ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih berharga daripada emas yang fana, yang diuji dengan api, sehingga kamu memperoleh pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada waktu Yesus Kristus dinyatakan.” (1 Petrus 1:7, AYT)

Ayat ini menegaskan bahwa iman yang sejati harus diuji, seperti emas yang dimurnikan dengan api. Dalam teologi Reformed, ujian iman bukanlah tanda bahwa Allah meninggalkan kita, tetapi justru bagian dari proses pengudusan yang membentuk kita semakin menyerupai Kristus.

Para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, John Piper, dan Wayne Grudem menekankan bahwa Allah menggunakan penderitaan untuk membuktikan kemurnian iman kita, memperdalam kepercayaan kita kepada-Nya, dan mempersiapkan kita bagi kemuliaan kekal.

Dalam artikel ini, kita akan membahas:

  1. Konteks dan Makna 1 Petrus 1:7
  2. Mengapa Iman Orang Percaya Harus Diuji?
  3. Bagaimana Allah Menggunakan Ujian untuk Memurnikan Iman Kita?
  4. Respon Orang Percaya dalam Menghadapi Ujian Iman
  5. Janji Allah bagi Mereka yang Bertahan dalam Ujian

1. Konteks dan Makna 1 Petrus 1:7

a. Latar Belakang Surat 1 Petrus

Surat 1 Petrus ditulis kepada orang-orang percaya yang mengalami penganiayaan dan penderitaan karena iman mereka.

“Saudara-saudara yang dikasihi, janganlah terkejut akan nyala api siksaan yang datang untuk mencobai kamu, seolah-olah ada sesuatu yang aneh terjadi atas kamu.” (1 Petrus 4:12, AYT)

John Calvin menjelaskan bahwa penderitaan bukanlah kejutan bagi orang percaya, tetapi bagian dari panggilan mereka untuk mengikuti Kristus.

b. Makna "Kemurnian Iman yang Diuji seperti Emas"

Petrus menggunakan gambaran emas yang dimurnikan dengan api untuk menggambarkan bagaimana iman diuji melalui penderitaan.

R.C. Sproul menegaskan bahwa iman sejati hanya bisa terlihat ketika diuji, sama seperti emas murni hanya bisa diperoleh setelah dibakar dalam api.

c. Tujuan Akhir: Pujian, Kemuliaan, dan Kehormatan

Hasil dari ujian ini bukanlah kehancuran, tetapi kemuliaan yang akan kita terima ketika Kristus datang kembali.

Jonathan Edwards menekankan bahwa Allah menggunakan penderitaan untuk mengarahkan hati kita kepada pengharapan yang sejati, yaitu kemuliaan kekal di dalam Kristus.

2. Mengapa Iman Orang Percaya Harus Diuji?

a. Untuk Membuktikan Keaslian Iman Kita

Tidak semua orang yang mengaku percaya kepada Kristus memiliki iman yang sejati.

“Banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.” (Matius 24:10, AYT)

John Piper menjelaskan bahwa ujian iman membedakan antara mereka yang benar-benar mengasihi Tuhan dan mereka yang hanya mencari kenyamanan dalam agama.

b. Untuk Memurnikan Karakter Kita

“Sebab Dia tahu jalan hidupku; seandainya Dia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” (Ayub 23:10, AYT)

Wayne Grudem dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa penderitaan adalah alat Allah untuk membentuk karakter dan kedewasaan rohani kita.

c. Untuk Menguatkan Ketergantungan Kita kepada Allah

“Pikirkanlah hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi.” (Kolose 3:2, AYT)

Timothy Keller menegaskan bahwa melalui penderitaan, Allah mengajarkan kita untuk tidak bergantung pada dunia, tetapi hanya kepada-Nya.

3. Bagaimana Allah Menggunakan Ujian untuk Memurnikan Iman Kita?

a. Melalui Penderitaan yang Mengajar Kita Bertekun

“Karena kita tahu bahwa penderitaan menghasilkan ketekunan.” (Roma 5:3, AYT)

Jonathan Edwards menekankan bahwa tanpa penderitaan, kita tidak akan pernah belajar bagaimana bertekun dalam iman.

b. Melalui Tantangan yang Membawa Kita Lebih Dekat kepada Tuhan

“Aku berseru kepada-Mu di hari kesesakan, sebab Engkau menjawab aku.” (Mazmur 86:7, AYT)

R.C. Sproul menjelaskan bahwa Allah sering kali memakai penderitaan sebagai cara untuk menarik hati kita lebih dekat kepada-Nya.

c. Melalui Situasi yang Membuktikan Kesetiaan Allah

“Sebab Tuhan itu baik; kasih setia-Nya untuk selama-lamanya.” (Mazmur 100:5, AYT)

John Calvin menegaskan bahwa ketika kita bertahan dalam ujian, kita akan semakin memahami kasih setia Allah yang tidak pernah meninggalkan kita.

4. Respon Orang Percaya dalam Menghadapi Ujian Iman

a. Bersukacita dalam Penderitaan

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan.” (Yakobus 1:2, AYT)

John Piper menekankan bahwa sukacita dalam penderitaan bukan berarti menikmati kesulitan, tetapi percaya bahwa Allah sedang bekerja dalam hidup kita.

b. Bertekun dan Tidak Menyerah

“Tetapi orang yang bertahan sampai pada akhirnya akan diselamatkan.” (Matius 24:13, AYT)

Timothy Keller menjelaskan bahwa iman sejati akan bertahan dalam ujian karena bersandar pada janji Allah.

c. Mengandalkan Firman Tuhan dan Doa

“Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” (Mazmur 119:105, AYT)

R.C. Sproul menekankan bahwa orang percaya harus mengandalkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan dalam menghadapi ujian.

5. Janji Allah bagi Mereka yang Bertahan dalam Ujian

a. Mahkota Kehidupan

“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan.” (Yakobus 1:12, AYT)

John Calvin menegaskan bahwa mereka yang bertahan dalam iman akan menerima kemuliaan kekal sebagai upah dari Tuhan.

b. Kemuliaan yang Kekal Bersama Kristus

“Jika kita bertekun, kita juga akan ikut memerintah dengan Dia.” (2 Timotius 2:12, AYT)

Wayne Grudem menjelaskan bahwa kemuliaan yang kita terima nanti jauh lebih besar daripada penderitaan yang kita alami saat ini.

Kesimpulan: Iman yang Diuji akan Menghasilkan Kemuliaan Kekal

  1. Ujian iman membuktikan kemurnian dan keaslian iman kita.
  2. Penderitaan adalah alat Allah untuk membentuk karakter dan kedewasaan rohani kita.
  3. Melalui ujian, kita belajar untuk lebih bergantung kepada Tuhan.
  4. Respon yang benar dalam ujian adalah bersukacita, bertekun, dan mengandalkan firman Tuhan.
  5. Allah menjanjikan mahkota kehidupan dan kemuliaan kekal bagi mereka yang setia sampai akhir.

Sebagaimana John Calvin berkata:

“Iman yang sejati akan diuji, tetapi mereka yang bertahan akan menerima kemuliaan yang tidak dapat binasa.”

Marilah kita bertahan dalam ujian, percaya bahwa Allah sedang membentuk kita untuk kemuliaan yang lebih besar di dalam Kristus!

Next Post Previous Post