Kasih Setia Allah yang Kekal: Mazmur 136:2
Pendahuluan
Mazmur 136:2 merupakan bagian dari pujian kepada Tuhan yang menekankan kasih setia-Nya yang kekal. Ayat ini berbunyi:
"Mengucap syukurlah kepada Allah segala ilah, karena kasih setia-Nya untuk selama-lamanya." (Mazmur 136:2, AYT)
Dalam teologi Reformed, ayat ini dipahami dalam konteks kedaulatan Allah, kasih setia-Nya yang tidak berubah, dan panggilan bagi umat-Nya untuk hidup dalam penyembahan serta syukur.
Artikel ini akan menggali makna Mazmur 136:2 berdasarkan pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Herman Bavinck, Charles Hodge, dan Jonathan Edwards, serta bagaimana ayat ini relevan bagi kehidupan orang percaya.
1. Konteks Historis dan Teologis Mazmur 136:2
A. Latar Belakang Ayat
Mazmur 136 sering disebut sebagai Mazmur Pujian Kasih Setia karena setiap ayatnya diakhiri dengan frasa "karena kasih setia-Nya untuk selama-lamanya."
- Mazmur ini digunakan dalam ibadah umat Israel untuk mengagungkan perbuatan Allah dalam sejarah keselamatan.
- Frasa "Allah segala ilah" menegaskan kedaulatan Allah yang tidak tertandingi.
B. Allah yang Berdaulat atas Semua Ilah
Frasa "Allah segala ilah" menekankan bahwa hanya Allah yang benar dan berkuasa atas semua yang disebut sebagai ilah.
Dalam teologi Reformed, ini berkaitan dengan doktrin monoteisme alkitabiah yang menegaskan bahwa:
- Allah adalah satu-satunya Tuhan yang sejati (Ulangan 6:4).
- Berhala dan ilah-ilah lain tidak memiliki kuasa sejati (Yesaya 44:6-8).
- Allah memegang kendali atas segala sesuatu, termasuk bangsa-bangsa yang menyembah ilah lain.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menegaskan bahwa tidak ada ilah lain selain Allah yang sejati. Semua "ilah" lainnya hanyalah ciptaan manusia dan tidak memiliki kuasa sejati.
2. Kasih Setia Allah dalam Perspektif Teologi Reformed
A. Apa Itu Kasih Setia Allah?
Kata "kasih setia" dalam bahasa Ibrani adalah ḥeseḏ (חֶסֶד), yang sering diterjemahkan sebagai "kasih yang teguh, setia, dan tidak berkesudahan."
Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa kasih setia Tuhan bukan hanya emosi atau perasaan, tetapi suatu komitmen perjanjian yang tidak pernah gagal.
B. Kasih Setia dalam Doktrin Anugerah
Dalam teologi Reformed, kasih setia Allah berkaitan erat dengan doktrin anugerah dan pemeliharaan Tuhan:
- Allah memilih umat-Nya berdasarkan kasih setia-Nya, bukan karena kebaikan manusia (Efesus 1:4-5).
- Kasih setia Allah tidak berubah, karena didasarkan pada karakter-Nya yang kekal (Maleakhi 3:6).
- Keselamatan kita terjamin karena kasih setia Tuhan tidak pernah gagal (Roma 8:38-39).
Jonathan Edwards menekankan bahwa kesetiaan Allah dalam kasih-Nya adalah dasar penghiburan bagi umat-Nya.
Aplikasi bagi kita:
- Kita tidak perlu takut ditolak oleh Tuhan karena kasih setia-Nya tidak bergantung pada kinerja kita.
- Kita bisa bersyukur setiap hari karena Tuhan tetap setia, meskipun kita sering gagal.
3. Mengapa Kita Harus Bersyukur kepada Tuhan?
A. Penyembahan sebagai Respons terhadap Kasih Allah
Mazmur 136:2 memerintahkan kita untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Dalam teologi Reformed, penyembahan sejati adalah respons terhadap anugerah Allah.
R.C. Sproul dalam Knowing God menekankan bahwa hati yang memahami kasih setia Allah akan secara alami bersyukur dan memuliakan-Nya.
Mengapa kita harus bersyukur?
