Kasih, Ketaatan, dan Roh Kudus: Yohanes 14:15-17

Pendahuluan
Pasal 14 dalam Injil Yohanes adalah bagian dari pengajaran Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum penyaliban-Nya. Yesus menghibur murid-murid-Nya dengan janji bahwa meskipun Ia akan pergi, mereka tidak akan ditinggalkan. Dalam Yohanes 14:15-17, Yesus menekankan hubungan antara kasih, ketaatan, dan pemberian Roh Kudus sebagai Penolong.
15 "Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti semua perintah-Ku."
16 "Aku akan meminta kepada Bapa, dan Dia akan memberikan kepadamu Penolong yang lain supaya Dia bersamamu selamanya,"
17 "yaitu Roh Kebenaran, yang dunia tidak dapat menerima-Nya, sebab dunia tidak melihat Dia atau mengenal Dia. Akan tetapi, kamu mengenal Dia karena Dia tinggal bersamamu dan akan ada di dalammu." (AYT)
Bagian ini merupakan janji agung tentang peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi eksposisi ayat ini berdasarkan pemikiran beberapa teolog Reformed serta makna teologisnya dalam kehidupan Kristen.
Konteks Yohanes 14:15-17
Pasal 14 dari Injil Yohanes merupakan bagian dari Farewell Discourse (Pidato Perpisahan) Yesus, yang berlangsung dari Yohanes 13-17. Ini adalah momen ketika Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya untuk menghadapi realitas setelah kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya.
Dalam Yohanes 14:1-14, Yesus menghibur murid-murid-Nya dengan mengatakan bahwa Ia akan pergi untuk menyediakan tempat bagi mereka dan bahwa Ia adalah satu-satunya jalan kepada Bapa. Kemudian dalam Yohanes 14:15-17, Yesus berbicara tentang kasih sejati yang ditunjukkan melalui ketaatan, serta janji akan datangnya Roh Kudus sebagai Penolong.
Eksposisi Yohanes 14:15-17 dalam Perspektif Teologi Reformed
1. Kasih dan Ketaatan sebagai Bukti Iman Sejati
"Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti semua perintah-Ku." (Yohanes 14:15, AYT)
Yesus menghubungkan kasih kepada-Nya dengan ketaatan terhadap perintah-Nya. Dalam teologi Reformed, ini sesuai dengan doktrin Regenerasi dan Sanctification yang mengajarkan bahwa orang yang telah dilahirkan kembali akan menunjukkan iman mereka melalui ketaatan.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menjelaskan bahwa kasih kepada Kristus bukan sekadar emosi, tetapi sebuah komitmen yang diwujudkan dalam tindakan. Calvin menekankan bahwa iman sejati menghasilkan ketaatan, bukan sebagai syarat keselamatan, tetapi sebagai bukti dari anugerah yang telah diterima.
Jonathan Edwards dalam Religious Affections menekankan bahwa kasih kepada Allah haruslah nyata dalam kehidupan orang percaya. Jika seseorang mengklaim mengasihi Kristus tetapi hidup dalam ketidaktaatan, kasihnya adalah palsu.
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menambahkan bahwa ketaatan bukanlah beban bagi orang percaya yang sejati, tetapi sebuah ekspresi kasih kepada Tuhan. Roh Kuduslah yang bekerja dalam hati orang percaya untuk mengarahkan mereka kepada kehidupan yang berkenan kepada Tuhan.
2. Roh Kudus sebagai Penolong yang Dikirim oleh Kristus
"Aku akan meminta kepada Bapa, dan Dia akan memberikan kepadamu Penolong yang lain supaya Dia bersamamu selamanya," (Yohanes 14:16, AYT)
Yesus berjanji bahwa setelah Ia pergi, Roh Kudus akan dikirim sebagai Penolong (Paraklētos dalam bahasa Yunani), yang berarti pendamping, pembela, dan penghibur.
John Owen dalam The Holy Spirit menekankan bahwa pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya adalah mutlak diperlukan untuk menjalani kehidupan Kristen. Roh Kudus tidak hanya memberikan bimbingan dan kekuatan, tetapi juga memastikan bahwa umat Allah bertahan dalam iman mereka (Perseverance of the Saints).
Charles Spurgeon dalam The Power of the Holy Spirit menjelaskan bahwa kehadiran Roh Kudus adalah bukti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Kehadiran Roh Kudus bukan sementara, tetapi selamanya, menunjukkan bahwa keselamatan yang diberikan kepada orang percaya adalah kekal.
