Musuh-Musuh Salib Kristus: Filipi 3:18

Musuh-Musuh Salib Kristus: Filipi 3:18

Pendahuluan

Filipi 3:18 adalah salah satu ayat dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan betapa seriusnya peringatan Rasul Paulus terhadap orang-orang yang menolak salib Kristus. Paulus menulis:

“Sebab, ada banyak orang yang hidup sebagai musuh-musuh salib Kristus. Tentang hal ini, aku sudah sering menceritakannya kepadamu dan sekarang aku menceritakannya lagi dengan air mata.” (Filipi 3:18, AYT)

Ayat ini menyatakan keprihatinan Paulus terhadap orang-orang yang kehidupannya bertentangan dengan Injil. Paulus tidak hanya memperingatkan jemaat di Filipi tentang keberadaan mereka, tetapi juga menuliskan hal ini dengan penuh emosi, yaitu dengan air mata.

Dalam artikel ini, kita akan membahas eksposisi Filipi 3:18 berdasarkan perspektif beberapa teolog Reformed serta implikasi ayat ini dalam kehidupan Kristen masa kini.

Konteks Filipi 3:18

Surat Filipi ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia berada di dalam penjara, sekitar tahun 60-62 M. Salah satu tujuan utama surat ini adalah untuk mendorong jemaat Filipi agar tetap setia kepada Kristus dan tidak terpengaruh oleh ajaran yang menyesatkan.

Filipi 3 secara keseluruhan membahas tentang bahaya legalisme dan kepercayaan pada perbuatan manusia, panggilan untuk mengejar Kristus, serta peringatan terhadap mereka yang menolak jalan salib. Filipi 3:17-21 secara khusus berbicara tentang dua kelompok manusia:

  1. Mereka yang hidup sebagai musuh salib Kristus (ayat 18-19).
  2. Mereka yang menantikan kemuliaan dalam Kristus (ayat 20-21).

Filipi 3:18 menjadi kunci dalam memahami perbedaan antara mereka yang hidup bagi Kristus dan mereka yang menolak-Nya.

Eksposisi Filipi 3:18 dalam Perspektif Teologi Reformed

1. Siapa yang Dimaksud dengan "Musuh-Musuh Salib Kristus"?

“Sebab, ada banyak orang yang hidup sebagai musuh-musuh salib Kristus...”

Rasul Paulus tidak merinci secara eksplisit siapa yang dimaksud sebagai musuh salib Kristus dalam ayat ini. Namun, berdasarkan konteks pasal ini, ada beberapa kemungkinan yang diajukan oleh para teolog Reformed:

a. Orang Yahudi yang Mengandalkan Hukum Taurat

John Calvin dalam komentarnya tentang Filipi menyebut bahwa musuh salib Kristus termasuk mereka yang menolak keselamatan oleh anugerah dan tetap mengandalkan perbuatan hukum Taurat. Mereka menolak penderitaan dan penghinaan salib dan lebih memilih kebanggaan atas pencapaian mereka sendiri.

Pendekatan ini sesuai dengan teologi Sola Gratia, yang menekankan bahwa keselamatan hanya berdasarkan anugerah Tuhan, bukan karena usaha manusia. Orang yang menolak prinsip ini, pada hakikatnya, menolak salib Kristus.

b. Orang yang Hidup dalam Kemewahan Duniawi

Martin Lloyd-Jones dalam salah satu khotbahnya tentang Filipi menafsirkan musuh salib Kristus sebagai mereka yang menolak jalan penderitaan dan sebaliknya memilih kehidupan yang berorientasi pada dunia. Mereka menolak untuk memikul salib, tetapi ingin menikmati segala kesenangan duniawi.

Paulus berbicara tentang orang-orang yang hidup dalam kebebasan moral yang berlebihan, yang lebih mencintai dunia daripada Kristus. Ini selaras dengan ajaran Reformed tentang total depravity (kerusakan total manusia), yang menyatakan bahwa hati manusia yang belum diperbarui cenderung menolak Tuhan dan mencari kepuasan dalam dunia ini.

c. Guru-Guru Palsu dan Pengajar Sesat

R.C. Sproul berpendapat bahwa musuh salib Kristus bisa mencakup mereka yang menyebarkan ajaran sesat. Ini mencakup mereka yang mereduksi Injil menjadi sekadar pesan moral atau sekadar sarana untuk mencapai kesejahteraan materi.

