Membaca Alkitab dengan Cara Yesus Membacanya

Membaca Alkitab dengan Cara Yesus Membacanya

Pendahuluan:

Banyak orang Kristen membaca Alkitab hanya sebagai kumpulan kisah moral, petunjuk hidup, atau sejarah kuno. Namun, bagaimana jika kita mencoba membaca Alkitab dengan cara yang Yesus sendiri membacanya?

Dalam teologi Reformed, cara kita memahami Alkitab sangat penting karena menentukan bagaimana kita melihat hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bagaimana kita memahami rencana keselamatan Allah, dan bagaimana kita menerapkan firman-Nya dalam kehidupan kita.

Yesus tidak hanya menggunakan Alkitab sebagai referensi, tetapi Ia membacanya dengan pemahaman yang mendalam dan otoritas ilahi. Jika kita ingin mengikuti Yesus dengan benar, kita harus belajar membaca Alkitab sebagaimana Ia membacanya. Artikel ini akan mengupas bagaimana Yesus memahami dan menggunakan Kitab Suci, berdasarkan wawasan dari para pakar teologi Reformed.

1. Yesus Melihat Seluruh Alkitab sebagai Kesaksian tentang Diri-Nya

Salah satu hal paling mencengangkan dalam cara Yesus membaca Alkitab adalah bahwa Ia melihat seluruh Perjanjian Lama sebagai kesaksian tentang diri-Nya.

Yesus di Jalan ke Emaus

Setelah kebangkitan-Nya, Yesus bertemu dengan dua murid yang sedang berjalan ke Emaus. Mereka sedih dan bingung tentang peristiwa yang baru saja terjadi, tetapi Yesus menegur mereka karena tidak memahami apa yang Kitab Suci katakan tentang Mesias:

"Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari Kitab-kitab Musa dan semua kitab para nabi." (Lukas 24:27, AYT)

Yesus tidak hanya mengutip satu atau dua ayat, tetapi Ia menjelaskan bahwa seluruh Perjanjian Lama berbicara tentang Dia.

Yesus dan Kitab Taurat

Dalam Yohanes 5:39, Yesus berkata kepada orang-orang Farisi:

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci karena kamu menyangka bahwa di dalamnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi Kitab-kitab Suci itu sendiri bersaksi tentang Aku."

Yesus mengajarkan bahwa memahami Alkitab tidak cukup hanya dengan mengetahui hukum dan kisahnya, tetapi harus melihat bagaimana semuanya mengarah kepada-Nya sebagai pusat rencana keselamatan Allah.

Pandangan Teologi Reformed tentang Kristosentrisme Alkitab

Teolog Reformed seperti John Calvin dan Geerhardus Vos menekankan bahwa membaca Alkitab dengan benar berarti melihat bagaimana setiap bagian dari Kitab Suci mengarah kepada Kristus. Jika kita membaca Perjanjian Lama hanya sebagai kumpulan hukum dan kisah sejarah, kita kehilangan makna sejatinya.

Bagaimana kita menerapkannya? Saat membaca Kitab Suci, tanyakan:

  • Bagaimana bagian ini menunjuk kepada Kristus?
  • Bagaimana janji-janji Allah dalam Perjanjian Lama digenapi dalam Yesus?
  • Bagaimana kisah-kisah di Perjanjian Lama mencerminkan rencana keselamatan?

2. Yesus Membaca Alkitab dengan Otoritas Ilahi

Ketika Yesus mengajar, Ia tidak hanya mengutip Kitab Suci, tetapi Ia berbicara dengan otoritas yang luar biasa.

Yesus dan Khotbah di Bukit

Dalam Matius 5:21-22, Yesus berkata:

"Kamu telah mendengar bahwa nenek moyang kita diberi tahu: ‘Jangan membunuh. Siapa yang membunuh harus dihukum.’ Tetapi Aku berkata kepadamu bahwa siapa saja yang marah terhadap saudaranya akan dihukum."

Yesus tidak hanya menafsirkan hukum, tetapi Ia memberikan pemahaman yang lebih dalam dan menunjukkan otoritas-Nya atas Kitab Suci.

Yesus dan Hari Sabat

Dalam Markus 2:27-28, Yesus berkata:

"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, sehingga Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat juga."