John Piper dalam Desiring God menyoroti bahwa Roh Kudus adalah penggerak utama dalam kehidupan orang percaya. Dialah yang mengarahkan hati kita untuk menikmati Allah dan hidup dalam ketaatan sejati.
3. Dunia Tidak Bisa Mengenal Roh Kudus
"yaitu Roh Kebenaran, yang dunia tidak dapat menerima-Nya, sebab dunia tidak melihat Dia atau mengenal Dia..." (Yohanes 14:17a, AYT)
Yesus menegaskan bahwa dunia tidak dapat menerima Roh Kudus karena mereka tidak mengenal atau melihat Dia. Ini sesuai dengan doktrin Total Depravity, yang menyatakan bahwa manusia dalam keadaan alami mereka tidak dapat memahami atau menerima hal-hal dari Roh Allah (1 Korintus 2:14).
Jonathan Edwards dalam Sinners in the Hands of an Angry God menegaskan bahwa tanpa karya Roh Kudus, manusia tetap berada dalam kegelapan rohani. Mereka yang belum diperbarui tidak dapat mengenali kebenaran Injil.
R.C. Sproul dalam Knowing Scripture menekankan bahwa hanya mereka yang telah dilahirkan kembali yang dapat memahami dan mengalami kehadiran Roh Kudus. Dunia menolak Roh Kudus karena mereka terikat oleh dosa dan tidak ingin tunduk kepada kebenaran Allah.
4. Roh Kudus Tinggal dalam Orang Percaya
"Akan tetapi, kamu mengenal Dia karena Dia tinggal bersamamu dan akan ada di dalammu." (Yohanes 14:17b, AYT)
Yesus berjanji bahwa Roh Kudus tidak hanya akan bersama mereka, tetapi juga tinggal di dalam mereka.
John Calvin dalam Commentary on John menjelaskan bahwa ini menunjukkan relasi yang sangat dekat antara Roh Kudus dan orang percaya. Roh Kudus bukan sekadar pengaruh dari luar, tetapi tinggal dalam hati orang percaya untuk membentuk mereka menjadi serupa dengan Kristus.
Martin Lloyd-Jones dalam The Assurance of Our Salvation menegaskan bahwa kepastian keselamatan berasal dari kehadiran Roh Kudus di dalam hati orang percaya. Roh Kudus memberikan sukacita, damai sejahtera, dan kepastian bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Makna Teologis Yohanes 14:15-17 dalam Teologi Reformed
1. Ketaatan adalah Bukti Iman Sejati
Kasih kepada Kristus tidak bisa dipisahkan dari ketaatan kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa orang percaya sejati tidak hanya mengklaim mengenal Kristus, tetapi hidup dalam ketaatan sebagai bukti regenerasi mereka.
2. Roh Kudus adalah Janji Kekal bagi Orang Percaya
Roh Kudus tidak diberikan untuk sementara waktu, tetapi untuk selamanya. Ini menunjukkan doktrin Perseverance of the Saints, di mana orang percaya yang sejati akan dipelihara oleh Allah sampai akhir.
3. Dunia Tidak Dapat Mengenal Roh Kudus
Mereka yang belum dilahirkan kembali tidak dapat menerima atau memahami pekerjaan Roh Kudus. Ini menegaskan doktrin Total Depravity, bahwa manusia dalam natur berdosanya tidak dapat mencari Allah tanpa anugerah-Nya.
4. Roh Kudus Tinggal dalam Orang Percaya
Roh Kudus bukan sekadar kuasa eksternal, tetapi pribadi yang tinggal di dalam hati orang percaya untuk membimbing mereka dalam kebenaran. Ini menegaskan bahwa kehidupan Kristen tidak bisa dijalani dengan kekuatan sendiri, tetapi hanya melalui Roh Kudus.
Kesimpulan
Yohanes 14:15-17 mengajarkan bahwa:
- Kasih sejati kepada Kristus diwujudkan dalam ketaatan.
- Yesus mengirimkan Roh Kudus sebagai Penolong yang akan selalu menyertai orang percaya.
- Dunia tidak dapat menerima Roh Kudus karena mereka masih berada dalam kegelapan rohani.
- Roh Kudus tinggal di dalam orang percaya, memastikan mereka tetap dalam iman sampai akhir.
Sebagai orang percaya, kita harus hidup dalam ketaatan kepada Kristus, bersandar pada Roh Kudus, dan menyadari bahwa kita telah diberikan anugerah yang besar melalui kehadiran-Nya dalam hidup kita. Soli Deo Gloria!