Paulus menyebut bahwa orang-orang ini “banyak,” menunjukkan bahwa ancaman ini bukanlah kasus yang jarang terjadi, tetapi sesuatu yang harus diwaspadai oleh setiap jemaat Kristen.

2. Sikap Paulus: Menangis atas Mereka

“…Tentang hal ini, aku sudah sering menceritakannya kepadamu dan sekarang aku menceritakannya lagi dengan air mata.”

Bagian ini menunjukkan bagaimana Paulus menangisi mereka yang menolak salib Kristus. Ini menggambarkan kasih dan keprihatinannya yang mendalam terhadap orang-orang yang berada di jalan kehancuran rohani.

Jonathan Edwards dalam Religious Affections menyoroti pentingnya hati yang penuh belas kasihan terhadap mereka yang tersesat. Ia menegaskan bahwa seorang Kristen sejati tidak hanya menolak ajaran sesat, tetapi juga berduka bagi mereka yang tertipu olehnya.

John Piper dalam bukunya Desiring God juga menekankan bahwa hati yang selaras dengan Kristus akan merasa sedih melihat orang-orang menolak keselamatan. Paulus bukan hanya seorang pengkhotbah yang tegas, tetapi juga seorang gembala yang menangisi mereka yang menolak kebenaran.

Implikasi dalam Kehidupan Kristen

1. Waspada terhadap Pengaruh Duniawi

Teologi Reformed menekankan bahwa dunia ini sedang berada dalam keadaan yang jatuh dalam dosa. Oleh karena itu, orang percaya harus berhati-hati agar tidak terbawa oleh gaya hidup dunia yang menolak jalan salib.

Aplikasi praktisnya termasuk:

  • Tidak menjadikan kesuksesan duniawi sebagai tujuan utama.
  • Tidak mengikuti nilai-nilai moral yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
  • Mengutamakan kehendak Tuhan di atas kenyamanan pribadi.

2. Jangan Terjebak dalam Legalistik atau Injil Palsu

Baik legalisme (keselamatan berdasarkan perbuatan) maupun injil palsu (seperti prosperity gospel) adalah bentuk-bentuk penolakan terhadap salib Kristus. Orang percaya harus tetap berpegang pada Injil yang murni, yang mengajarkan bahwa keselamatan adalah karena anugerah melalui iman kepada Kristus.

3. Memiliki Hati yang Berbelas Kasihan

Paulus tidak hanya mengecam musuh salib Kristus, tetapi juga menangisi mereka. Ini memberikan contoh bagaimana orang percaya harus bersikap terhadap orang-orang yang belum mengenal Kristus:

  • Bukan hanya menghakimi, tetapi juga mendoakan mereka.
  • Bukan hanya mengecam, tetapi juga berusaha membawa mereka kembali kepada Injil.
  • Bukan hanya menolak mereka, tetapi juga menunjukkan kasih Kristus dalam tindakan nyata.

4. Tetap Setia dalam Penderitaan

Mengikuti Kristus berarti bersedia memikul salib dan menghadapi penderitaan. Orang Kristen tidak boleh menghindari kesulitan hanya demi kenyamanan duniawi, tetapi harus setia dalam iman meskipun menghadapi tantangan.

Kesimpulan

Filipi 3:18 adalah peringatan serius dari Rasul Paulus tentang mereka yang hidup sebagai musuh salib Kristus. Dari eksposisi ini, kita belajar bahwa:

  1. Musuh salib Kristus adalah mereka yang menolak jalan penderitaan dan memilih kehidupan yang berfokus pada dunia.
  2. Paulus tidak hanya memperingatkan, tetapi juga menangisi mereka yang tersesat.
  3. Orang Kristen harus waspada terhadap pengaruh dunia, menjauhi ajaran sesat, dan tetap berpegang pada Injil yang benar.
  4. Kita harus memiliki hati yang penuh belas kasihan terhadap mereka yang belum mengenal Kristus.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tidak hanya menolak jalan dunia, tetapi juga dengan setia mengikuti jalan salib yang telah ditunjukkan oleh Kristus. Kiranya kita tetap teguh dalam iman dan menjadi saksi yang setia bagi Injil. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post