DOKTRIN AKHIR ZAMAN: Premillenium, Post Millenium, Amillenium
Oleh: Mangapul Sagala.
DOKTRIN AKHIR ZAMAN: Premillenium, Post Millenium, Amillenium. Tidak semua orang sependapat bahwa doktrin akhir zaman penting untuk
dipelajari. Ada yang menganggap bahwa doktrin ini sungguh penting, tetapi ada
juga yang menganggapnya sekedar doktrin tambahan.
Mereka ini mengatakan bahwa
apa dan bagaimanapun pandangan kita tentang doktrin ini tidak akan mempengaruhi
-mempercepat atau memperlambat- kedatangan Kristus. Karena itu, lebih baik
membicarakan hal-hal lain yang jauh lebih penting. Tetapi bagi saya, doktrin
ini sangat penting.
Ada beberapa alasan mengapa kita mempelajari doktrin ini:
a. Alkitab mengajarkan bahwa sejarah tidak akan berjalan dengan sendirinya
begitu saja, tetapi ada dalam pimpinan dan kontrol Allah. Sejarah akan menuju
pada penggenapannya yang sempurna. Hal ini akan terjadi pada waktu kedatangan
Kristus yang kedua kali, yaitu pada akhir zaman.
b. Kita orang-orang percaya yang hidup di dunia ini tidak boleh terlalu
disibukkan oleh dunia ini sehingga kita lupa bahwa kita akan menerima,
"Suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar, dan yang
tidak dapat layu, yang tersimpan di Sorga.""(1Petrus 1: 4). Karena itu,
kita harus berusaha menghubung-kan apa yang kita lakukan sekarang dengan
dok-trin ini. Sebagaimana tokoh reformasi, Martin Luther pernah berkata,
"Aku hanya punya dua hari, yaitu hari ini dan hari itu. Saya mau hidup
hari ini dalam terang hari itu (hari kedatangan Kristus yang kedua)."
c. Sesungguhnya segala kejahatan dan penderitaan yang terjadi di dunia ini
hanya akan berakhir pada akhir zaman. Jadi, pengharapan dan kerinduan kita akan
dunia yang penuh baha-gia dan ideal akan dipenuhi pada akhir zaman. Itulah
sebabnya kita tidak setuju pada kelompok tertentu yang memiliki pan-dangan yang
terlalu optimis akan keadaan dunia ini. Kenyataannya, dunia semakin rusak,
kejahatan semakin mera-jalela. Hal tersebut sebenarnya sudah ditegaskan Kitab
Suci. Sebagaimana tertulis, "Sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah
jahat." (2Timotius 3: 13)
Ada berbagai teori yang telah diberikan mengenai topik ini. Berbagai pandangan
tersebut ada yang merupakan hasil studi yang sungguh-sungguh, tetapi ada juga
hasil spekulasi pikiran semata. Sangat menyedihkan jika melihat kenyataan bahwa
tidak sedikit orang yang mencoba membangun teorinya tanpa dasar teologi yang
jelas, lalu mengajarkannya dengan penuh keberanian dan dengan gaya yang sangat
otoritatif. Padahal, pandangan tersebut sesungguhnya bukanlah pandangan Alkitab
secara utuh, melainkan hanya sekedar kutipan-kutipan dari beberapa ayat saja.
I. Berbagai Pandangan Modern
Millard J. Erickson dalam bukunya, Christian Theology, menuliskan beberapa
pandangan teolog-teolog modern tentang Escha-tology.
a. The Liberal Approach: Modernized Eschatology
Pandangan ini menolak ajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua. Menurut
kelompok ini, sebenarnya maksud dari pengajaran tentang kedatangan Kristus yang
kedua adalah menyatakan kemenangan kebenaran Allah atas segala kejahatan di
dunia ini. Jadi, kepercayaan ini dikaitkan dengan ajaran dunia yang semakin
maju. Mereka ini berkesimpulan bahwa, "A continuing Christianization of
the social order, including economics, would be the current exemplification of
the real meaning of the second coming." (Arti sesungguhnya dari kedatangan
Kristus adalah adanya perubahan tatanan sosial termasuk keadaan ekonomi
seba-gai akibat dari pengaruh kekristenan yang terus menerus).
b. Albert Schweitzer: Demodernized Eschatology
Menurut Schweitzer, Yesus mengkhotbahkan kerajaan yang akan datang, yang
bersifat radikal supernatural, tiba-tiba, dan ter-putus dari sejarah manusia.
Dia juga berpendapat bahwa akan ter-jadi kekacauan dunia. Yesus mengorbankan
diriNya mati di kayu salib supaya Allah segera menciptakan zaman baru.
Ternyata, menurut Schweitzer, Yesus salah perhitungan. Dia berpendapat bahwa
Tuhan Yesus telah membuat pernyataan yang salah pada Matius 24: 34. Dalam ayat
ini Tuhan Yesus menegaskan, "Aku berkatakepadamu: sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semuanya itu
terjadi."
Pada kenyataannya, demikian Schweitzer, angkatan di zaman Yesus telah berlalu,
tetapi pernyataan-Nya tentang datangnya akhir zaman belum juga terjadi. Karena
itu, Schweitzer menegaskan hal kerajaan yang akan datang harus dimengerti
secara etika dan tidak bersifat supernatural, se-suatu yang sudah dialami bukan
diharapkan. Memang berbagai tafsiran telah diberikan oleh para ahli untuk
mengerti ayat tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
c. C.H. Dodd: Realized Eschatology
Menurut Dodd, isi pengajaran Tuhan Yesus tidaklah bersifat yang akan datang, melainkan
dengan kedatangan Yesus, kerajaan Allah telah tiba. Jadi, Dodd menegaskan bahwa
daripada meman-dang ke depan terhadap penggenapan nubuat, sebaiknya kita
mem-perhatikan bagaimana hal itu telah digenapi. Kerajaan Allah bu-kanlah
peristiwa yang akan datang di mana dunia akan dicipta kembali, tetapi "a
timeless eternity," yaitu suatu keadaan "inner communion with
God."
d. Rudolf Bultmann: Existentialized Eschatology
Bultmann berpandangan bahwa tulisan-tulisan dalam Perjan-jian Baru tidak boleh
dimengerti secara objektif dan harfiah. Jadi dengan pendekatan mitologisasinya,
dia mengambil kesimpulan bahwa kerajaan Allah menunjukkan kuasa anugerah dan
pengam-punan yang dialami oleh manusia ketika dia percaya dan menyerahkan diri.
Jadi, kerajaan Allah sudah dialami, "it is the presence of eternity in
time," demikian Bultmann. Dia juga meno-lak adanya penebusan atau
penyempurnaan dunia.
e. Jurgen Moltmann: Politicized Eschatology
Moltmann berpendapat bahwa kita tidak boleh secara pasif menunggu datangnya
hari yang akan datang. Sebab hari yang akan datang tergantung pada usaha kita.
