Apa Perbedaan antara Pengudusan dan Pembenaran?

Apa Perbedaan antara Pengudusan dan Pembenaran?

Pendahuluan: Dua Sisi dari Satu Injil

Dalam kehidupan Kristen, dua kata yang sering kita dengar—namun kerap kali disalahpahami—adalah pembenaran (justification) dan pengudusan (sanctification). Keduanya adalah bagian penting dari keselamatan, namun masing-masing memiliki peran, waktu, dan efek yang berbeda.

Kesalahpahaman terhadap dua konsep ini dapat berujung pada:

  • Legalistik (jika pengudusan disamakan dengan syarat keselamatan),

  • Pasifisme rohani (jika pembenaran dianggap cukup tanpa pertumbuhan dalam kekudusan),

  • atau keraguan keselamatan.

Artikel ini akan menguraikan perbedaan dan hubungan antara pengudusan dan pembenaran dalam terang teologi Reformed, serta mengutip pandangan para tokoh seperti John Calvin, Louis Berkhof, Herman Bavinck, R.C. Sproul, dan Michael Horton.

1. Definisi Pembenaran dan Pengudusan

a. Pembenaran (Justification)

Pembenaran adalah tindakan hukum Allah, di mana Ia menyatakan orang berdosa benar di hadapan-Nya, semata-mata karena iman kepada Yesus Kristus, dan bukan karena perbuatan.

Louis Berkhof menyebut pembenaran sebagai:

“Tindakan yudisial Allah, yang secara cuma-cuma menyatakan benar orang percaya, berdasarkan kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepadanya.”

Dasar Alkitab:

  • Roma 3:24: “Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”

  • Galatia 2:16: “...tidak seorang pun dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, melainkan hanya oleh iman dalam Yesus Kristus.”

b. Pengudusan (Sanctification)

Pengudusan adalah proses di mana Roh Kudus mengubah orang percaya menjadi semakin serupa dengan Kristus, menjauh dari dosa dan bertumbuh dalam kekudusan.

John Calvin berkata:

“Kristus tidak dapat dibagi: di mana ada pembenaran, di situ juga ada pengudusan. Namun pembenaran membenarkan, sedangkan pengudusan menguduskan.”

Dasar Alkitab:

  • 1 Tesalonika 4:3: “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu...”

  • 2 Korintus 3:18: “...diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dari kemuliaan kepada kemuliaan...”

2. Pembenaran adalah Sekali untuk Selamanya; Pengudusan adalah Proses Seumur Hidup

a. Pembenaran: Final dan Lengkap

Pembenaran terjadi sekali dan bersifat legal. Ini adalah status baru di hadapan Allah, di mana orang percaya dinyatakan benar karena iman.

R.C. Sproul menulis:

“Pembenaran bukan perubahan batiniah, melainkan keputusan Allah yang adil bahwa kita benar karena kebenaran Kristus.”

b. Pengudusan: Bertahap dan Progresif

Pengudusan adalah pekerjaan Roh Kudus yang berlangsung seumur hidup. Orang percaya dibentuk hari demi hari dalam karakter, kasih, dan keserupaan dengan Kristus.

Herman Bavinck menjelaskan:

“Pengudusan adalah kelanjutan dari karya keselamatan, bukan syaratnya.”

3. Dasar Pembenaran adalah Kristus; Pelaksanaan Pengudusan oleh Roh Kudus

a. Pembenaran: Berdasarkan Karya Kristus yang Selesai

Dalam pembenaran, kita tidak menyumbang apa pun. Kebenaran Kristus diperhitungkan kepada kita (imputed righteousness). Kita menerima status benar karena pergantian posisi: Dia menanggung dosa kita, dan kita menerima kebenaran-Nya.

  • 2 Korintus 5:21: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita...”

b. Pengudusan: Dilaksanakan oleh Roh Kudus di Dalam Kita

Dalam pengudusan, Roh Kudus bekerja di dalam kita, memampukan kita untuk melawan dosa, menaati Allah, dan menghasilkan buah Roh.

  • Galatia 5:22-23: “Buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera...”

4. Hubungan antara Iman dan Karya dalam Pembenaran dan Pengudusan

a. Pembenaran adalah Oleh Iman Saja (Sola Fide)

Kita dibebaskan dari hukuman dosa melalui iman, bukan perbuatan.

Michael Horton menyatakan:

“Iman bukanlah kerja. Ia adalah tangan kosong yang menerima kebenaran Kristus.”

b. Pengudusan Mencakup Ketaatan sebagai Buah Iman

Ketaatan, pertobatan, dan perbuatan baik tidak menyelamatkan, tetapi menjadi hasil dari iman yang sejati.

