Ekklesia: Awal dan Maknanya

Pendahuluan:
Pertanyaan “Sejak kapan ekklesia (gereja) itu ada?” bukan hanya soal sejarah, tapi menyentuh dasar teologis, eklesiologis, dan praktis dalam kehidupan umat Allah. Banyak orang memahami gereja sebagai institusi yang dimulai di Kisah Para Rasul 2, saat Pentakosta. Namun, apakah gereja memang baru dimulai di Perjanjian Baru? Ataukah jejaknya sudah ada sejak Perjanjian Lama?
Dalam teologi Reformed, ekklesia dipahami sebagai persekutuan umat Allah sepanjang zaman—bukan entitas baru, tetapi penerus dan penggenapan umat Allah dalam sejarah penebusan. Artikel ini akan menelusuri asal-usul, perkembangan, dan keberlanjutan gereja berdasarkan Alkitab serta pemikiran teolog Reformed seperti John Calvin, Louis Berkhof, Herman Bavinck, Edmund Clowney, R.C. Sproul, dan Geerhardus Vos.
1. Apa Arti “Ekklesia”?
a. Asal Kata
Kata “ekklesia” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “yang dipanggil keluar” (ek = keluar, kaleo = memanggil). Dalam konteks Alkitab, ini merujuk kepada umat yang dipanggil oleh Allah dari dunia untuk menjadi milik-Nya.
b. Penggunaan dalam Alkitab
-
Dalam Septuaginta (terjemahan Yunani Perjanjian Lama), ekklesia digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani qahal—yang berarti jemaat Israel.
-
Dalam Perjanjian Baru, ekklesia digunakan untuk menyebut gereja lokal maupun gereja universal.
“Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
(Matius 16:18)
2. John Calvin: Gereja Sudah Ada Sejak Perjanjian Lama
Dalam Institutes of the Christian Religion, John Calvin menegaskan bahwa:
“Umat Israel adalah gereja Allah pada zaman mereka, seperti kita adalah gereja pada zaman ini.”
Poin Calvin:
-
Gereja bukan ciptaan Perjanjian Baru, melainkan perpanjangan dari umat perjanjian Allah.
-
Satu gereja dalam dua administrasi perjanjian: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
-
Keselamatan selalu melalui Kristus, bahkan bagi orang Israel di masa lampau (Ibrani 11:13).
3. Louis Berkhof: Gereja sebagai Umat Perjanjian
Dalam Systematic Theology, Louis Berkhof menulis bahwa:
“Gereja, sebagai umat Allah yang sejati, telah ada sejak manusia pertama yang diselamatkan.”
Menurut Berkhof:
-
Gereja adalah komunitas orang-orang percaya, bukan institusi belaka.
-
Adam, Henokh, Nuh, Abraham, Musa, dan para nabi adalah bagian dari gereja dalam bentuk awalnya.
-
Gereja dalam Perjanjian Baru bukan sesuatu yang baru, tetapi penggenapan dari apa yang telah dijanjikan.
4. Herman Bavinck: Gereja sebagai Bagian dari Rencana Kekal Allah
Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menegaskan bahwa:
“Gereja ada dalam pikiran Allah sejak kekekalan, dan secara historis sejak permulaan dunia.”
Penjelasan Bavinck:
-
Gereja bukan rencana cadangan Allah setelah kejatuhan manusia.
-
Gereja adalah tujuan dari penciptaan dan penebusan—menjadi tubuh Kristus yang memuliakan Allah.
-
Gereja bukan hanya lembaga duniawi, tetapi organisme rohani yang kekal.
5. Ekklesia dalam Perjanjian Lama: Bukti Historis
a. Israel Sebagai Jemaat (Qahal)
“Pada hari itu engkau berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu, di gunung itu, di tengah-tengah qahal (jemaat).”
(Ulangan 9:10)
Israel disebut jemaat Allah, dan memiliki struktur, ibadah, dan relasi perjanjian dengan Allah.
b. Ibadah Korporat dan Simbol Gereja
-
Kemah Suci dan Bait Allah menggambarkan kehadiran Allah di tengah umat.
-
Para imam dan nabi menjalankan fungsi pelayanan rohani.