Dia mengakui bahwa hari yang akan datang tidak sepenuhnya dicapai atas usaha
kita, tetapi pada dasarnya itu dicapai oleh pekerjaan Allah. Namun demikian,
untuk mencapai hari yang akan datang dibutuhkan tindakan.
Selain pandangan-pandangan tersebut di atas, perlu juga kita lihat beberapa
pandangan lain seperti pandangan Karl Barth dan Pannenberg. Barth berpendapat
bahwa kerajaan Allah memiliki dua sisi, yaitu sisi kekinian (sudah dialami) dan
sisi yang akan da-tang. Untuk itu dia melihat tiga peristiwa penting.
a. Peristiwa kebangkitan Kristus yang telah terjadi.
b. Turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang merupakan "a present
reality" dalam gereja.
c. Datangnya Kristus yang kedua kali (parousia). Bagi Barth, kedatangan Kristus
yang pertama adalah inaugurated escha-tology, sedangkan kedatanganNya yang
kedua adalah consumated eschatology.
Sementara itu, Pannenberg berpandangan bahwa datangnya kerajaan itu bukanlah
merupakan intervensi supernatural ke dalam sejarah manusia, tetapi bagaimana
nasib masyarakat sekarang ini pada waktu yang akan datang. Karena itu,
pengharapan diarahkan pada kehidupan manusia yang semakin baik dalam dunia baru
yang akan datang. Baik Erickson maupun Bloesch melihat adanya dua sisi dari
kerajaan Allah, yaitu "realized" dan "futuristic
eschatology." Penggenapa waktu (kairos) yang telah dinubuatkan itu terjadi
pada inkarnasi Kristus (Mark.1: 15), tetapi sejarah akan tiba pada
peng-genapannya yang penuh pada waktu yang akan datang. Bloesch menegaskan,
"Yesus Kristus sudah datang dan akan datang kembali."
II. Pandangan Alkitab
Kita telah melihat berbagai pandangan tentang kedatangan Kristus yang kedua. Di antaranya, ada yang menolak peristiwa tersebut sebagai hal yang pasti terjadi dalam sejarah manusia. Namun Alkitab dengan jelas mengatakan
bahwa Kristus akan datang kembali. Tuhan Yesus sendiri secara panjang lebar
membicarakan hal tersebut kepada murid-muridNya (lihat Matius 24-25).
Perhatikan
khususnya ayat berikut, "Sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia,
karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (Matius 24:
44). Ketika Tuhan Yesus naik ke Surga, di mana ketika itu murid-murid sedang
menatap ke langit, dua orang yang berpakaian putih berkata kepada mereka, "Hai
orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang
terangkat ke Surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang
sama" (Kisah Para Rasul 1: 11).
Rasul Paulus pun seringkali menyebutkan hal tersebut dalam surat-suratnya.
Bahkan dia sangat merindukan peristiwa tersebut. Ketika masa tuanya, dia
menulis,
"Sekarang tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan di-karuniakan
kapadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada harinya. Tetapi bukan hanya
kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang menantikan kedatanganNya"
(2Timotius 4: 8).
Menarik untuk diperhatikan bahwa Rasul Paulus, dalam suratnya yang pertama
kepada jemaat di Tesalonika, menyinggung doktrin ini pada akhir tiap pasal.
1. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan pertobatan mereka yang sejati. Mereka
(jemaat di Tesalonika) berbalik dari berhala-berhala kepada Allah dan
menantikan kedatangan Yesus dari Surga. Rasul Paulus menulis,"Sebab mereka
sendiri bercerita bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah
untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan
AnakNya" (1Tesalonika 1:9-10).
2. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan pelayanan. Rasul Paulus begitu bermegah
atas orang-orang yang dilayaninya. "Sebab siapakah pengharapan kami atau
sukacita kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau
bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami" (2:19-20).
3. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan etika hidup kudus. "Kiranya Dia
menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus,… pada waktu kedatangan
Yesus" (3:13).
4. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan kebangkitan orang-orang percaya. Jadi,
Rasul Paulus menjadikan doktrin ini menjadi dasar penghiburan bagi mereka yang
berduka karena diting-gal oleh orang yang dikasihi (4:13-18).
5. Doa rasul Paulus bagi orang percaya berkaitan dengan kedatangan Kristus yang
kedua. "Semoga Allah damai sejahtera menguatkan kamu seluruhnya dan semoga
roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan
Kristus Tuhan kita" (5:23).
Sebenarnya, ajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua merupakan topik yang
begitu menonjol dalam seluruh Perjanjian Baru. Hal itu dapat juga dilihat dalam
tulisan Rasul Petrus, Yohanes dan Yakobus: 1Petrus 1: 7, 13; 2Petrus 1: 16; 3:4, 12;
1Yohanes 2: 28; Yakobus 5: 7-8. Baca juga tulisan Rasul Paulus lainnya: 1Korintus 1: 17; 15:
23; Fililipi 3: 20-21; 1Tesalonika 4: 15-16; 2Tesalonika 1: 7-10; Titus 2: 13.
Jadi, berdasarkan keyakinan kita pada Alkitab, kita harus menolak segala teori
yang meragukan kedatanganNya yang akan datang. Peristiwa kedatanganNya adalah
pasti, yang tidak pasti adalah waktu kedatangan tersebut. Memang ada orang yang
terlalu berani meramalkan waktu kedatangan Kristus yang kedua dengan cara yang
spekulatif atau dengan cara tertentu yang katanya 'berdasarkan Alkitab'. Namun,
mereka yang mengaku 'berdasarkan Alkitab' harus tahu bahwa Alkitab sendiri
tidak pernah memasti-kan waktu kedatangan Kristus. Karena itu, bagi mereka yang
merasa mengetahui hari itu, perlu memperhatikan penegasan Tuhan Yesus berikut,
"Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu…" (Markus 13: 32)
"Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetap-kan Bapa
menurut kuasaNya" (Kis.1:7).
Ada orang yang memberikan argumentasi aneh dengan mengatakan, "Memang
tentang hari itu, tidak seorang pun tahu, tetapi bulan dan tahunnya dapat
diketahui!" Tafsiran ini katanya berdasarkan Alkitab! Padahal, Alkitab
dengan jelas mencatat sabda Tuhan Yesus bahwa baik "hari" (Yunani:
hemeras), "waktu" (lebih tepatnya "jam," Yunani: horas),
juga "waktu secara umum" (khronos) dan "waktu secara
spesifik/saat" (kairos) tidak seorang pun tahu.
Karena itu, jemaat perlu diperingatkan agar senantiasa waspada dan menjauhi
pengajar-pengajar sesat (orang-orang yang berspekulasi) dan yang berani
memastikan waktu kedatangan Kristus. Karena mereka ini merusak ajaran Alkitab
dan membingung-kan umat Allah. Jemaat perlu menyadari bahwa sepanjang sejarah
Gereja telah ditemukan penyesat-penyesat yang demikian. Hal itu masih akan terus terjadi. Karena itu, sekali lagi diingatkan di sini agar jemaat senantiasa waspada serta
siap sedia menolong orang lain yang sedang dibingungkan oleh berbagai ajaran
sesat.
