Lukas 17:21: Kerajaan Allah yang Hadir di Tengah-Tengah Kita

Lukas 17:21: Kerajaan Allah yang Hadir di Tengah-Tengah Kita

Pendahuluan

Lukas 17:21 adalah salah satu ayat yang sering disalahpahami dalam konteks Kerajaan Allah. Yesus mengatakan bahwa Kerajaan Allah tidak datang dengan tanda-tanda lahiriah dan tidak bisa ditunjukkan di suatu tempat tertentu, karena Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kamu.

Dalam teologi Reformed, konsep Kerajaan Allah memiliki makna teologis yang mendalam, termasuk doktrin tentang pemerintahan Allah, pemeliharaan-Nya, dan realitas spiritual yang sudah hadir tetapi belum sepenuhnya digenapi. Artikel ini akan membahas eksposisi Lukas 17:21 berdasarkan pemikiran beberapa teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Herman Bavinck, Geerhardus Vos, dan Charles Spurgeon.

Teks Alkitab: Lukas 17:21

"Tidak akan ada orang yang berkata, ‘Lihat, Kerajaan Allah ada di sini!’ atau ‘Kerajaan Allah ada di sana!’ karena sebenarnya Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kamu." (Lukas 17:21, AYT)

Ayat ini diucapkan oleh Yesus dalam konteks diskusi dengan orang-orang Farisi yang bertanya tentang kedatangan Kerajaan Allah. Mereka mengharapkan kedatangan kerajaan yang bersifat politis dan duniawi, tetapi Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang bisa diamati secara lahiriah.

Eksposisi Ayat Per Ayat

1. "Tidak akan ada orang yang berkata, ‘Lihat, Kerajaan Allah ada di sini!’ atau ‘Kerajaan Allah ada di sana!’"

a. Kerajaan Allah Tidak Bersifat Lahiriah

Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Allah tidak datang dengan tanda-tanda lahiriah yang bisa diamati secara fisik. Ini adalah koreksi terhadap pandangan Farisi yang mengharapkan Mesias akan mendirikan kerajaan duniawi yang membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.

Menurut John Calvin, Kerajaan Allah bukan sesuatu yang harus dicari di tempat tertentu, karena itu bukan kerajaan duniawi yang berbasis pada kekuasaan politik atau militer. Sebaliknya, itu adalah kerajaan rohani yang dinyatakan dalam pemerintahan Allah atas umat-Nya melalui Kristus.

Calvin menulis dalam Institutes of the Christian Religion:

"Kerajaan Kristus adalah kerajaan rohani, yang bekerja di dalam hati dan kehidupan umat pilihan-Nya."

b. Kesalahan dalam Mencari Kerajaan Allah Secara Duniawi

Sepanjang sejarah, banyak orang yang mencoba mengidentifikasi lokasi fisik atau periode spesifik untuk kedatangan Kerajaan Allah.

R.C. Sproul menegaskan bahwa mereka yang mengharapkan tanda-tanda lahiriah seperti mukjizat spektakuler atau peristiwa politik akan kecewa, karena Kerajaan Allah datang dalam cara yang tidak terduga—melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus.

2. "Karena sebenarnya Kerajaan Allah ada di tengah-tengah kamu."

a. Makna "Di Tengah-Tengah Kamu"

Frasa Yunani untuk "di tengah-tengah kamu" adalah ἐντὸς ὑμῶν (entos hymōn). Kata ini memiliki dua kemungkinan makna:

  1. "Di dalam kamu" → Merujuk pada kehadiran Kerajaan Allah dalam hati orang percaya.

  2. "Di antara kamu" → Merujuk pada kehadiran Yesus sebagai raja yang menghadirkan Kerajaan Allah di antara mereka.

Menurut Herman Bavinck, makna terbaik dari ayat ini adalah bahwa Kerajaan Allah telah hadir melalui kehadiran Yesus di tengah-tengah umat-Nya.

Bavinck menulis:

"Di dalam Yesus Kristus, Kerajaan Allah telah datang, meskipun belum dalam kepenuhannya."

b. Yesus sebagai Manifestasi Kerajaan Allah

Yesus sendiri adalah wujud nyata dari Kerajaan Allah.