  • Efesus 2:10: “Karena kita ini buatan Allah... untuk melakukan pekerjaan baik...”

5. Kedudukan Hukum Taurat dalam Keduanya

a. Dalam Pembenaran: Hukum Taurat Tidak Menyelamatkan

Hukum Taurat menunjukkan dosa kita, tetapi tidak dapat membenarkan.

  • Roma 3:20: “...tidak seorang pun akan dibenarkan di hadapan-Nya oleh perbuatan hukum Taurat...”

b. Dalam Pengudusan: Hukum Taurat Menjadi Panduan Hidup Kudus

Setelah dibenarkan, hukum Taurat menjadi pedoman moral dan etis. Bukan untuk menyelamatkan, tetapi untuk hidup berkenan kepada Tuhan.

John Calvin menyebut ini sebagai fungsi ketiga hukum (usus tertius legis):

“Hukum Taurat adalah guru bagi mereka yang telah diselamatkan, menuntun kepada hidup saleh.”

6. Pembenaran Menghapus Kutuk Dosa; Pengudusan Mengalahkan Kuasa Dosa

a. Pembenaran: Bebas dari Penghukuman

  • Roma 8:1: “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.”

b. Pengudusan: Bertumbuh dalam Kemenangan atas Dosa

Pengudusan berarti kita tidak lagi dikuasai dosa. Dosa masih ada, tetapi tidak lagi menjadi penguasa utama.

  • Roma 6:14: “Sebab kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.”

7. Kesatuan Keduanya dalam Keselamatan yang Utuh

Pembenaran dan pengudusan tidak bisa dipisahkan, meskipun berbeda.

Louis Berkhof menegaskan:

“Siapa yang dibenarkan pasti akan dikuduskan. Tapi pembenaran bukan pengudusan, dan pengudusan bukan pembenaran.”

  • Pembenaran mengubah status: dari bersalah menjadi benar.

  • Pengudusan mengubah karakter: dari berdosa menjadi kudus.

8. Kesalahan Umum: Menukar atau Membingungkan Keduanya

a. Menjadikan Pengudusan Sebagai Syarat Pembenaran

Ini berujung pada legalisme: berusaha menyelamatkan diri lewat perbuatan.

b. Mengabaikan Pengudusan Setelah Pembenaran

Ini menghasilkan antinomianisme: hidup semaunya karena “sudah diselamatkan.”

R.C. Sproul mengingatkan:

“Anugerah yang sejati tidak menghasilkan hidup sembrono, tetapi kehidupan yang dikuduskan.”

9. Peran Gereja dan Sakramen

Dalam tradisi Reformed, gereja lokal dan sakramen adalah sarana yang Allah pakai untuk memperkuat baik iman (pembenaran) maupun pertumbuhan (pengudusan).

  • Firman diberitakan → membawa kepada iman

  • Perjamuan Kudus → meneguhkan janji keselamatan dan membentuk kesalehan

10. Apakah Seseorang Bisa Dibenarkan Tapi Tidak Dikuduskan?

Jawaban teologi Reformed: Tidak.

Herman Bavinck berkata:

“Keselamatan adalah satu karya Allah yang utuh: Ia membenarkan dan menguduskan. Keduanya datang dari sumber yang sama—anugerah Allah.”

Kesimpulan: Dua Rahmat, Satu Keselamatan

PembenaranPengudusan
Status hukumProses moral/spiritual
Sekali terjadiSepanjang hidup
Berdasarkan karya KristusDilaksanakan oleh Roh Kudus
Oleh iman sajaDibuktikan dengan buah iman
Bebas dari hukumanBebas dari kuasa dosa

Keselamatan adalah karya Allah yang lengkap: kita dibenarkan agar dikuduskan, dan dikuduskan karena telah dibenarkan.

Langkah Praktis: Bagaimana Menanggapi Kebenaran Ini

  1. Syukuri pembenaranmu setiap hari: kamu diterima bukan karena usaha, tapi karena Kristus.

  2. Komitmen untuk bertumbuh dalam kekudusan: bukan demi diselamatkan, tapi sebagai tanda hidup baru.

  3. Gunakan sarana anugerah: Firman, sakramen, doa, komunitas iman.

  4. Ingat: pembenaran adalah dasar kekuatan dalam pengudusan—kamu bekerja bukan untuk diterima, tetapi karena sudah diterima.

Next Post Previous Post