III. Sikap Yang Benar
Sekalipun kita tidak mengetahui waktu yang tepat kapan Tuhan Yesus datang
kembali, namun kita perlu memiliki sikap yang benar dalam menyambut
kedatanganNya. Hal ini perlu ditegaskan di sini karena tidak sedikit orang yang
mengambil sikap yang salah. Kesalahan yang dilakukan oleh Pdt Mangapin dan
jemaatnya, bukanlah yang pertama kali. Saya ingin memberikan sebuah contoh
lain. Ketika pada tahun 1991, saya terkejut mendengar bahwa seorang teman telah
berhenti dari pekerjaannya, demikian juga dengan istrinya. Anaknya juga telah
dihentikannya dari sekolah.
Menurut rekan sekantornya hal itu dilakukannya karena ajaran baru yang
diterimanya. Karena itu, dia menarik diri dari segala kesibukan dunia, yang
menurutnya hal itu adalah duniawi. Mereka dan kelompoknya bersekutu terus sambil
menanti datangnya Kristus.
Sebenarnya, sejarah gereja telah berulang kali menyaksikan adanya kesalahan
yang sama di seluruh dunia dilakukan oleh orang-orang yang sesat dalam
ketulusannya. Itulah sebabnya dalam khotbahNya tentang akhir zaman, Tuhan Yesus
tidak lupa menegaskan sikap yang benar yang harus dilakukan oleh umatNya dalam
menanti kedatanganNya.
Pertama, kita diminta untuk berjaga-jaga. Kita harus berjaga-jaga karena
sebagaimana disebut di atas, kedatanganNya kelak tidak terduga sebelumnya.
Segala sesuatu berjalan secara rutin, sebagaimana kehidupan normal sehari-hari
berlangsung. Tuhan Yesus bersabda: "Sebab sebagaimana mereka pada zaman
sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari
Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, demikian
pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia" (Matius 24: 38, 39).
Kedua, bekerja dengan setia. Tuhan tidak menginginkan kita menanti
dengan pasif, tetapi harus aktif dengan melakukan segala tugas yang telah
dipercayakanNya kepada kita. Tidak ada tugas dan pekerjaan yang kurang mulia
bila kita kerjakan dalam Dia. Untuk itulah Tuhan Yesus memberikan perumpamaan
tentang hamba yang setia dan jahat pada Matius 24: 45-51. Marilah kita perhatikan
khususnya ayat 46: "Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan
tugas itu, ketika tuannya itu datang". Rasul Paulus juga mengingatkan kita
agar melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia
(Kolose 3: 23).
Ketiga, pelita kita harus tetap menyala. Sungguh menyedihkan gambaran
tentang gadis bodoh yang diberikan Tuhan Yesus dalam Matius 25: 1-13.
Mereka telah lama menanti dan merin-dukan kedatangan mempelai laki-laki
tersebut. Namun pada saat yang dirindukan tersebut tiba, mereka tidak siap
menyambutnya, karena pelita mereka tidak menyala. Mereka kekurangan minyak
untuk menyalakan pelita tersebut. Konteks perumpamaan tersebut jelas, yaitu
mengenai kedatangan Tuhan Yesus kembali di akhir zaman. Karena itu, kita juga
jangan sampai seperti gadis bodoh tersebut. Kita harus seperti gadis yang
bijaksana tersebut yang pe-litanya tetap menyala. Alkitab menegaskan,
"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan" (Roma 12:11). Karena itu, biarlah kita terus memelihara hubungan
pribadi kita denganNya melalui doa dan pembacaan firman Tuhan tiap-tiap hari,
serta tekun bersekutu dan beribadah dengan motivasi yang benar.
Keempat, kita harus mengerjakan talenta kita serta mengembangkannya.
Dalam perumpamaan Tuhan Yesus tentang talenta dalam Matius 25:14-30, jelas
dituntut kesetiaan. Sangat penting kita tegaskan di sini bahwa masalahnya
bukanlah berapa banyak talenta yang kita miliki, tetapi bagaimana sikap kita
ter-hadap talenta tersebut. Apa dan bagaimana talenta kita biarlah kita setia
mengerjakannya. Jangan seperti orang yang memiliki satu talenta tersebut yang
akhirnya dihukum karena menanam talentanya. Kiranya dalam anugerahNya kita juga
boleh mendengar pujian Tuhan Yesus berikut:
"Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia; engkau
telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu"
(Matius 25: 21).
IV. Masalah Pengangkatan (Rapture)
Menurut kelompok Dispensasional, kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi
dalam dua tahap. KedatanganNya tahap pertama disebut datang untuk (coming for)
orang percaya. Hal tersebut akan terjadi secara rahasia (secret rapture), di
mana orang percaya akan menyongsong Kristus di udara. Kedatangan tahap pertama
ini dapat terjadi kapan saja, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.
Pada waktu ini
mereka yang telah meninggal dalam Tuhan akan dibangkitkan, sedangkan orang
percaya yang masih hidup akan segera diubahkan, dan secara bersama-sama mereka
akan dibawa menyongsong Tuhan di udara. Demikian kelompok tersebut
mengajarkannya. Dasar Alkitab yang mereka ambil adalah 1Tesalonika 4: 15-16. Hal ini
akan terjadi selama 7 tahun, dan pada waktu ini akan terjadi siksaan yang
dahsyat di bumi. Tentunya menurut pandangan ini, orang percaya (gereja Tuhan)
tidak turut mengalaminya. Louis Berkhof menulis pandangan kaum Dispensasional,
bahwa selama 7 tahun ini:
a. Seluruh dunia akan diinjili (Matius 24: 14).
b. Bangsa Israel akan bertobat (Roma 11: 26).
c. Terjadi penganiayaan yang hebat (Matius 24: 21-22).
d. Antikris dan si pendurhaka akan dinyatakan (2Tes.2: 8-10).
Setelah periode 7 tahun ini, Kristus akan datang pada tahap kedua yang mereka
sebut datang bersama (coming with) orang percaya. Dasar Alkitab yang mereka
ambil adalah 1Tesalonika 3:13, yang berbunyi, "Kiranya Dia menguatkan hatimu
supaya tak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu
kedatangan Yesus Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya". Kedatangan
tahap kedua ini mereka sebut "the revelation" atau "the day of
the Lord", di mana pada waktu ini Kristus akan datang ke bumi penuh
kemenangan dan kemuliaan. Pada waktu inilah Kristus akan memimpin gerejaNya
selama 1000 tahun.