- Karena Allah berdaulat atas segalanya.
- Karena kasih setia-Nya tidak berubah.
- Karena Dia telah menebus kita dalam Kristus.
B. Bersyukur dalam Segala Keadaan
Charles Hodge dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa orang percaya dipanggil untuk bersyukur bukan hanya dalam keadaan baik, tetapi juga dalam penderitaan.
Paulus menegaskan dalam 1 Tesalonika 5:18:
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Aplikasi bagi kita:
- Bersyukur bukan hanya saat diberkati, tetapi juga dalam kesulitan, karena kasih setia Tuhan tetap sama.
- Mengembangkan kebiasaan bersyukur sebagai bagian dari kehidupan iman.
4. Kasih Setia Allah dan Keselamatan dalam Kristus
A. Kristus sebagai Penggenapan Kasih Setia Allah
Kasih setia yang dinyatakan dalam Mazmur 136:2 mencapai puncaknya dalam Yesus Kristus.
- Kasih setia Allah diwujudkan dalam pengorbanan Kristus di kayu salib (Roma 5:8).
- Melalui Kristus, kita menerima kasih setia yang kekal dan keselamatan yang tidak bisa dibatalkan (Yohanes 10:28).
Herman Bavinck menegaskan bahwa kasih setia Tuhan dalam Perjanjian Lama digenapi dalam Yesus, yang adalah wujud nyata dari kasih dan kesetiaan Allah bagi umat-Nya.
B. Keselamatan sebagai Tindakan Kasih Setia Allah
Dalam teologi Reformed, keselamatan adalah tindakan kasih setia Tuhan yang:
- Diberikan berdasarkan anugerah, bukan perbuatan (Efesus 2:8-9).
- Dijamin dalam Kristus, bukan dalam usaha manusia (Yohanes 6:37-39).
- Menghasilkan kehidupan yang baru dan perubahan hati (2 Korintus 5:17).
Jonathan Edwards menekankan bahwa karena kasih setia Tuhan kekal, maka keselamatan kita dalam Kristus juga kekal.
Aplikasi bagi kita:
- Jika kita telah diselamatkan oleh kasih Tuhan, kita harus hidup sebagai orang yang bersyukur dan setia kepada-Nya.
- Jangan meragukan kasih setia Tuhan, bahkan ketika menghadapi penderitaan atau kesulitan hidup.
5. Relevansi Mazmur 136:2 dalam Kehidupan Sehari-hari
A. Hidup dalam Keyakinan akan Kasih Tuhan
Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian, Mazmur 136:2 memberikan kepastian bahwa kasih Tuhan tidak akan pernah berubah.
Bagaimana kita menerapkannya?
- Ketika menghadapi tantangan, ingat bahwa kasih Tuhan tetap setia.
- Jangan mencari kepastian di dunia, tetapi temukan dalam kasih setia Tuhan.
- Terus mengembangkan sikap hati yang penuh syukur dalam setiap keadaan.
B. Penyembahan sebagai Respons terhadap Kasih Tuhan
Mazmur 136:2 mengingatkan kita bahwa mengucap syukur bukan hanya tindakan lisan, tetapi gaya hidup.
- Sembahlah Tuhan dalam doa dan pujian.
- Tunjukkan kasih kepada sesama sebagai respons terhadap kasih Tuhan.
- Jangan biarkan hidup dipenuhi keluhan, tetapi gantilah dengan ucapan syukur.
Kesimpulan
Mazmur 136:2 mengajarkan bahwa kasih setia Tuhan tidak berkesudahan dan menjadi dasar bagi ucapan syukur kita.
Dari perspektif teologi Reformed, kita belajar bahwa:
- Allah adalah satu-satunya Tuhan yang sejati dan berdaulat atas semua.
- Kasih setia Tuhan adalah bagian dari karakter-Nya yang tidak berubah.
- Keselamatan dalam Kristus adalah tindakan kasih setia Tuhan yang kekal.
- Kita dipanggil untuk hidup dalam ucapan syukur dan penyembahan kepada Tuhan.
Sebagai orang percaya, marilah kita hidup dalam pengharapan dan keyakinan akan kasih setia Tuhan yang tidak pernah gagal!