1 Petrus 4:6 – Injil bagi Orang Mati dan Kehidupan dalam Roh

Pendahuluan
Ayat 1 Petrus 4:6 merupakan salah satu bagian dalam Perjanjian Baru yang cukup sulit dipahami dan sering menimbulkan perdebatan. Ketika Rasul Petrus menulis bahwa Injil “diberitakan kepada orang-orang yang sekarang sudah mati,” banyak pembaca bertanya-tanya: Apakah ini berarti masih ada kesempatan untuk diselamatkan setelah seseorang meninggal? Apakah ini merujuk pada pemberitaan Injil di alam maut? Atau, apakah Petrus sedang berbicara secara simbolis?
Dalam artikel ini, kita akan membahas ayat ini secara mendalam berdasarkan pendekatan teologi Reformed, dengan merujuk pada pendapat para teolog seperti John Calvin, R.C. Sproul, Wayne Grudem, dan John MacArthur. Kita akan menelaah konteks historis, teologis, dan aplikatif dari ayat ini untuk memberikan pemahaman yang kokoh dan alkitabiah.
I. Konteks Surat 1 Petrus
Latar Belakang Historis
Surat 1 Petrus ditujukan kepada jemaat-jemaat Kristen di Asia Kecil (wilayah Turki saat ini) yang sedang mengalami penganiayaan karena iman mereka. Tujuan utama dari surat ini adalah untuk menguatkan mereka supaya tetap hidup kudus dan tabah dalam penderitaan, dengan pandangan tertuju kepada kemuliaan kekal yang telah dijanjikan Allah.
Pasal 4 khususnya berbicara mengenai penderitaan sebagai bagian dari kehendak Allah, dan bagaimana orang Kristen dipanggil untuk hidup tidak mengikuti keinginan daging, tetapi kehendak Allah. Dalam konteks inilah ayat 6 muncul sebagai dorongan penghiburan bahwa kematian bukan akhir dari cerita orang percaya.
II. Teks Alkitab dan Terjemahan
Teks Alkitab AYT (2018)
“Untuk alasan inilah, Injil diberitakan kepada orang-orang yang sekarang sudah mati sehingga meskipun mereka sudah dihakimi di dunia ini sesuai dengan standar manusia, tetapi mereka hidup secara roh menurut kehendak Allah.”
— 1 Petrus 4:6 (AYT)
Teks Yunani Asli
εἰς τοῦτο γὰρ καὶ νεκροῖς εὐηγγελίσθη, ἵνα κριθῶσι μὲν κατὰ ἀνθρώπους σαρκὶ, ζῶσι δὲ κατὰ θεὸν πνεύματι.
Terjemahan harfiah:
“Karena untuk itulah bahkan kepada orang-orang mati telah diberitakan Injil, supaya mereka dihakimi menurut manusia dalam daging, tetapi hidup menurut Allah dalam roh.”
III. Penjelasan Frasa-Frasa Kunci
1. “Injil diberitakan kepada orang-orang yang sekarang sudah mati”
a. Penafsiran John Calvin
John Calvin, dalam komentarnya terhadap 1 Petrus, menolak gagasan bahwa ayat ini menunjuk pada pemberitaan Injil kepada orang mati setelah kematian mereka. Ia menulis:
“Saya percaya bahwa Petrus berbicara mengenai mereka yang telah meninggal dalam tubuh pada saat surat ini ditulis, tetapi yang sebelumnya telah mendengar Injil semasa hidup mereka.”
Dengan kata lain, Injil telah diberitakan kepada mereka selagi mereka hidup, meskipun sekarang mereka telah mati. Tujuan dari pernyataan ini, menurut Calvin, adalah untuk menghibur orang percaya bahwa meskipun mereka akan dihakimi dan mati seperti manusia lainnya, mereka akan hidup dalam roh bersama Allah.
b. Wayne Grudem
Dalam komentarnya terhadap 1 Petrus, Grudem menyatakan bahwa frasa ini merujuk pada orang Kristen yang sekarang telah mati, tetapi mereka telah menerima Injil semasa hidupnya.