Bagi saya, pandangan tersebut di atas sangat lemah. Nats Alkitab yang mereka
ambil dari 1Tesalonika 4:15-17 sebenarnya tidak berbicara mengenai rapture
(pengangkatan), tapi mengenai keda-tangan Kristus yang kedua yang bersifat
peristiwa tunggal (single event). Karena jika kita perhatikan, setelah
peristiwa ini, tidak ada disebut bahwa Kristus dan orang-orang percaya akan
datang lagi ke bumi. Sebaliknya dituliskan, "Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan""(1Tes.4: 17). George Ladd
benar ketika dia mengatakan, "It is very difficult to find a secret coming
of Christ in these verses" (sangat sulit menemukan keda-tangan Kristus
yang bersifat rahasia dalam ayat-ayat ini).
Yang menarik lagi adalah bahwa bahkan dari mereka yang percaya akan kerajaan
1000 tahun (kelompok premillenarians) ada juga yang tidak menyetujui pandangan
bahwa kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dua tahap. Frost misalnya
mengatakan: "It is not generally known, and yet it is an indisputable fact
that the doctrine of a pretribulation resurrection and rapture is a modern interpretation
-I am tempted to say, a modern invention".
Millard J. Erickson dengan cara yang meyakinkan telah menunjukkan kesalahan
pandangan yang membagi kedatangan Kristus menjadi dua tahap, yaitu pada masa
"rapture" dan "revelation". Setelah menganalisa arti kata
"parousia", "apokalupsis" dan "epiphania" -yang
menurut kelompok Dispensasional berbeda- Erickson menulis, "We conclude
that the use of a variety of terms is not an indication that there will be two
stages in the second coming. Rather, the interchangeableness of the terms
clearly points to a single event". Demikian juga Louis Berkhof menulis,
"On the basis of Scripture it should be maintained that the second coming
of the Lord will be a single event".
Sayang sekali, bahwa ajaran tentang pengangkatan ini telah cukup luas diajarkan
oleh kelompok tertentu di Indonesia. Mereka bukan saja menyebarluaskan ajaran
yang salah tersebut melalui tulisan mereka, tetapi juga beberapa vocal group
telah merecord ajaran yang salah tersebut dalam nyanyian rohani mereka.
Sesungguhnya, kita perlu lebih berhati-hati dalam mendengar berbagai pengajaran
serta waspada terhadap pengajaran kita.
V. Sifat Kedatangan Kristus
Sebagaimana telah kita lihat, Alkitab dengan jelas menyatakan Kristus pasti
datang untuk kedua kalinya. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah sifat
kedatanganNya? Untuk itu, Alkitab menyebutkan 5 hal penting tentang kedatangan
tersebut.
a. Personal (secara pribadi)
Hal ini sangat jelas dikatakan oleh dua orang malaikat kepada murid-murid Yesus
yang sedang menatap ke langit itu. Lukas menulis, "Yesus ini, yang
terangkat ke Surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama
seperti kamu melihat Dia naik ke Surga." (Kis.1: 11)
Tuhan Yesus sendiri, sebelum kembali kepada Allah Bapa bersabda, "Aku akan
datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku
berada kamu pun berada" (Yoh.14: 3b). Rasul Paulus menulis, "Sebab
pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala
Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari Surga. Dan kita yang hidup
yang masih tinggal, akan menyongsong Tuhan di angkasa" (1Tesalonika 4:16-17).
Dengan tepat S.H. Travis menulis, "Eschatology concerns a person, not
merely an event" (akhir zaman berkenaan dengan pribadi, bukan sekedar
peristiwa).
b. Physical (secara jasmani)
Mari kita lihat kembali kepada perkataan malaikat tersebut di atas: "Yesus
akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke
Surga". Dengan perkataan lain, orang percaya yang nanti melihat
kedatanganNya yang kedua akan melihatNya memiliki tubuh, yaitu tubuh
kebangkitan, tubuh kemuliaan. Jadi tidak benar bahwa kedatanganNya yang kedua
hanya bersifat rohani. Ada yang berpendapat bahwa sebenarnya arti parousia adalah
"hadir".
Jadi, Dia hadir secara rohani seperti yang dijanjikanNya.
Tuhan Yesus bersabda, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman" (Matius 28: 20). Hal itu memang ada benarnya, namun arti lain dari
parousia adalah "datang", dan pengertian inilah yang paling menonjol
dalam Perjanjian Baru. Kata lain yang digunakan dalam arti datang adalah
"apokalupsis" dan "epiphania". Ketiga kata tersebut di atas digunakan Tuhan Yesus untuk menyatakan kedatanganNya
kembali.
c. Visible (dapat dilihat)
Hal ini kembali jelas terlihat dari perkataan malaikat tersebut di atas.
Perhatikan kalimat, "akan datang kembali dengan cara yang sama seperti
kamu melihat Dia naik ke Surga" (Kis.1: 1b). Tuhan Yesus sendiri bersabda:
"Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua
bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di
atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya"
(Matius 24: 30).
d. Unexpected (tidak terduga)
Tuhan Yesus dalam khotbahNya tentang akhir zaman bersabda: "Sebab
sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan
mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak
tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua,
demikian pulalah halnya kelak pada pada kedatangan Anak Manusia"
(Matius 24: 38-39).
Hal itu juga jelas pada perumpamaan tentang hamba yang setia
dan yang jahat. Perhatikan kalimat, "Maka tuan hamba itu akan datang
pada hari yang tidak disang-kanya" (Matius 24:50). Demikian juga tentang
perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh (Mat.25: 1-13).
Di sini kembali muncul kata "tidak disangka-sangka".
Digambarkan bahwa mempelai pria datang pada tengah malam di mana gadis-gadis
tersebut tertidur. Rasul Paulus juga menyatakan hal tersebut kepada jemaat di
Tesalonika. Dia menulis, "Tetapi tentang zaman dan masa
Saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu
benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam hari. Apabila
mereka mengatakan, 'Semuanya damai dan aman,' maka tiba-tiba mereka ditimpa
oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit
bersalin, lalu mereka pasti tidak akan luput" (1Tesalonika 5: 1-3).
e. Triumphant and Glorious (Penuh kemenangan dan ke-muliaan)
Sebagaimana telah dikutip di atas, Tuhan Yesus dalam khotbahNya bersabda: "Dan
mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan
segala kekuasaan dan kemuliaanNya" (Matius 24: 30). Rasul Paulus juga
menuliskan bahwa ketika Kristus datang, Dia akan disertai oleh
malaikat-malaikat dan penghulu malaikat (baca 1Tesalonika 4: 16).
Paulus menegaskan bahwa kelak dalam nama Yesus akan bertekuk lutut segala yang
ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi"
(Fililipi 2: 10). Dia yang dihakimi selama hidupNya di dunia ini akan menjadi Hakim,
yang akan menghakimi seluruh umat manusia.
Karena itu berbahagialah kita yang tetap setia mengikut Tuhan Yesus serta
memberitakanNya sekalipun banyak yang menyalah mengerti serta menolakNya.
Karena sesungguhnya, Dia adalah Juruselamat dan Tuhan yang akan menghakimi
dunia dengan segala kemenangan dan kemuliaanNya.
