Yohanes 13:7: Rencana Allah yang Baru Akan Dipahami Kelak
Pendahuluan
Injil Yohanes 13 merupakan salah satu bagian paling penuh makna dalam Perjanjian Baru karena menggambarkan peristiwa Perjamuan Terakhir, di mana Yesus memberikan teladan pelayanan dan kerendahan hati dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. Salah satu ayat yang penuh dengan misteri dan kedalaman teologis adalah Yohanes 13:7:
"Yesus menjawab dan berkata kepadanya, 'Apa yang Aku lakukan, kamu tidak memahaminya sekarang, tetapi kelak kamu akan mengerti.'" (Yohanes 13:7, AYT)
Ayat ini diucapkan oleh Yesus ketika Simon Petrus menolak untuk dibasuh kakinya. Yesus menegaskan bahwa tindakan yang Ia lakukan memiliki makna yang lebih dalam, yang saat itu belum bisa dimengerti oleh para murid, tetapi akan menjadi jelas di kemudian hari.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna Yohanes 13:7 dari sudut pandang teologi Reformed dengan mengacu pada beberapa pakar teologi seperti John Calvin, Matthew Henry, Charles Spurgeon, dan R.C. Sproul.
1. Konteks Historis dan Naratif Yohanes 13:7
A. Peristiwa Perjamuan Terakhir
Yohanes 13 mencatat bagaimana Yesus melakukan tindakan yang sangat mengejutkan, yaitu membasuh kaki murid-murid-Nya. Dalam budaya Yahudi pada masa itu, membasuh kaki adalah tugas seorang budak atau hamba. Dengan mengambil peran seorang hamba, Yesus menunjukkan kerendahan hati dan kasih-Nya yang tanpa syarat.
Simon Petrus merasa tidak layak menerima tindakan ini dan berkata dalam Yohanes 13:6:
"Tuhan, apakah Engkau akan membasuh kakiku?"
Yesus pun menjawab dalam Yohanes 13:7, menegaskan bahwa meskipun para murid tidak memahami tindakan-Nya saat itu, kelak mereka akan mengerti.
B. Makna Profetik dari Tindakan Yesus
Para teolog Reformed melihat bahwa tindakan membasuh kaki bukan sekadar simbol kerendahan hati, tetapi juga memiliki makna profetik yang berkaitan dengan:
- Penyucian Rohani – Membasuh kaki melambangkan pembersihan dari dosa, yang hanya dapat dilakukan oleh Yesus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.
- Kematian dan Kebangkitan Yesus – Para murid baru akan benar-benar memahami makna tindakan Yesus setelah kebangkitan-Nya dan pencurahan Roh Kudus di hari Pentakosta.
- Panggilan untuk Melayani – Yesus meneladankan bahwa kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang melayani, bukan yang menuntut dihormati.
John Calvin dalam Commentary on John menulis:
“Yesus, dengan membasuh kaki murid-murid-Nya, bukan hanya memberi teladan pelayanan tetapi juga menunjukkan bahwa hanya melalui penyucian oleh-Nya kita dapat menjadi bagian dalam kerajaan-Nya.”
2. Analisis Teologis Yohanes 13:7
A. Ketidaktahuan yang Sementara
Yesus mengatakan bahwa para murid tidak akan memahami sekarang, tetapi kelak mereka akan mengerti. Ini menunjukkan bahwa pemahaman rohani datang secara bertahap dan membutuhkan pewahyuan dari Roh Kudus.
Dalam teologi Reformed, ini dikenal sebagai “pencerahan progresif”, yaitu bahwa Allah mengungkapkan kebenaran-Nya secara bertahap kepada umat-Nya.
Matthew Henry dalam Commentary on the Whole Bible menyatakan:
“Banyak hal dalam rencana Allah yang tidak dapat dimengerti saat ini, tetapi ketika waktunya tiba, semuanya akan menjadi jelas.”