“Mereka sekarang mati, tetapi mereka telah menerima pemberitaan Injil ketika masih hidup.”
Ia menegaskan bahwa konteks tidak mengacu pada kesempatan kedua setelah mati, melainkan pada penghiburan bahwa mereka sekarang hidup secara rohani bersama Allah.
c. John MacArthur
MacArthur juga mendukung pandangan bahwa Injil telah diberitakan kepada mereka ketika mereka masih hidup. Ia menulis:
“Injil diberitakan ketika mereka hidup — sekarang mereka telah mati — dan hasilnya adalah hidup dalam roh menurut Allah.”
2. “Dihakimi menurut manusia dalam daging”
Frasa ini menekankan bahwa orang Kristen, sama seperti manusia lainnya, tetap mengalami penderitaan dan kematian secara jasmani. Mereka tidak luput dari penghakiman manusia (yakni, penderitaan atau kematian duniawi). Namun, seperti Yesus, yang mati secara jasmani tetapi dihidupkan dalam roh (1 Petrus 3:18), demikian pula orang percaya akan menikmati hidup rohani bersama Allah.
Referensi Silang
-
1 Petrus 3:18 (AYT): “Kristus juga telah menderita satu kali untuk segala dosa… Ia dibunuh dalam daging, tetapi dihidupkan dalam roh.”
Ini membentuk pola paralel antara Kristus dan pengikut-Nya.
IV. Implikasi Teologis Menurut Pandangan Reformed
1. Tidak Ada Kesempatan Kedua Setelah Kematian
Teologi Reformed dengan tegas menolak gagasan bahwa seseorang dapat diselamatkan setelah meninggal. Beberapa mungkin menafsirkan ayat ini sebagai dasar untuk kesempatan kedua, tetapi teolog Reformed seperti Calvin, Grudem, dan MacArthur sepakat bahwa ini bertentangan dengan ayat-ayat lain:
-
Ibrani 9:27 – “Manusia ditetapkan untuk mati satu kali saja, dan setelah itu dihakimi.”
-
Lukas 16:19–31 – Kisah orang kaya dan Lazarus menegaskan tidak ada jembatan antara surga dan neraka setelah mati.
John Calvin berkata:
“Merupakan kesalahan besar jika menganggap ada harapan keselamatan setelah kematian.”
2. Penghiburan bagi Orang Percaya
Ayat ini memberikan penghiburan: meskipun orang percaya menderita dan bahkan mati seperti manusia lain, mereka tetap hidup secara rohani karena mereka telah menerima Injil dan percaya kepada Kristus.
R.C. Sproul menyatakan:
“Petrus mengingatkan bahwa kata terakhir bukanlah kematian, tetapi kehidupan — bukan penghakiman manusia, tetapi keputusan Allah.”
V. Aplikasi Praktis
1. Menjalani Hidup dengan Pengharapan
Orang Kristen tidak perlu takut akan kematian. Meskipun tubuh akan binasa, jiwa mereka aman dalam Kristus. Hidup dalam roh adalah janji bagi mereka yang percaya.
2. Setia dalam Penderitaan
Petrus menulis kepada jemaat yang menderita. Mereka mungkin dituduh, dianiaya, bahkan dibunuh. Namun, mereka tetap setia karena tahu bahwa hidup mereka tidak berakhir di kubur. Mereka akan hidup dalam roh bersama Allah.
Kesimpulan
1 Petrus 4:6 menegaskan bahwa Injil telah diberitakan kepada mereka yang sekarang telah mati — selama mereka hidup. Mereka mungkin telah mengalami penghakiman dan penderitaan secara fisik, tetapi mereka hidup dalam roh menurut Allah.
Para teolog Reformed sepakat bahwa:
-
Ayat ini tidak mendukung doktrin keselamatan setelah kematian.
-
Frasa “diberitakan kepada orang mati” berarti mereka yang telah mati secara jasmani, tetapi semasa hidupnya telah mendengar Injil.
-
Fokus Petrus adalah memberikan penghiburan, bukan membahas doktrin neraka atau surga.