VI. Tujuan Kedatangan Kristus
Menurut Louis Berkhof, tujuan kedatangan Kristus adalah memperkenalkan era yang
akan datang dan keadaan akhir dari segala sesuatu. Apakah yang terjadi pada
waktu kedatangan Kristus tersebut? Ada dua hal penting kita catat di sini.
Pertama, yaitu kebangkitan orang mati (orang yang percaya dan tidak
percaya). Ajaran ini banyak disinggung dalam Alkitab, khususnya Perjanjian
Baru. Tuhan Yesus bersabda: "Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya
setiap orang yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang
kekal, dan supaya Aku membangkitkanNya pada akhir zaman" (Yoh.6: 40). Baca
juga: Yohanes 6: 44, 54; 1Kor.15; 1Tesalonika 4:13-16; 2Korintus 5:1-10; Kis.23: 6; 24: 21;
Why.20: 4-6, 13.
Ajaran tentang kebangkitan tersebut terdapat juga dalam Perjanjian Lama (baca:
Yes.26: 19; Dan.12: 2; Yehez.37: 12-14; Mazmur 49: 15). Mengenai kondisi manusia
yang kelak akan dibangkitkan, secara panjang lebar telah dibahas oleh rasul
Paulus dalam 1Kor.15.
Kedua, yaitu penghakiman terakhir. Menurut Hoekema, tujuan penghakiman
bukan semata-mata untuk menetapkan tujuan akhir manusia. Tetapi ada 3 hal yang
terutama, yakni:
a. Menyatakan kemuliaan Allah.
b. Menunjukkan secara publik dan bersifat final keberadaan yang sangat nyata
antara umat Allah dan yang memusuhi Allah.
c. Menyatakan derajat upah dan penghukuman yang akan diterima oleh tiap-tiap
orang.
Setelah hari penghakiman tersebut, semua-orang yang tidak percaya dan yang
telah menolak Kristus akan tinggal di neraka selama-lamanya. Sedangkan
orang-orang percaya akan diam bersama Allah di bumi baru dengan kemuliaan
kekal. Rasul Yohanes menulis: "Dan aku melihat kota yang kudus,
Yerusalem yang baru, turun dari Surga, dari Allah… Lalu aku mendengar suara
yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di
tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan
menjadi umatNya" (Why.21: 2,3; baca juga 22: 3).
Menarik sekali melihat bagaimana para theolog memandang kondisi 'dunia' baru
tsb. Hoekema berpendapat bahwa pada hidup yang akan datang, Sorga dan bumi
tidak lagi dipisahkan tetapi akan bersatu. Karena itu orang-orang percaya akan
berada di langit dan bumi baru. Di pihak lain, Prof. Donald Bloesch menegaskan:
"We affirm not simply the dissolution of the world (Luther) nor its
renovation (Calvin) but its transformations into a new heaven-earth on which
all the biblical promises concerning the future glory of Jerusalem will be
fulfilled". (Kami menegaskan bukan sekedar hancurnya dunia ini (Luther)
atau renovasinya (Calvin), tetapi transformasinya menjadi sebuah langit-bumi
baru di mana seluruh janji-janji Allah mengenai kemuliaan Yerusalem yang akan
datang akan digenapi). Kelihatannya, pandangan ini sesuai dengan apa yang
dituliskan oleh Rasul Yohanes: "Lalu aku melihat langit yang baru dan
bumi baru" (Wahyu 21:1). Jadi, bukan hanya langit atau bumi baru, tetapi
langit-bumi baru.
Kita bersyukur atas kasihNya kepada dunia yang semakin bengkok ini. Dia tidak
membiarkan dunia hancur dalam dosa-dosanya. Karena itu, Dia mau datang kembali
untuk mengakhiri segala kekacauan dunia. Dengan kedatanganNya kembali, berarti
Dia menyempurnakan karya kasihNya. Dia membuktikan bahwa Dia adalah yang
mengendalikan sejarah dunia. Genaplah kelak segala yang tertulis tentang Dia
bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Dia jugalah yang
menopang segala sesuatu sampai kesudahannya (baca Kolose 1:16-17). Inilah
pengharapan yang penuh bahagia yang dinantikan dan dirindukan oleh setiap kita
yang percaya kepadaNya.
VII. Millenium Kingdom
Apakah yang dimaksud dengan Millenium Kingdom? Millenium berasal dari bahasa
Latin. Mille artinya seribu dan annus artinya tahun. Jadi, Millenium Kingdom
artinya kerajaan seribu tahun. Salah satu topik yang paling banyak
diperdebatkan oleh para ahli adalah tentang Millenium Kingdom. Topik ini
jugalah yang membagi kaum Injili ke dalam kubu-kubu tertentu.
Penting untuk diketahui bahwa doktrin ini hanya terdapat pada kitab Wahyu 20:
1-10, dan tidak terdapat pada kitab Perjanjian Baru lainnya. Ada yang
mengatakan bahwa 1Kor.15: 20-28 juga berbicara tentang millenium. Namun
pandangan tersebut nampaknya bersikap spekulatif.
Karena itu, Robert Mounce, dalam bukunya, The Book of Revelation, menulis,
"The attempt to attribute to Paul a belief in the millenium on the basis
of 1Cor.15: 20-28 is unconvincing". (Usaha untuk membuat Rasul Paulus
mempercayai millenium berdasarkan 1Kor.15 tidak meyakinkan). Demikian juga
Donald Guthrie menegaskan: "We may conclude that Paul does not
specifically support the idea of a coming millenial kingdom on earth". (Kita dapat menyimpulkan bahwa Paulus tidak secara
khusus mendukung ide tentang datangnya kerajaan seribu tahun di bumi).
Dalam Wahyu 20 tertulis, "Ia (malaikat) menangkap naga, si ular tua
itu, yaitu Iblis dan Setan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya"
(ayat 2). "Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal
kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena Firman Allah… dan mereka
hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk
masa 1000 tahun" (ayat 4).
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kerajaan seribu tahun tersebut harfiah
atau tidak (simbolik)? Kalau memang kerajaan seribu tahun tersebut akan
sungguh-sungguh terjadi di bumi, pertanyaan berikutnya adalah, apakah Yesus
Kristus datang sebelum atau sesudah millenium tersebut. Untuk membahas hal ini,
marilah kita melihat empat pandangan di bawah ini.
1. Premillenium- Dispensasional
Pandangan ini menyatakan bahwa Kristus akan datang kembali sebelum Kerajaan
seribu tahun. Mereka berpendapat bahwa parousia (kedatangan Kristus yang kedua)
akan terjadi dua kali. Pertama, Kristus akan datang secara rahasia untuk orang
percaya dan membawa semua orang percaya ke awan-awan/angkasa (rapture) selama
kira-kira 7 tahun. Kedua, Kristus akan datang bersama orang-orang percaya ke
bumi dan bersama mereka Kristus akan memerintah di bumi selama seribu tahun
lamanya. Pada masa ini Iblis diikat selama 1000 tahun. Setelah masa 1000 tahun
ini selesai, Iblis akan dilepas untuk waktu yang singkat, tapi Kristus akan
segera memusnahkannya. Lalu terbentuklah langit dan bumi baru.
