Behold, the God of Grace!

(Lihatlah, Allah yang Penuh Anugerah!)
Pendahuluan
Dalam dunia yang sarat dengan hukum pembalasan dan keadilan retributif, panggilan untuk "melihat Allah yang penuh anugerah" terasa begitu radikal dan penuh kelegaan. Konsep kasih karunia tidak hanya menjadi salah satu aspek karakter Allah, tetapi merupakan dasar dari seluruh rencana keselamatan. Dalam kerangka pemikiran Reformed, kasih karunia bukan hanya "kemurahan Allah", tetapi adalah tindakan aktif Allah yang menyelamatkan manusia berdosa tanpa syarat berdasarkan kehendak-Nya yang kekal.
I. Anugerah dalam Wahyu Umum dan Khusus
1. Anugerah Umum (Common Grace)
Teologi Reformed memulai dengan membedakan antara anugerah umum dan anugerah khusus. Anugerah umum adalah kebaikan Allah yang dirasakan oleh semua manusia, baik yang percaya maupun tidak. Seperti dalam:
"Karena Ia menerbitkan matahari-Nya bagi orang yang jahat dan orang yang baik..."
(Matius 5:45 AYT)
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menyatakan bahwa melalui anugerah umum ini, Allah menahan kejahatan dan memungkinkan kehidupan sosial yang teratur. Namun, anugerah ini tidak menyelamatkan.
2. Anugerah Khusus (Special Grace)
Sebaliknya, anugerah khusus adalah tindakan Allah yang menyelamatkan umat pilihan-Nya. Ini ditemukan dalam peristiwa penebusan yang puncaknya adalah salib Kristus.
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."
(Efesus 2:8 AYT)
R.C. Sproul menyebut ayat ini sebagai "jantung Injil", karena menegaskan bahwa keselamatan adalah pekerjaan Allah semata, bukan karena usaha manusia.
II. Behold! Lihat dan Kagumilah Sang Pemberi Anugerah
1. Konsep "Behold" dalam Alkitab
Kata "Behold" (Ibrani: hinneh, Yunani: idou) adalah seruan untuk memperhatikan sesuatu dengan seksama dan kagum. Dalam Alkitab, kata ini sering digunakan untuk menandai wahyu ilahi yang penting.
Contoh penting:
"Lihatlah, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia."
(Yohanes 1:29 AYT)
John the Baptist memerintahkan orang banyak untuk "melihat" (behold) Yesus – Allah dalam daging – sebagai pemberi kasih karunia sejati.
Louis Berkhof menafsirkan penggunaan "behold" dalam konteks ini sebagai ajakan untuk mengenali dan menyembah karya anugerah Allah yang tak ternilai dalam Kristus.
III. Karakter Allah sebagai Allah Anugerah
1. Allah yang Lama Sabar
"TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih dan setia."
(Keluaran 34:6 AYT)
Ayat ini menjadi dasar dari pemahaman Reformed bahwa karakter Allah penuh kasih karunia. Calvin mengomentari bahwa ini bukan hanya kualitas moral Allah, tetapi manifestasi dari kehendak penyelamatan-Nya.
2. Allah yang Memilih Dalam Anugerah
"Sebab Ia telah memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan..."
(Efesus 1:4 AYT)
Pilihan Allah ini bukan berdasarkan perbuatan, tetapi semata karena anugerah-Nya. Ini yang disebut sebagai predestinasi, sebuah doktrin sentral dalam Reformed theology.
Charles Hodge menyebutkan bahwa "pemilihan adalah kasih karunia yang murni dan mutlak, tanpa syarat manusia".
IV. Anugerah dalam Kristus: Puncak Wahyu Kasih Karunia
1. Inkarnasi sebagai Anugerah
"Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita... penuh kasih karunia dan kebenaran."
(Yohanes 1:14 AYT)
Inkarnasi adalah tindakan kasih karunia tertinggi. Allah, dalam diri Yesus, mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia. R.C. Sproul menyebut ini sebagai "anugerah yang menjelma".
2. Salib sebagai Sumber Anugerah
"Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang kaya, menjadi miskin karena kamu..."
(2 Korintus 8:9 AYT)
Salib bukan hanya menunjukkan kasih, tetapi juga pengorbanan anugerah. Dalam kerangka Reformed, pengorbanan ini efektif dan cukup untuk menebus umat pilihan.
V. Penerapan Anugerah dalam Kehidupan Orang Percaya
1. Kelahiran Baru
"Karena kita telah dilahirkan kembali... oleh firman Allah yang hidup dan yang kekal."
(1 Petrus 1:23 AYT)
Kelahiran baru bukanlah hasil keputusan manusia, melainkan karya Roh Kudus. Ini disebut juga regenerasi monergistik, di mana hanya Allah yang bekerja.
2. Pengudusan oleh Anugerah
"Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar... karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu."
(Filipi 2:12-13 AYT)
Dalam Reformed theology, pengudusan adalah proses di mana anugerah Allah bekerja dalam diri orang percaya untuk membentuk mereka menjadi serupa dengan Kristus.
VI. Anugerah yang Tidak Murah
Dietrich Bonhoeffer pernah memperingatkan tentang "cheap grace" – anugerah yang disalahgunakan sebagai alasan untuk hidup dalam dosa. Teologi Reformed menolak pandangan ini.
"Haruskah kita bertekun dalam dosa, supaya kasih karunia semakin melimpah? Sekali-kali tidak!"
(Roma 6:1-2 AYT)
Anugerah sejati membangkitkan pertobatan, bukan pembenaran atas dosa.
VII. Behold, the God of Grace dalam Pengharapan Kekal
"Tak ada penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus."
(Roma 8:1 AYT)
Di akhir hidup, pengharapan orang percaya adalah masuk ke dalam kemuliaan karena anugerah.
John Piper mengatakan, "Kasih karunia bukan hanya pintu masuk ke kehidupan Kristen, tetapi seluruh jalan sampai kemuliaan."
VIII. Pandangan Para Pakar Reformed
1. John Calvin
Calvin melihat kasih karunia sebagai manifestasi supremasi Allah atas kehendak manusia. Dalam Institutes, ia menyatakan bahwa anugerah Allah mengatur seluruh hidup orang percaya.
2. Louis Berkhof
Berkhof dalam Systematic Theology membagi kasih karunia menjadi aspek legal (justifikasi), moral (pengudusan), dan relasional (adopsi sebagai anak Allah).
3. R.C. Sproul
Sproul menekankan bahwa kasih karunia adalah "favor yang tidak layak". Ia berkata, “Jika itu pantas, itu bukan kasih karunia.”
Kesimpulan: Lihatlah, dan Percayalah
"Behold, the God of Grace!" adalah undangan untuk menyaksikan keagungan kasih karunia Allah yang tak tertandingi. Allah bukan sekadar murah hati, tetapi Ia adalah sumber dan wujud kasih karunia itu sendiri.
Dalam dunia yang mencari pengakuan melalui perbuatan, Allah menawarkan keselamatan tanpa syarat, tanpa pamrih, dan penuh kasih karunia.
Penutup
"Anugerah Tuhan kita berlimpah-limpah, disertai iman dan kasih dalam Kristus Yesus."
(1 Timotius 1:14 AYT)
Mari kita behold – melihat dan memuliakan Allah yang penuh anugerah dalam seluruh aspek hidup kita. Kiranya teologi ini tidak hanya menjadi pengetahuan, tetapi kehidupan yang bersyukur, taat, dan penuh pengharapan.