Tujuan Utama Manusia Menurut Alkitab
Pendahuluan:
Setiap manusia mencari makna dan kebahagiaan dalam hidup. Beberapa orang mengejar kekayaan, yang lain mencari ketenaran, dan banyak yang mencoba menemukan kebahagiaan dalam hubungan atau pencapaian pribadi. Namun, pertanyaannya tetap: Apakah semua itu benar-benar memberikan kebahagiaan sejati? Apakah itu tujuan utama manusia?
Dalam teologi Reformed, pertanyaan ini telah lama dijawab dalam Westminster Shorter Catechism, yang menyatakan:
"What is the chief end of man?"
"Man’s chief end is to glorify God and to enjoy Him forever."
(Apa tujuan utama manusia? Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya.)
Para teolog Reformed seperti John Calvin, Jonathan Edwards, John Piper, dan R.C. Sproul menegaskan bahwa kebahagiaan sejati manusia hanya ditemukan dalam hubungan dengan Allah dan dalam memuliakan-Nya.
Artikel ini akan membahas tujuan utama manusia menurut Alkitab, bagaimana kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan dalam Allah, dan bagaimana kita bisa menikmati Dia selamanya.
1. Apa Tujuan Utama Manusia Menurut Alkitab?
A. Manusia Diciptakan untuk Memuliakan Allah
Sejak penciptaan, Alkitab mengajarkan bahwa manusia diciptakan bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Allah.
Ayat Kunci:
"Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia." (Kolose 1:16)
Menurut John Calvin, kemuliaan Allah adalah tujuan utama segala sesuatu, termasuk kehidupan manusia. Jika manusia tidak hidup untuk memuliakan Allah, maka hidupnya akan kehilangan arah dan makna sejati.
Aplikasi: Apakah hidup kita benar-benar diarahkan untuk memuliakan Allah, atau hanya untuk diri sendiri?
B. Kebahagiaan Sejati Hanya Ditemukan dalam Allah
Dunia menawarkan banyak sumber kebahagiaan sementara—uang, kesuksesan, hiburan—tetapi semua itu tidak pernah benar-benar memuaskan jiwa manusia.
Ayat Kunci:
"Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah." (Mazmur 16:11)
Menurut Jonathan Edwards, Allah menciptakan manusia untuk menikmati sukacita dalam Dia, bukan dalam ciptaan-Nya yang fana.
Aplikasi: Jika kita mencari kebahagiaan di luar Allah, kita tidak akan pernah menemukannya secara penuh.
2. Bagaimana Manusia Menyimpang dari Tujuan Utamanya?
A. Dosa Membuat Manusia Kehilangan Arah
Ketika manusia jatuh dalam dosa, ia tidak lagi hidup untuk memuliakan Allah, tetapi untuk dirinya sendiri.
Ayat Kunci:
"Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23)
Menurut R.C. Sproul, dosa adalah ketika manusia mencoba menemukan kebahagiaannya di luar Tuhan—dan itu selalu berujung pada kehampaan.
Aplikasi: Kita perlu bertanya, apakah kita hidup sesuai dengan tujuan Allah, atau kita tersesat dalam keinginan duniawi?
B. Dunia Menawarkan Kebahagiaan Palsu
Ayat Kunci:
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di mana ngengat dan karat merusakkannya." (Matius 6:19)
Menurut John Piper, dunia mencoba menawarkan kepuasan palsu melalui harta, kekuasaan, dan kesenangan, tetapi semuanya bersifat sementara.
Aplikasi: Apakah kita masih percaya bahwa dunia bisa memberi kebahagiaan sejati, atau kita mulai mencari kepuasan dalam Allah?
3. Bagaimana Kita Bisa Memuliakan Allah dan Menikmati Dia Selamanya?
A. Hidup dalam Ketaatan kepada Firman Tuhan
Kita memuliakan Allah ketika kita hidup dalam ketaatan kepada kehendak-Nya.
Ayat Kunci:
"Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya." (1 Yohanes 5:3)
Menurut John MacArthur, ketaatan bukan beban, tetapi jalan menuju sukacita sejati dalam Allah.
Aplikasi: Jika kita ingin mengalami kebahagiaan sejati, kita harus hidup sesuai dengan Firman Tuhan.
B. Menikmati Allah dalam Ibadah dan Doa
Kita dipanggil untuk menikmati persekutuan dengan Allah dalam doa, penyembahan, dan pembacaan Firman.
Ayat Kunci:
"Datanglah mendekat kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu." (Yakobus 4:8)
Menurut Jonathan Edwards, semakin kita mendekat kepada Allah, semakin kita mengalami kebahagiaan sejati dalam Dia.
Aplikasi: Apakah kita menikmati waktu bersama Tuhan, atau kita hanya menjadikan ibadah sebagai kewajiban?
C. Menghidupi Injil dalam Kehidupan Sehari-hari
Allah dipermuliakan ketika kita hidup sesuai dengan Injil dan membagikannya kepada orang lain.
Ayat Kunci:
"Sebab hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21)
Menurut John Piper, kita menikmati Allah ketika kita menjalani hidup yang menunjukkan nilai Kristus sebagai harta terbesar kita.
Aplikasi: Apakah hidup kita menunjukkan bahwa Allah adalah sumber kebahagiaan terbesar kita?
4. Tantangan dalam Memuliakan Allah dan Menikmati Dia
A. Distraksi dari Dunia
Kita sering tergoda untuk mencari kepuasan dalam hal-hal duniawi.
Solusi: Kita harus terus memperbaharui pikiran kita dengan Firman Tuhan (Roma 12:2).
B. Pergumulan dan Penderitaan
Banyak orang bertanya, bagaimana kita bisa menikmati Allah dalam penderitaan?
Ayat Kunci:
"Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kita kemuliaan kekal yang jauh lebih besar." (2 Korintus 4:17)
Menurut John MacArthur, Allah sering menggunakan penderitaan untuk menarik kita lebih dekat kepada-Nya.
Aplikasi: Dalam kesulitan, kita harus belajar bersandar kepada Tuhan dan menemukan sukacita dalam hadirat-Nya.
C. Dosa yang Menghalangi Persekutuan dengan Allah
Dosa memutus persekutuan kita dengan Allah dan membuat kita kehilangan sukacita sejati.
Solusi: Kita harus terus bertobat dan mencari kekuatan dalam Roh Kudus (1 Yohanes 1:9).
Kesimpulan: Hidup untuk Kemuliaan Allah adalah Sumber Kebahagiaan Sejati
Dalam teologi Reformed, kebahagiaan sejati manusia hanya ditemukan dalam hubungan dengan Allah dan dalam memuliakan-Nya.
Ringkasan Utama:
- Tujuan utama manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya.
- Dosa membuat manusia kehilangan tujuan sejatinya dan mengejar kebahagiaan palsu.
- Kita menikmati Allah melalui ketaatan, ibadah, dan penghidupan Injil dalam kehidupan sehari-hari.
- Meskipun ada tantangan, kebahagiaan sejati ditemukan dalam Allah, bukan dalam dunia.
Sebagai orang percaya, mari kita hidup untuk memuliakan Allah dan menikmati hadirat-Nya selamanya!
Soli Deo Gloria! (Kemuliaan hanya bagi Allah!)