Selama masa pengangkatan tersebut di atas, akan terjadi penyiksaan yang hebat
di bumi. Kelompok dispensasional ekstrim malahan menafsirkan adanya dua macam
Injil, yaitu Injil Anugerah dan Injil Kerajaan. Injil Anugerah adalah untuk orang-orang
non Yahudi, sedangkan Injil Kerajaan adalah untuk orang-orang Yahudi. Injil
Kerajaan ini akan memberikan pengaruh pada masa 1000 tahun tersebut, di mana
orang -orang Yahudi yang belum bertobat akan mendapat kesempatan untuk percaya
pada waktu tersebut. Pandangan lain dari kelompok ini adalah tidak melihat
adanya kesinambungan antara umat Allah dalam Perjanjian Lama (Israel) dengan
umat Allah pada Perjanjian Baru (gereja/orang-orang percaya).
Mereka melihat
bahwa dua kelompok ini merupakan dua kelompok yang terpisah. Karena itu, Allah
memperlakukan mereka sebagai dua kelompok umat yang terpisah sampai kepada
kekekalan. Banyak janji-janji Allah pada umatNya (Israel) namun tidak melihat
penggenapannya pada Perjanjian Baru tapi pada masa kerajaan 1000 tahun.
Selanjutnya, metode pendekatan kelompok ini terhadap Alkitab adalah penafsiran
harfiah. Menurut mereka, inilah metode penafsiran yang benar, yang lain salah.
Karena itu, Wahyu 20 juga harus dimengerti secara harfiah. Itulah sebabnya
Walvoord dengan berani menuduh B.B. Warfield -yang menafsirkan Wahyu 20 secara
simbolik- sama dengan orang-orang liberal! Namun demikian, metode penafsiran
harfiah tidak selamanya benar. Sebab, banyak contoh dalam Alkitab yang tidak
dapat ditafsir secara harfiah. Hal tersebut telah dibuktikan oleh G.E. Ladd
dengan meyakinkan. Setelah Ladd menanggapi tulisan kelompok ini secara panjang
lebar, kemudian dia menulis, "This clearly establishes the principle that
the 'literal hermeneutic' does not work. (Ini menunjukkan bahwa prinsip
penafsiran harfiah tidak tepat).
Pandangan lain dari kelompok Dispensasional adalah terjadinya beberapa kali
kebangkitan orang mati, serta setidak-tidaknya tiga kali penghakiman terakhir.
Untuk lebih jelasnya, baca tulisan Herman Hoyt yang mewakili pandangan
Dispensasional pada buku The meaning of the Millenium- Four Views.
2. Premillenium Historis
Pandangan ini mengatakan bahwa Kristus akan datang kembali untuk kedua kalinya
dan bersama orang percaya akan memerintah selama 1000 tahun lamanya. Selain
itu, kelompok ini juga percaya akan adanya dua kali kebangkitan orang mati.
Pertama, pada permulaan parousia, yaitu pada awal millenium. Kebangkitan yang
kedua adalah pada akhir millenium. Pandangan ini didasarkan pada Wahyu 20, di
mana mereka berpendapat bahwa 1000 tahun adalah harfiah dan kebangkitan yang
pertama pada ayat 6 adalah kebangkitan tubuh.
G.E Ladd yang mewakili kelompok premillenium historis, dalam artikelnya
menulis, "The Bible that speaks of an actual millenium is the passage in
Revelation 20: 1-6. Any millenial doctrine must be based upon the most natural
exegesis of this passage. (Alkitab yang membicarakan adanya Millenium adalah
Wahyu 20: 1-6. Setiap doktrin Millenium harus didasarkan pada penggalian paling
wajar dari pasal ini). Kelompok ini juga berpendapat bahwa pada masa sebelum
Millenium akan terjadi siksaan yang dahsyat, kekacauan dunia dan penderitaan
yang hebat. Namun pada saat keadaan yang paling buruk ini, Kristus akan datang
ke bumi dan mendirikan kerajaan seribu tahun. Menurut pandangan ini, masa
tersebut adalah masa yang penuh damai dan kebenaran.
3. Post Millenium
Menurut pandangan ini, akan terjadi penginjilan yang hebat di bumi. Hal ini
merupakan penggenapan dari Matius 24:14, "Dan Injil Kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu
barulah tiba kesudahan-nya". Mereka ini percaya bahwa akan tiba masa
emas Gereja. Doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, "Datanglah kerajaanMu
di bumi seperti di Sorga", akan sungguh-sungguh terjadi.
Pemerintahan Kristus, di mana Dia memerintah dalam hati manusia, akan terjadi
secara sempurna dan bersifat universal. Itulah sebabnya pandangan ini disebut
pandangan yang optimis. Erickson menulis, "In the postmillenial view, the
millenium will be an extended period, but not necessarily a literal one
thousand years". (Dalam pandangan post millenium, masa millenium merupakan
masa yang diperpanjang, tetapi tidak harus berarti 1000 tahun).
Menurut pandangan kelompok ini, dunia yang akan datang tidak memiliki perbedaan
essensi dengan dunia sekarang ini. Dunia yang sekarang ini akan semakin berubah
seiring dengan semakin menyebarnya Injil dan semakin banyak penduduk dunia
menjadi Kristen. Kejahatan memang tidak hilang sama sekali, tetapi semakin berkurang
hingga mencapai titik minimum. Keadaan ini adalah sebagai akibat semakin
berubahnya hati manusia di bumi. Segalanya semakin baik, segala permasalahan
yang terjadi akan diselesaikan.
Periode ini akan diakhiri dengan kedatangan
Kristus yang kedua disertai dengan kebangkitan orang mati dan penghakiman
terakhir. Loraine Boettner- yang mewakili kelompok ini dalam artikelnya
menulis, "The Kingdom of God is now being extended in the world through
the preaching of the Gospel and the saving work of the Holy Sirit in the hearts
of individuals, that the world eventually is to be Christianized and that the
return of Christ is to occur a the close of a long period of righteousness and
peace commonly called the millenium". (Kerajaan Allah sekarang ini sedang
diperpanjang di dunia ini melalui adanya pemberitaan Injil dan karya
keselamatan Roh Kudus di hati setiap orang. Dunia ini akhirnya akan
dikristenkan, dan parousia akan terjadi pada akhir dari satu periode yang
panjang yang penuh damai dan kebenaran, yang umumnya disebut millenium).
4. Amillenium
Anthony A. Hoekema, dalam ringkasannya terhadap posisi Amillenium membagi
eschatology menjadi dua, yaitu: inaugurated eschatology dan future eschatology.