-
Mazmur, doa, pengajaran hukum Taurat membentuk komunitas umat Allah.
6. Pentakosta: Lahirnya Gereja atau Perluasan?
a. Apa yang Terjadi di Kisah Para Rasul 2?
“Pada hari Pentakosta, mereka semua berkumpul... dan mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus.”
Pentakosta bukan “kelahiran” pertama gereja, melainkan:
-
Peluncuran misi global gereja.
-
Pengenapan nubuat Yoel dan Yesaya tentang pencurahan Roh atas umat Allah.
-
Awal dari ekspansi universal ekklesia kepada semua bangsa.
b. Edmund Clowney:
“Pentakosta bukan menciptakan gereja dari nol, melainkan memperluas gereja kepada bangsa-bangsa, dimulai dari Israel.”
7. Gereja dalam Rencana Penebusan: Pandangan Geerhardus Vos
Geerhardus Vos, bapak teologi biblika Reformed, menyatakan bahwa:
“Sejarah penebusan selalu melibatkan umat Allah, yaitu gereja yang berkembang dari benih ke kepenuhan.”
Garis Waktu Gereja:
-
Benih Gereja: Adam dan Hawa setelah jatuh dalam dosa (Kejadian 3:15).
-
Bentuk Awal: Nuh, Abraham, dan para leluhur iman.
-
Bangsa Perjanjian: Israel di bawah Musa dan Daud.
-
Penggenapan: Gereja Perjanjian Baru sebagai tubuh Kristus.
8. Kesatuan Gereja Sepanjang Zaman
a. Iman yang Sama
“Satu tubuh dan satu Roh... satu iman, satu baptisan.”
(Efesus 4:4–5)
Orang percaya di Perjanjian Lama dan Baru:
-
Diselamatkan oleh iman.
-
Menjadi bagian dari umat pilihan.
-
Menantikan penggenapan janji Mesias.
b. Gereja Sebagai Tubuh Kristus
-
Kristus adalah kepala gereja dari segala zaman.
-
Tidak ada dua umat Allah—hanya satu Israel rohani, satu gereja sejati.
9. Kesalahan Umum: Gereja Baru Ada di Perjanjian Baru?
a. Teologi Dispensasional
Beberapa pandangan non-Reformed mengajarkan:
-
Gereja adalah "parenthesis" atau sisipan.
-
Israel dan gereja adalah dua umat Allah yang terpisah.
b. Koreksi dari Teologi Reformed
Teologi Reformed mengajarkan:
-
Kesatuan umat Allah sepanjang sejarah.
-
Gereja Perjanjian Baru adalah penggenapan, bukan pengganti Israel.
10. Aplikasi Praktis: Mengapa Ini Penting untuk Kita?
a. Memberi Dasar Identitas
-
Gereja adalah bagian dari rencana kekal Allah, bukan tren sementara.
-
Kita memiliki warisan spiritual yang kaya dan mendalam.
b. Mendorong Kesetiaan
-
Kita adalah bagian dari sejarah panjang umat Allah yang berjalan dalam iman.
-
Kesetiaan kita hari ini adalah kelanjutan dari kesaksian mereka yang terdahulu (Ibrani 11–12).
c. Menjaga Kemurnian Ajaran dan Ibadah
-
Karena gereja adalah kudus dan kekal, ibadah dan doktrin tidak boleh dikendalikan oleh budaya.
-
Gereja harus kembali ke model gereja Alkitabiah, bukan format duniawi.
Kesimpulan: Gereja Bukan Hanya Ada, Tapi Dirancang Sejak Kekekalan
Sejak kapan ekklesia itu ada? Menurut teologi Reformed, gereja:
-
Sudah ada sejak manusia pertama yang ditebus.
-
Adalah umat pilihan Allah di bawah dua perjanjian: Lama dan Baru.
-
Bukan ciptaan manusia atau institusi sosial, melainkan tubuh rohani yang ditetapkan oleh Allah, ditebus oleh Kristus, dan diperbarui oleh Roh Kudus.
“Sebab dari Dialah, oleh Dialah, dan kepada Dialah segala sesuatu. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”
(Roma 11:36)