Yesus tidak hanya menjelaskan hukum Sabat, tetapi Ia menunjukkan bahwa Dialah Tuhan atas Sabat.

Pandangan Teologi Reformed tentang Otoritas Yesus atas Kitab Suci

Dalam teologi Reformed, kita percaya bahwa Yesus adalah Firman Allah yang hidup (Yohanes 1:1-14). Oleh karena itu, ketika Yesus berbicara, itu bukan sekadar tafsiran manusia, tetapi perkataan Allah sendiri.

Bagaimana kita menerapkannya?

  • Kita harus membaca Alkitab dengan sikap tunduk kepada otoritas Kristus.
  • Kita tidak boleh membaca Kitab Suci hanya sebagai sumber inspirasi atau sekadar panduan moral, tetapi sebagai firman Allah yang berkuasa.

3. Yesus Membaca Alkitab dengan Pemahaman Perjanjian (Covenant Theology)

Yesus memahami bahwa Allah berelasi dengan manusia melalui perjanjian (covenant), dan seluruh Alkitab dibangun berdasarkan konsep ini.

Yesus dan Perjanjian Baru

Pada Perjamuan Malam Terakhir, Yesus mengatakan:

"Cawan ini adalah perjanjian baru dalam darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu." (Lukas 22:20)

Yesus menunjukkan bahwa karya-Nya adalah penggenapan dari perjanjian-perjanjian dalam Perjanjian Lama.

Yesus sebagai Penggenapan Perjanjian Lama

  • Perjanjian dengan Abraham: Yesus adalah keturunan Abraham yang menjadi berkat bagi semua bangsa (Kejadian 12:3; Galatia 3:16).
  • Perjanjian dengan Daud: Yesus adalah Raja yang kekal dari garis keturunan Daud (2 Samuel 7:12-16; Lukas 1:32-33).
  • Perjanjian dengan Musa: Yesus adalah Nabi yang lebih besar dari Musa (Ulangan 18:15; Ibrani 3:1-6).

Pandangan Teologi Reformed tentang Perjanjian

Teologi Reformed menekankan bahwa membaca Alkitab dengan benar berarti memahami bagaimana Allah bekerja melalui perjanjian-perjanjian-Nya.

Bagaimana kita menerapkannya?

  • Kita harus membaca Perjanjian Lama dengan memahami bagaimana perjanjian-perjanjian tersebut mengarah kepada Kristus.
  • Kita harus memahami bahwa sebagai orang percaya, kita hidup dalam perjanjian baru di dalam Kristus.

4. Yesus Menggunakan Alkitab untuk Menghadapi Pencobaan dan Tantangan

Yesus tidak hanya membaca Alkitab sebagai teori, tetapi Ia menggunakannya dalam kehidupan nyata.

Yesus dan Pencobaan di Padang Gurun

Ketika dicobai oleh Iblis, Yesus selalu menjawab dengan Kitab Suci:

  • Godaan pertama (makanan): "Manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4, mengutip Ulangan 8:3)
  • Godaan kedua (keamanan): "Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu." (Matius 4:7, mengutip Ulangan 6:16)
  • Godaan ketiga (kekuasaan): "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada-Nya sajalah engkau berbakti." (Matius 4:10, mengutip Ulangan 6:13)

Yesus menunjukkan bahwa firman Allah adalah senjata yang ampuh dalam menghadapi pencobaan.

Bagaimana Kita Menerapkannya?

  • Hafalkan dan renungkan firman Tuhan untuk menghadapi godaan dan tantangan hidup.
  • Gunakan Alkitab sebagai pedoman utama dalam mengambil keputusan, bukan hanya sebagai sumber inspirasi sesaat.

Kesimpulan

Yesus membaca Alkitab dengan cara yang unik dan penuh kuasa:

  1. Ia melihat seluruh Alkitab sebagai kesaksian tentang diri-Nya.
  2. Ia membaca Alkitab dengan otoritas Ilahi.
  3. Ia memahami Alkitab dalam kerangka perjanjian Allah.
  4. Ia menggunakan firman Tuhan untuk menghadapi pencobaan dan tantangan.

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk membaca Alkitab dengan cara yang sama—bukan sekadar sebagai bacaan rohani, tetapi sebagai firman hidup yang membentuk iman dan kehidupan kita.

Next Post Previous Post