Salib Kristus dan Keadilan Allah

Pendahuluan
Salib Yesus Kristus adalah simbol pusat dari iman Kristen. Di sanalah terjadi klimaks dari karya penebusan Allah. Namun bagi sebagian orang, salib hanya dipandang sebagai simbol cinta dan pengorbanan, tanpa memahami satu hal fundamental: keadilan Allah.
Dalam teologi Reformed, salib bukan hanya tindakan kasih, tetapi tindakan keadilan yang paling agung dalam sejarah. Di sana kasih dan keadilan Allah bertemu. Artikel ini akan menelusuri apa hubungan salib dengan keadilan, berdasarkan eksposisi Alkitab dan pemahaman para teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Owen, Michael Horton, dan Sinclair Ferguson.
I. Keadilan Allah: Sifat yang Tak Dapat Dikesampingkan
A. Allah Itu Kudus dan Adil
Alkitab menyatakan bahwa Allah adalah:
-
Kudus (Yesaya 6:3),
-
Benar (Mazmur 89:14),
-
Dan adil dalam segala jalan-Nya (Ulangan 32:4).
R.C. Sproul menyatakan:
“Allah tidak hanya memiliki keadilan; Dia adalah keadilan. Ia tidak dapat mengabaikan pelanggaran terhadap hukum-Nya tanpa melanggar natur-Nya sendiri.”
B. Dosa Meminta Hukuman
Dalam Roma 6:23 dikatakan bahwa upah dosa adalah maut. Setiap pelanggaran terhadap hukum Allah menuntut pembalasan. Jika Allah membiarkan dosa tanpa penghukuman, maka Dia bukan Allah yang adil.
John Calvin menulis:
“Jika Allah tidak membalas dosa, Dia akan meniadakan martabat hukum-Nya. Maka keadilan menuntut bahwa dosa dibayar dengan hukuman.”
II. Salib: Tempat Keadilan dan Kasih Bertemu
A. Salib Sebagai Pemenuhan Keadilan
Roma 3:25 menyatakan bahwa Allah telah “menyediakan Kristus sebagai persembahan pendamaian oleh darah-Nya.” Ini berarti bahwa:
-
Hukuman yang seharusnya ditanggung oleh orang berdosa dijatuhkan kepada Yesus.
-
Dengan demikian, keadilan dipenuhi tanpa menghancurkan pendosa.
John Owen menjelaskan:
“Salib adalah tempat di mana murka Allah atas dosa dicurahkan secara penuh, bukan kepada pelaku, tapi kepada Pengganti.”
B. Kematian Kristus Bukan Sekadar Simbol
Teologi Reformed sangat menekankan bahwa:
-
Kematian Yesus bukan hanya contoh pengorbanan, tetapi korban substitusi penal (penal substitution).
-
Kristus menjadi pengganti yang menanggung murka Allah.
Michael Horton menegaskan:
“Kita tidak diselamatkan oleh empati Yesus di kayu salib, melainkan oleh darah-Nya yang menanggung keadilan Allah.”
III. Doktrin Pengganti yang Adil (Penal Substitutionary Atonement)
A. Apa itu Substitusi Penal?
Ini adalah ajaran bahwa:
-
Kristus mati sebagai pengganti orang berdosa,
-
Ia menanggung hukuman (penalti) yang layak kita terima.
2 Korintus 5:21:
“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita menjadi kebenaran Allah.”
Sinclair Ferguson mengatakan:
“Salib adalah puncak dari keadilan, bukan pengabaian keadilan. Kristus mati bukan untuk menghindari keadilan, tapi untuk memuaskannya.”
B. Mengapa Ini Penting?
Tanpa keadilan yang dipuaskan, kita tidak punya dasar pengampunan sejati. Jika Allah mengampuni tanpa menghukum dosa:
-
Maka kejahatan tidak diseriusi.
-
Tidak ada harapan bagi dunia yang rindu keadilan.
Salib memastikan bahwa:
-
Setiap dosa dibayar lunas.
-
Keadilan tidak diabaikan, tetapi digenapi.
IV. Salib Sebagai Kemenangan atas Ketidakadilan
A. Salib Membatalkan Tuntutan Iblis
Iblis disebut sebagai “penuduh saudara-saudara” (Wahyu 12:10). Salib membungkam semua tuntutan karena:
-
Kristus sudah membayar utang dosa.
-
Kita dibebaskan dari kutuk hukum Taurat (Galatia 3:13).
B. Salib dan Keadilan Sosial
Meskipun salib adalah tindakan penyelamatan pribadi, tetapi:
-
Salib juga menjadi fondasi teologis untuk keadilan sosial.
-
Kita percaya bahwa Allah membenci kejahatan, dan akan menghakimi dunia dengan kebenaran.
John Calvin menekankan bahwa:
“Kita dipanggil untuk menjadi agen keadilan karena kita telah dibenarkan oleh Allah yang adil.”
V. Implikasi Salib bagi Kehidupan Kristen
1. Hidup dalam Damai dan Kepastian
Karena keadilan Allah sudah dipuaskan di salib, kita tidak lagi:
-
Hidup dalam ketakutan akan penghukuman (Roma 8:1),
-
Mencoba menyelamatkan diri melalui usaha moral.
R.C. Sproul berkata:
“Kita bukan hanya diampuni; kita dibenarkan dengan dasar hukum yang tak tergoyahkan.”
2. Mengampuni dengan Adil
Karena Allah sudah mengampuni kita melalui keadilan-Nya, maka kita:
-
Bisa mengampuni orang lain,
-
Tanpa meniadakan keadilan.
Pengampunan Kristen bukan berarti membiarkan kejahatan, tetapi:
-
Mempercayakan pembalasan kepada Tuhan (Roma 12:19),
-
Menyatakan kasih dalam terang keadilan salib.
3. Memperjuangkan Keadilan dalam Dunia
Kristus memanggil gereja untuk menjadi:
-
Garam dan terang di tengah dunia yang gelap.
-
Suara bagi yang tertindas, karena Allah telah menunjukkan keadilan-Nya secara sempurna di kayu salib.
Kesimpulan: Salib dan Keadilan Tidak Dapat Dipisahkan
Salib Kristus bukan penghindaran dari keadilan, melainkan penggenapan tertinggi dari keadilan Allah. Di sana kita melihat:
-
Dosa dihukum secara adil.
-
Pendosa dibenarkan secara sah.
-
Kasih dan kebenaran bertemu dalam pribadi dan karya Yesus.
Teologi Reformed mengajarkan bahwa:
-
Kita tidak diselamatkan karena Allah “mengabaikan” dosa,
-
Tapi karena Allah menghukum dosa dalam diri Kristus, dan dengan demikian, membenarkan orang yang percaya kepada-Nya (Roma 3:26).
John Calvin menyimpulkan:
“Kristus memikul hukuman kita agar keadilan Allah dipuaskan, dan kita yang tak layak menjadi benar di hadapan-Nya.”