Menurut Geerhardus Vos, seorang teolog Reformed yang terkenal dalam teologi biblika, Kerajaan Allah bukan hanya sesuatu yang akan datang di masa depan, tetapi telah hadir dalam Kristus.

Ini sejalan dengan pernyataan Yesus dalam Matius 12:28:

"Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu."

Dengan kata lain, Yesus membawa pemerintahan Allah ke dunia ini, dan melalui diri-Nya, orang-orang mengalami Kerajaan Allah.

Implikasi Teologis dalam Perspektif Reformed

1. Kerajaan Allah Sudah dan Belum (Already but Not Yet)

Dalam teologi Reformed, konsep "Already but Not Yet" (Sudah tetapi Belum) menjelaskan bahwa Kerajaan Allah sudah datang melalui Kristus, tetapi akan mencapai kepenuhannya pada akhir zaman.

Menurut Herman Bavinck, Kerajaan Allah memiliki dua aspek utama:
Aspek Present (Sudah): Kristus telah membawa Kerajaan Allah melalui penebusan di kayu salib dan kebangkitan-Nya.
Aspek Eskatologis (Belum): Kepenuhan Kerajaan Allah akan terjadi saat Kristus datang kembali dan memulihkan segala sesuatu.

2. Kerajaan Allah adalah Realitas Rohani

Karena Kerajaan Allah bukan kerajaan politis, orang percaya dipanggil untuk hidup sebagai warga Kerajaan Allah melalui iman dan ketaatan kepada Kristus.

Charles Spurgeon menegaskan bahwa tanda seseorang yang benar-benar menjadi bagian dari Kerajaan Allah adalah hidupnya yang dipenuhi oleh Roh Kudus dan menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23).

Sebagai warga Kerajaan Allah, kita harus:
Menghidupi kebenaran dan keadilan Allah.
Menjadi terang dan garam bagi dunia.
Memperluas Kerajaan Allah melalui penginjilan dan pelayanan.

3. Tidak Ada Kerajaan Allah Tanpa Kristus

Karena Yesus adalah wujud nyata dari Kerajaan Allah, maka tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah tanpa menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Yesus berkata dalam Yohanes 14:6:

"Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku."

John Calvin menekankan bahwa pemerintahan Kristus dalam hati manusia adalah bukti bahwa seseorang telah masuk dalam Kerajaan Allah.

Relevansi Lukas 17:21 dalam Kehidupan Orang Percaya

1. Jangan Mencari Kerajaan Allah dalam Hal-Hal Duniawi

Banyak orang hari ini masih mencari tanda-tanda lahiriah untuk membuktikan kehadiran Kerajaan Allah, seperti:
🚫 Gerakan politik tertentu sebagai tanda Kerajaan Allah.
🚫 Kejadian alam atau peperangan sebagai bukti kedatangan Kerajaan Allah.
🚫 Bangunan gereja atau institusi agama sebagai pusat Kerajaan Allah.

Namun, Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah adalah realitas rohani yang hadir dalam hati orang percaya.

2. Hidup sebagai Warga Kerajaan Allah

Karena Kerajaan Allah sudah hadir, kita harus hidup sebagai warga kerajaan yang setia dengan:
Mengutamakan nilai-nilai kerajaan: Kasih, keadilan, kebenaran.
Menjalankan Amanat Agung: Membawa Injil kepada dunia.
Melayani dengan rendah hati: Mengikuti teladan Kristus sebagai Raja yang melayani.

3. Menantikan Kepenuhan Kerajaan Allah

Meskipun Kerajaan Allah sudah hadir, kita tetap menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali, ketika kerajaan ini akan digenapi secara sempurna.

Paulus berkata dalam Filipi 3:20:

"Karena kewargaan kita adalah di dalam surga, dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat."

Sebagai orang percaya, kita hidup dalam pengharapan akan hari di mana segala sesuatu akan diperbarui dan Allah akan memerintah sepenuhnya atas segala ciptaan.

Kesimpulan

Kerajaan Allah bukanlah kerajaan duniawi, tetapi realitas rohani yang hadir dalam Kristus.
Yesus adalah manifestasi dari Kerajaan Allah yang telah datang, tetapi kepenuhannya masih akan datang.
Sebagai warga Kerajaan Allah, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan dan membawa Injil kepada dunia.

"Tinggallah di dalam Aku, dan Aku di dalam kamu."Yohanes 15:4

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post