10 Hal yang Sering Salah Dipahami tentang Kasih Allah

10 Hal yang Sering Salah Dipahami tentang Kasih Allah

Pendahuluan

Dalam budaya modern yang menekankan kasih sebagai “perasaan baik” tanpa syarat, konsep kasih Allah sering disederhanakan dan bahkan disalahpahami. Banyak orang mengira bahwa karena Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8), maka Ia tidak mungkin murka, tidak mungkin menghukum, atau menuntut ketaatan. Namun, Alkitab mengajarkan kasih Allah dalam kerangka yang lebih kaya, kudus, dan menuntut.

Teologi Reformed sangat menekankan bahwa kasih Allah tidak bertentangan dengan kekudusan, keadilan, dan murka-Nya. Artikel ini membahas 10 kesalahpahaman umum tentang kasih Allah dan meluruskan melalui eksposisi ayat serta refleksi dari para teolog Reformed.

1. Kasih Allah Bukan Kasih Sentimental

“TUHAN panjang sabar dan besar kasih setia-Nya, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman.”
(Bilangan 14:18 AYT)

Banyak orang berpikir kasih Allah seperti kasih sentimental manusia — lemah lembut, mudah memaafkan tanpa konfrontasi. Padahal, kasih Allah kuat dan berakar dalam kekudusan.

R.C. Sproul menulis bahwa kasih Allah bukanlah "kasih manis", melainkan "kasih kudus yang menuntut dan membentuk."

2. Kasih Allah Tidak Bertentangan dengan Murka Allah

“Karena murka Allah nyata dari surga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia...”
(Roma 1:18 AYT)

Murka Allah tidak meniadakan kasih-Nya. Justru, kasih sejati akan membenci kejahatan. Jika Allah benar-benar mengasihi, Ia akan membenci dosa yang menghancurkan ciptaan-Nya.

John Calvin menulis: “Murka Allah adalah bentuk kasih-Nya terhadap kebenaran dan ketidaksetujuan-Nya terhadap ketidakbenaran.”

3. Kasih Allah Tidak Universal dalam Cara yang Sama

“Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.”
(Maleakhi 1:2-3 AYT)

Alkitab menyatakan bahwa Allah mengasihi semua ciptaan-Nya dalam satu aspek (kasih umum), namun dalam hal keselamatan, kasih Allah bersifat pilihan. Ini adalah kasih efektif, yang menyelamatkan, bukan hanya mengasihani.

Herman Bavinck menyebut kasih Allah sebagai “pribadi, berdaulat, dan selektif” dalam kerangka perjanjian.

4. Kasih Allah Tidak Meniadakan Keadilan-Nya

“Karena kasih setia dan kebenaran akan saling bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium.”
(Mazmur 85:10 AYT)

Di kayu salib, kita melihat pertemuan antara kasih dan keadilan. Allah tidak mengorbankan keadilan demi mengasihi, melainkan menyatakan kasih-Nya melalui keadilan yang ditegakkan atas Kristus.

J.I. Packer dalam Knowing God berkata, “Kasih Allah tidak mengesampingkan keadilan-Nya; keduanya saling menguatkan.”

5. Kasih Allah Tidak Didasarkan pada Kebaikan Kita

“Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, karena ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati bagi kita.”
(Roma 5:8 AYT)

Kasih Allah adalah anugerah murni, bukan respons terhadap kebaikan manusia. Dalam Reformed theology, ini dikenal sebagai kasih yang tidak bersyarat (unconditional love).

Calvin menyebut ini sebagai kasih “inilah kasih yang mendahului dan membentuk respons iman umat pilihan.”

6. Kasih Allah Harus Dimengerti dalam Konteks Perjanjian

“Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku.”
(Yeremia 31:33 AYT)

Allah mengikat kasih-Nya dalam perjanjian, bukan dalam emosi. Perjanjian ini menunjukkan bahwa kasih Allah mengikat, bertanggung jawab, dan menciptakan relasi yang kudus.

Geerhardus Vos menyatakan bahwa kasih Allah dalam perjanjian adalah kasih yang menciptakan komitmen, bukan hanya kasih yang merasa.

7. Kasih Allah Tidak Mendorong Hidup dalam Dosa

“Haruskah kita terus berbuat dosa supaya kasih karunia semakin melimpah? Sekali-kali tidak!”
(Roma 6:1-2 AYT)

Beberapa orang berpikir, “Karena Allah mengasihi saya, maka Ia pasti mengerti kelemahan saya.” Ini benar, tetapi kasih Allah juga memanggil kita untuk bertobat dan berubah.

Sproul menekankan: “Kasih sejati Allah tidak hanya menerima apa adanya, tetapi mengubah agar menjadi seperti Kristus.”

8. Kasih Allah Tidak Berarti Semua Akan Diselamatkan

“Masuklah melalui pintu yang sempit... karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan.”
(Matius 7:13 AYT)

Universalisme — bahwa semua orang akan diselamatkan karena Allah adalah kasih — bertentangan dengan ajaran Yesus. Kasih Allah menyelamatkan hanya dalam Kristus dan melalui pertobatan.

John Owen menegaskan bahwa kasih Allah menyelamatkan dengan cara tertentu: melalui karya penebusan Kristus dan pemberian iman oleh Roh Kudus.

9. Kasih Allah Ditunjukkan Terbesar dalam Salib Kristus

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal...”
(Yohanes 3:16 AYT)

Kasih Allah bukan hanya konsep, tetapi tindakan sejarah yang konkret dalam penyaliban Kristus. Salib adalah puncak dari kasih Ilahi.

Bavinck menyebut salib sebagai “tindakan kasih Allah yang membuktikan sekaligus keseriusan dosa dan kesempurnaan anugerah.”

10. Kasih Allah Mendorong Kita Mengasihi dengan Kebenaran

“Marilah kita mengasihi, bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”
(1 Yohanes 3:18 AYT)

Kasih Allah bukan sekadar emosi atau toleransi. Ia mendorong kita mengasihi dengan kebenaran dan kekudusan.

Jonathan Edwards menulis bahwa kasih ilahi dalam hati manusia memurnikan kasih duniawi — mengarahkan pada pengabdian, ketaatan, dan misi.

Penutup: Kasih Allah yang Sejati adalah Kudus, Adil, dan Menyelamatkan

Kasih Allah bukanlah konsep yang cair, dapat ditafsir seenaknya. Kasih itu berakar pada karakter Allah yang kekal, kudus, dan benar. Ketika kita memahami kasih Allah dengan cara yang benar, kita tidak akan menyalahgunakannya sebagai alasan untuk hidup seenaknya, tetapi akan takut dan bersyukur, dan rindu hidup bagi Dia.

Ringkasan 10 Kesalahpahaman Umum:

NoKesalahpahaman UmumKebenaran Alkitabiah
1Kasih Allah sentimentalKasih-Nya kudus dan kuat
2Kasih meniadakan murkaMurka-Nya adalah bentuk kasih kepada kebenaran
3Kasih-Nya universal secara samaAda kasih pilihan (efektif)
4Kasih berarti Allah tak menghukumKeadilan-Nya tidak dibatalkan
5Allah mengasihi karena kita baikIa mengasihi saat kita masih berdosa
6Kasih berdiri sendiriSelalu dalam konteks perjanjian
7Kasih berarti menerima dosaKasih memanggil pertobatan
8Semua akan diselamatkanHanya yang percaya dan bertobat dalam Kristus
9Kasih adalah perasaanKasih adalah tindakan: salib Kristus
10Kasih hanya soal rasaKasih menuntut kebenaran dan ketaatan
Next Post Previous Post