Alasan Juruselamat Harus Manusia

Pendahuluan
Pertanyaan tentang mengapa Juruselamat dunia harus menjadi manusia bukan hanya merupakan isu teologis klasik, tetapi juga menjadi pusat dari doktrin keselamatan dalam kekristenan. Dalam tradisi teologi Reformed, inkarnasi Kristus — bahwa Allah menjadi manusia dalam pribadi Yesus — memiliki alasan yang sangat dalam, alkitabiah, dan logis.
Teologi Reformed mengajarkan bahwa Juruselamat tidak mungkin hanya Allah saja, atau hanya manusia saja, tetapi harus Allah sejati dan manusia sejati. Hal ini berkaitan erat dengan natur dosa, kebutuhan pendamaian, serta perwakilan manusia di hadapan Allah.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengapa Juruselamat harus menjadi manusia, berdasarkan argumen dari para pakar teologi Reformed seperti John Calvin, Louis Berkhof, Herman Bavinck, R.C. Sproul, dan tokoh lainnya.
1. Konsep Dasar Inkarnasi dalam Teologi Reformed
a. Inkarnasi: Allah Menjadi Manusia
Kata inkarnasi berasal dari bahasa Latin incarnatio, yang berarti "menjadi daging." Dalam Yohanes 1:14 (AYT) tertulis:
"Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita."
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menyatakan bahwa tanpa inkarnasi, manusia tidak mungkin mengenal kasih Allah secara sempurna, karena Allah yang transenden menjadi imanen — hadir di tengah-tengah manusia.
b. Mengapa Tidak Cukup Hanya Allah?
Louis Berkhof dalam bukunya Systematic Theology menyatakan bahwa keselamatan memerlukan pengantara (mediator) yang benar-benar mengerti kondisi manusia dan pada saat yang sama memiliki kekuatan ilahi untuk menyelamatkan.
Allah sebagai Roh tidak dapat mati, sedangkan penebusan dosa menuntut kematian pengganti. Karena itu, Juruselamat harus memiliki tubuh manusia.
2. Alasan Alkitabiah Mengapa Juruselamat Harus Manusia
a. Sebagai Wakil Manusia
Roma 5:12,18 (AYT) menyatakan bahwa seperti dosa masuk ke dalam dunia oleh satu orang (Adam), maka keselamatan pun datang oleh satu orang — Yesus Kristus.
Herman Bavinck menegaskan dalam Reformed Dogmatics bahwa hanya manusia yang bisa mewakili manusia di hadapan Allah. Kristus adalah Adam yang kedua (1 Korintus 15:45) yang memperbaiki kegagalan Adam pertama.
b. Untuk Menggenapi Hukum Taurat
Galatia 4:4-5 (AYT):
"Tetapi, ketika waktu yang ditentukan telah genap, Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada Hukum Taurat, untuk menebus mereka yang takluk kepada Hukum Taurat."
Yesus harus lahir sebagai manusia untuk hidup sempurna di bawah hukum Allah, sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh manusia berdosa lainnya.
c. Untuk Mengalami Penderitaan dan Kematian
Ibrani 2:14-17 (AYT) sangat jelas menyatakan:
"Karena anak-anak itu adalah manusia dari daging dan darah, Dia juga menjadi sama seperti mereka untuk menghancurkan kuasa iblis dengan kematian-Nya."
Tanpa menjadi manusia, Kristus tidak bisa mati dan menanggung hukuman dosa umat-Nya.
3. Argumen Teologi Reformed Tentang Inkarnasi dan Keselamatan
a. John Calvin: Pengantara Ilahi dan Insani
John Calvin menekankan bahwa mediator keselamatan harus sempurna dalam kedua natur — ilahi dan manusiawi. Jika Yesus hanya Allah, Ia tidak mungkin menderita; jika hanya manusia, Ia tidak mungkin menang atas dosa dan maut.
b. Louis Berkhof: Kebutuhan Mediator Ganda
Berkhof menyimpulkan bahwa Kristus harus manusia:
-
Untuk mentaati hukum sebagai manusia.
-
Untuk menderita dan mati menggantikan manusia.
-
Untuk menjadi imam besar yang memahami kelemahan manusia (Ibrani 4:15).
c. Herman Bavinck: Kesatuan Natur dalam Pribadi Kristus
Bavinck menegaskan bahwa hanya dalam pribadi Yesus yang memiliki dua natur — Allah dan manusia — rencana keselamatan Allah digenapi secara sempurna.
4. Mengapa Tidak Bisa Malaikat Menjadi Juruselamat?
Pertanyaan ini sering muncul dalam diskusi teologi. Mengapa Allah tidak memakai makhluk ciptaan lain seperti malaikat untuk menjadi juruselamat?
a. Malaikat Tidak Mengalami Natur Manusia
Ibrani 2:16 (AYT) berkata:
"Sebab, sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Dia tolong, melainkan keturunan Abraham."
Malaikat tidak mewarisi natur manusia, tidak berada di bawah hukum Taurat, dan tidak mewakili umat manusia.
b. Malaikat Tidak Mempunyai Kuasa untuk Menebus
Teologi Reformed menekankan bahwa penebusan bukan hanya soal kemauan, tetapi juga kemampuan. Malaikat tidak memiliki natur ilahi untuk memikul murka Allah.
5. Inkarnasi dan Solidaritas Kristus dengan Umat-Nya
R.C. Sproul dalam berbagai tulisannya menegaskan bahwa inkarnasi menunjukkan solidaritas Yesus dengan penderitaan umat manusia.
Filipi 2:6-8 (AYT) menyatakan bahwa Yesus mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama seperti manusia — bukan hanya dalam rupa, tetapi dalam penderitaan dan ketaatan sampai mati.
6. Inkarnasi dan Kemenangan atas Dosa, Iblis, dan Maut
Inkarnasi bukan hanya soal penggenapan hukum atau solidaritas penderitaan, tetapi juga soal kemenangan.
Ibrani 2:14 mengatakan bahwa melalui kematian-Nya, Kristus menghancurkan kuasa Iblis.
Sebagai manusia sejati, Kristus menghadapi pencobaan dan kematian; sebagai Allah sejati, Ia menang atas keduanya.
7. Relevansi Inkarnasi untuk Hidup Kekristenan
a. Inkarnasi Memberi Harapan
Karena Juruselamat kita adalah manusia, maka Ia mengerti penderitaan, kelemahan, dan pergumulan kita.
Ibrani 4:15-16 mengajak kita datang dengan penuh keberanian kepada takhta kasih karunia, karena Imam Besar kita merasakan kelemahan kita.
b. Inkarnasi Memberi Teladan Kehidupan
Yesus menunjukkan kehidupan manusia yang sempurna dalam ketaatan kepada Allah.
1 Petrus 2:21 (AYT):
"Kristus juga telah menderita bagi kamu dan memberikan teladan supaya kamu mengikuti jejak-Nya."
Penutup: Inkarnasi adalah Inti dari Injil
Dalam tradisi Reformed, inkarnasi bukan sekadar dogma, tetapi inti dari kabar baik (Injil).
Tanpa inkarnasi, tidak ada salib. Tanpa salib, tidak ada kebangkitan. Tanpa kebangkitan, tidak ada keselamatan.
Inkarnasi memastikan bahwa keselamatan kita bukanlah hasil usaha manusia, tetapi karya Allah dalam dan melalui manusia Yesus Kristus.