Yang dimaksud dengan inaugurated eschatology adalah aspek kedatangan Kristus
yang bersifat telah terjadi sekarang ini, yaitu dalam kurun waktu di mana
gereja ada dan berkembang -era kabar baik. Sedangkan yang dimaksud dengan
future eschatology adalah aspek penggenapannya yaitu ketika Kristus datang yang
kedua kalinya. Berkenan dengan inaugurated eschatology, Hoekema menyebutkan
beberapa hal:
BACA JUGA: TETAP BERIMAN DIMASA SULIT (DANIEL 3:16-18)
a. Kristus telah menang secara sempurna atas dosa, maut dan setan. Melalui
kehidupan Kristus yang tanpa dosa dan kematianNya di kayu salib karena
dosa-dosa kita, maka Kristus telah mengalahkan dosa. Melalui kematianNya serta
kemenanganNya ketika Dia bangkit, maut telah dikalahkan. Kristus telah
mengalahkan setan melalui ketaatanNya yang sempurna kepada Bapa dan menang atas
berbagai pencobaan.
b. Kerajaan Allah memiliki dua sisi: aspek kekinian dan aspek yang akan datang.
Kelompok ini percaya bahwa kerajaan Allah telah didirikan Kristus ketika Dia
hidup di dunia ini dan sedang menuju kesempurnaannya pada hidup yang akan
datang. Baca: Matius 12: 28; Lukas 17: 20-21; Roma 14: 17; 1Korintus 4: 19-20; Kolose 1:13-14. Aspek yang akan datang:1Korintus 6:9: Galatia 5:21; Efesus 5:5; 2Timotius 4: 18.
c. Meskipun hari terakhir bersifat akan datang, namun kita hidup sekarang dalam
zaman akhir (hari-hari terakhir). Yang dimaksud dengan zaman akhir adalah zaman
di antara kenaikan Kristus ke Sorga (setelah kedatanganNya yang pertama) dan
kedatanganNya yang kedua kali. Baca: Kis.2: 16-17; 1Korintus 10:11; 1Yohanes 2:18.
Baca juga tentang hari terakhir pada: Yohanes 6: 39-40, 44, 54, 11: 24; 12: 48.
d. Sehubungan dengan Wahyu 20, tentang kerajaan 1000 tahun, kita saat ini hidup
dalam kerajaan 1000 tahun. Di sini kerajaan 1000 tahun dimengerti mulai dari
kedatangan Kristus yang pertama sampai kedatangan Kristus yang kedua. Pada masa
ini, setan diikat dalam arti tidak dapat menghambat dan menyetop penyebaran
Injil dan tidak dapat menipu bangsa-bangsa. Menurut pandangan ini, selama masa
1000 tahun ini jiwa orang percaya yang telah meninggal sekarang berada di
Sorga.
Mereka sekarang hidup dan memerintah bersama Kristus, sementara mereka
menantikan kebangkitan tubuh mereka. Dengan demikian, masa millenium pada Wahyu
bukanlah harfiah, tetapi mengatakan suatu periode yang cukup lama. Seribu tahun
dianggap kelipatan 10, yang berarti menyatakan angka sempurna, jadi lama
sekali. Bahkan ada yang berpandangan bahwa Iblis diikat selama 1000 tahun
sebenarnya menyatakan kemenangan Kristus yang sempurna. Jadi, orang-orang mati
(martyr) yang hidup kembali (Wahyu 20: 4) dimengerti secara rohani (bukan
kebangkitan tubuh). Mereka ini, yang secara rohani hidup, memerintah bersama
dengan Kristus di Sorga untuk masa 1000 tahun.
Ada yang menafsirkan bahwa penulis kitab Wahyu, sebenarnya sedang menggambarkan
orang-orang yang mati (martyr) dalam Kristus. Saat itu mereka mengalami
kemenangan yang sempurna, memerintah di Sorga bersama Kristus. Dengan demikian,
penglihatan ini memberi penghiburan bagi jemaat mula-mula yang begitu menderita
karena iman mereka, juga menghibur mereka yang sedih karena anggota keluarganya
menjadi martyr (meninggal karena kesaksian mereka). Dunia ini kelak akan
diakhiri dengan datangnya Kristus yang kedua. Pada waktu itu akan terjadi
kebangkitan semua orang mati dan penghakiman terahkir.
VIII. Evaluasi
Setelah kita membahas adanya empat pandangan yg berbeda ttg kerajaan seribu tahun,
maka kini kita ingin membahas keempat pandangan tersebut secara singkat dan
mencoba mengambil kesimpulan penutup.
1. Premillenium Dispensasional dan Historis sama-sama berpendapat bahwa
kerajaan 1000 tahun yang ditulis pada Wahyu 20 adalah sungguh-sungguh terjadi
di dunia ini. Sebelum masa ini, Kristus akan datang dan akan memerintah
bersama-sama orang percaya selama 1000 tahun di bumi ini. Perbedaan kedua
kelompok ini adalah adanya masa pengangkatan (rapture) pada Premillenium
Dispensasional, sedangkan pada Premillenium Historis hal itu tidak ada.
2. Premillenium Dispensasional dan Historis berpendapat adanya lebih dari satu
kebangkitan orang mati. Mereka juga berpendapat bahwa kedatangan Kristus yang
kedua tidak sama dengan penghakiman terakhir, karena Kristus masih harus
memerintah di bumi selama 1000 tahun. Kemudian barulah terjadi penghakiman
terakhir dan terbentuknya bumi baru.
3. Postmillenium dan Amillenium sama-sama berpendapat bahwa kerajaan 1000 tahun
sedang dialami saat ini. Namun ada perbedaan dalam kedua kelompok ini.
Amillenium melihat kerajaan 1000 tahun identik dengan era gereja, sedangkan
Postmillenium melihat adanya periode perpanjangan pada millenium tersebut, jadi
tidak sama dengan era gereja.
4. Baik Postmillenium maupun Amillenium sama-sama berpendapat bahwa kedatangan
Kristus yang kedua akan disertai dengan kebangkitan semua orang mati (general
resurrection) dan penghakiman terakhir. Jadi, kebangkitan orang mati merupakan
peristiwa tunggal yang hanya terjadi satu kali saja.
5. Setelah melihat keempat pandangan tersebut, pandangan mana yang berdasarkan
Alkitab? Pertanyaan ini sengaja kita berikan untuk menunjukkan bahwa kata
"berdasarkan Alkitab" tidak menjamin kebenaran Alkitab. Mengapa?
Karena keempat pandangan tersebut di atas mengaku berdasarkan Alkitab. Sebagai
contoh, kelompok Dispensasional mengaku dirinya Alkitabiah dan menuduh yang
lain tidak Alkitabiah. Padahal, mereka ini menafsir Alkitab secara harfiah,
serta sering bersifat spekulatif.
Membaca pandangan Herman A. Hoyt, dari kelompok Dispensasional, kelihatan
kelemahan dalam melakukan penggalian Alkitab. Kita melihat adanya sikap asal
comot ayat saja. Karena itu, wajarlah bila G.E. Ladd dalam responnya terhadap
kelompok ini menulis, "Hoyt's essay reflects the major problem in the
discussion of the millenium".