B. Hubungan dengan Karya Keselamatan
Yohanes 13:7 juga bisa dikaitkan dengan karya keselamatan Kristus di kayu salib. Pada saat itu, murid-murid tidak dapat memahami mengapa Yesus harus menderita, tetapi setelah kebangkitan dan pencurahan Roh Kudus, mereka menyadari bahwa:
- Yesus harus mati untuk menebus dosa manusia (Yesaya 53:5)
- Kemuliaan sejati datang melalui penderitaan dan penyangkalan diri (Filipi 2:8-9)
- Karya keselamatan Allah tidak selalu masuk akal bagi manusia, tetapi digenapi dengan sempurna dalam waktu-Nya (Roma 11:33-36)
Charles Spurgeon berkata:
“Ketika kita mengalami penderitaan atau kesulitan, kita sering tidak mengerti maksud Tuhan. Namun, dalam waktunya, Tuhan selalu memberikan pencerahan.”
3. Penerapan dalam Kehidupan Kristen
A. Mengandalkan Iman di Tengah Ketidakpastian
Sebagai orang percaya, kita sering menghadapi situasi yang sulit dipahami, misalnya:
- Mengapa kita harus mengalami penderitaan?
- Mengapa doa kita tidak langsung dijawab?
- Mengapa Tuhan seakan-akan diam dalam masa sulit?
Namun, Yohanes 13:7 mengajarkan bahwa kita tidak selalu harus memahami segala sesuatu saat ini. Iman berarti percaya bahwa Allah sedang bekerja, bahkan ketika kita belum mengerti rencana-Nya.
R.C. Sproul dalam Knowing God menulis:
“Sering kali, Allah tidak memberi kita jawaban langsung, tetapi mengundang kita untuk mempercayai-Nya sampai pada waktunya Dia mengungkapkan maksud-Nya.”
B. Belajar untuk Bersabar dalam Rencana Tuhan
Yesus mengatakan "kelak kamu akan mengerti", yang berarti ada waktu penggenapan dalam setiap rencana Allah. Sebagai orang percaya, kita harus belajar bersabar dalam menanti rencana Tuhan digenapi dalam hidup kita.
Beberapa contoh dalam Alkitab yang menunjukkan bagaimana orang percaya harus bersabar dalam menanti penggenapan rencana Tuhan:
- Abraham menunggu bertahun-tahun sebelum janji tentang keturunannya digenapi (Kejadian 12:1-3).
- Yusuf mengalami penderitaan sebelum akhirnya dipakai oleh Tuhan untuk menyelamatkan keluarganya (Kejadian 50:20).
- Paulus baru memahami panggilan Allah dalam pelayanannya setelah mengalami banyak tantangan dan penderitaan (2 Korintus 12:9).
John Owen berkata:
“Rencana Allah selalu lebih besar daripada yang bisa kita pahami. Oleh karena itu, iman berarti menunggu dengan kesabaran sampai Tuhan menyatakan maksud-Nya.”
C. Menghidupi Kasih dan Kerendahan Hati dalam Pelayanan
Yesus menunjukkan bahwa pelayanan sejati adalah pelayanan yang rendah hati. Kita dipanggil untuk melayani satu sama lain, tanpa mencari pengakuan atau pujian.
Beberapa cara kita dapat menghidupi kasih dan kerendahan hati seperti yang Yesus teladankan:
- Melayani tanpa pamrih di gereja dan komunitas.
- Membantu orang yang membutuhkan tanpa mengharapkan balasan.
- Menghormati orang lain dan tidak merasa lebih tinggi dari mereka.
Filipi 2:5-7 berkata:
"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba."
Kesimpulan
Yohanes 13:7 mengajarkan tiga prinsip utama dalam kehidupan Kristen:
- Tidak semua hal dapat dimengerti sekarang, tetapi Allah akan menyatakannya pada waktu-Nya.
- Kita harus percaya kepada Allah meskipun belum memahami sepenuhnya rencana-Nya.
- Pelayanan sejati adalah pelayanan dalam kasih dan kerendahan hati, seperti yang dicontohkan oleh Yesus.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk:
✅ Tetap percaya kepada Tuhan dalam setiap keadaan
✅ Menunggu dengan sabar hingga Tuhan menyatakan rencana-Nya
✅ Melayani sesama dengan kasih dan kerendahan hati
Dengan memahami Yohanes 13:7, kita diingatkan bahwa jalan Tuhan selalu lebih tinggi daripada jalan kita (Yesaya 55:8-9), dan bahwa di dalam waktu-Nya, segala sesuatu akan menjadi jelas.
“Iman berarti mempercayai bahwa Tuhan sedang bekerja, bahkan ketika kita belum mengerti cara-Nya.” – Charles Spurgeon