Demikian juga, Hoekema dalam responnya
menulis, "What makes Hoyt's essay difficult to evaluate is that he nowhere
gives a specific exegesis of any Scripture passage. Most of the time he simply
gives Scriptural references in parenthesis… but never does he give a detailed
and argued interpretation of a passage". (Yang membuat tulisan Hoyt sulit
dievaluasi adalah karena dia tidak memberikan pengga-lian yang spesifik dari
setiap ayat yang dikutipnya. Dia sering hanya menunjukkan ayat-ayat tetapi tidak pernah
memberikan pe-nafsiran serta argumentasi yang jelas).
Di pihak lain, meskipun G.E. Ladd dari kelompok Premil-lenium Historis, dalam
artikelnya menunjukkan kemampuan menggali yang begitu baik, namun tetap ada
masalah dalam pandangan kelompok ini. Beberapa pertanyaan dapat diberikan yang
sungguh-sungguh menyulitkan pandangan ini. Dapatkah kita memastikan doktrin
kerajaan 1000 tahun hanya dari satu fasal saja, yaitu Wahyu 20? Dan lagi,
bukankah kitab Wahyu penuh dengan penglihatan? Perhatikan kata "Aku
melihat" sering ditulis dalam kitab ini. Dapatkah kita memperlakukan kitab
Wahyu sama dengan kitab-kitab lainnya yang tidak bersifat apokaluptik?
Kita melihat kenyataan lain bahwa Hoekema yang memiliki kemampuan menggali
Alkitab yang tidak kalah dengan Ladd, namun memberikan pandangan yang berbeda
tentang Wahyu 20. Ini menunjukkan bahwa kebenaran doktrin tersebut masih dpt
diragukan. Demikian juga dengan Guthrie, yang juga ahli Perjanjian Baru -yg
menulis buku2 tebal spt bantal itu- dalam bukunya New Testament Theology
menulis, "That a spiritual interpretation of the millenium is preferable
to a literal inter-pretation becomes clear when note is taken of the exegetical
difficulties which a literal interpretation faces". (Penafsiran rohani
dari millenium lebih baik dari penafsiran harfiah menjadi lebih jelas ketika
kita memperhatikan kesulitan-kesulitan penggalian yang dihadapi oleh jenis
penafsiran harfiah).
Disamping itu, Leon Morris, theolog Injili dari Australia,
dalam tafsirannya yang berjudul Revelation menulis tentang Wahyu 20: 4 bahwa
sekalipun orang-orang literal millenium berpendapat bahwa hal itu ada di bumi,
namun dia berpendapat bahwa itu ada di Sorga. Menurut Morris, kata
"takhta" digunakan oleh Yohanes dalam kitab Wahyu sebanyak 47 kali.
Dari ke-47 kali ini semuanya nampaknya ada di Sorga, kecuali takhta Iblis (2:
13) dan takhta binatang (13: 2).
Berkenaan dengan kerajaan 1000 tahun, Morris
menulis, "One thousand is the cube of ten, the numbers of completeness. We
have seen it is used over and over again in this book to denote completeness of
some sort, and this is surely the way we should take it here. Satan is bound
for the perfect period". (Seribu tahun adalah perkalian dari 10x10x10,
yang merupakan angka kesempurnaan. Kita telah melihat hal itu digunakan
berulang-ulang dalam kitab ini untuk menunjukkan jenis kesem-purnaan. Tentunya
inilah cara yang harus kita ambil di sini. Setan telah diikat untuk periode yang sempurna).
Hal lain yang penting diperhatikan adalah apakah Alkitab mengajarkan dua kali
kebangkitan orang mati? Apakah kedatangan Kristus yang kedua berbeda dengan
peghakiman terakhir? Apakah Perjanjian Baru, khususnya keempat Injil
mengajarkan adanya masa 1000 tahun tinggal di bumi setelah kedatanganNya yang
kedua? Pernahkah Tuhan Yesus mengajarkan demikian? Memang benar bahwa kurangnya
data untuk mendukung pandangan satu kitab atau satu fasal tertentu tidak boleh
dijadikan dasar untuk menolak ajaran tersebut di atas. Namun masalahnya adalah
disamping hal millenium ini dan kebangkitan yang nampaknya tejadi dua kali-
hanya ditulis oleh kitab Wahyu, yang bersifat apokaluptik, hal itu pun tidak
jelas dinyatakan oleh kitab ini. Andaikata jelas, timbul masalah lain.
Bagaimanakah ajaran ini diharmoniskan dengan kitab-kitab Perjanjian Baru
lainnya?
Kesimpulan/Penutup:
Setelah melihat kedua pandangan tersebut di atas, yaitu Premillenium
Dispensasional dan Historis yang kurang meyakinkan, maka tinggal pandangan
Postmillenium dan Amillenium. Kedua pandangan ini lebih meyakinkan, karena
keduanya mengajarkan peristiwa kebangkitan yang hanya terjadi satu kali saja
pada saat kedatangan Kristus yang kedua. Pada waktu itu, akan terjadi
penghakiman terakhir yang diikuti oleh adanya dunia baru. Namun dengan pandangan yang sangat optimis dari Postmillenium,
nampaknya pandangan ini tidak tepat.
Alkitab tidak pernah mengajarkan pandangan
yang demikian. Alkitab malah mengajarkan kenyataan dunia yang semakin jahat.
Rasul Paulus menulis, "Ketahuilah, bahwa pada hari-hari terakhir akan
datang masa yang sukar, manusia akan mencintai dirinya sendiri… sedangkan orang
jahat dan penipu akan bertambah jahat…" (2Timotius 3:1, 13). Kata
"sukar" dalam bahasa Yunani adalah khalepos yang berarti menakutkan,
mengerikan. Demikian juga Prof. Bloesch dengan tegas menulis, "The
contention that the whole world will gradually be won for Christ and the life
of all nations will, in the course of time, be transformed by the Gospel is not
in harmony with the New Testament picture of the end of the age".
Karena itu, pandangan Amillenium lebih meyakinkan. Namun kembali kita tegaskan
di sini bahwa kita tidak dapat memastikan waktu kedatangan Kristus yang kedua.
Karena itu, jauhilah sikap berspekulasi tentang waktu parousia tersebut.
Catatan :
Kiranya postingan tentang akhir zaman ini sungguh menolong umat Tuhan utk tdk terhindar
dari kesalahan yg sama sbgmn dilakukan oleh sekte kiamat di Bandung, serta
kelompok2 lain yg juga melakukan kesalahan yg sama sepanjang sejarah Gereja.
Saya sadar adanya perbedaan pandangan di antara pembaca sekalian, dan utk itu
kami tdk bermaksud utk memaksakan pandangan kami. Namun dmkn, kiranya artikel
ini dpt digunakan utk memperkaya pandangan yang telah dianut masing-masing.
AMIN-