Galatia 1:6: Panggilan Anugerah yang Dikhianati

Panggilan Anugerah yang Dikhianati

Pendahuluan

Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus langsung menyampaikan kekhawatirannya yang mendalam, tanpa banyak basa-basi seperti biasa. Galatia 1:6 menjadi salah satu pembukaan paling tajam dalam seluruh surat-suratnya:

"Aku heran, betapa cepatnya kamu meninggalkan Dia, yang memanggilmu melalui anugerah Kristus, dan berbalik kepada injil yang lain." (Galatia 1:6, AYT)

Ayat ini menyimpan teguran keras yang dilandasi kasih dan keinginan kuat untuk menegakkan kebenaran Injil. Dalam kerangka teologi Reformed, ayat ini menyoroti inti dari doktrin anugerah Allah, kemurnian Injil, dan bahayanya penyimpangan dari kebenaran.

Melalui artikel ini, kita akan menelusuri eksposisi Galatia 1:6 dari sudut pandang historis, linguistik, serta tafsiran para tokoh Reformed. Artikel ini juga akan menghubungkan ayat tersebut dengan prinsip-prinsip utama Reformasi seperti sola gratia, sola fide, dan solus Christus.

1. Konteks Historis dan Teologis Surat Galatia

Surat kepada jemaat di Galatia ditulis untuk menanggapi pengaruh ajaran sesat dari kelompok Yudaisme Kristen, yang mengklaim bahwa keselamatan tidak hanya melalui iman kepada Kristus, tetapi juga harus disertai dengan ketaatan pada hukum Musa, khususnya sunat.

Paulus menulis dengan nada heran sekaligus terguncang karena jemaat yang dulu menerima Injil sejati dengan sukacita, kini mulai tergoda oleh ajaran palsu.

John Stott dalam The Message of Galatians menulis:

“Galatia bukan hanya soal ajaran tambahan, ini adalah pengkhianatan terhadap Injil sejati. Ini adalah krisis eksistensial gereja mula-mula.”

2. Eksposisi Kata demi Kata: Galatia 1:6

“Aku heran” (Yunani: θαυμάζω – thaumazō)

Kata ini tidak hanya berarti "terkejut", tetapi juga "tercengang karena sesuatu yang tidak dapat dipercaya". Paulus mengekspresikan keterkejutan bukan karena ketidaktahuan, melainkan karena kekecewaan mendalam.

John Calvin menyatakan dalam komentarnya:

“Paulus bukan menegur karena dirinya dihina, tetapi karena Kristus telah dikhianati.”

“Betapa cepatnya kamu meninggalkan Dia”

Frasa ini menyoroti kecepatan kemurtadan mereka. Bukan hanya jatuh dalam kesalahan, tetapi terjadi segera setelah mereka menerima anugerah.

Martyn Lloyd-Jones mencatat:

“Penyimpangan rohani sering kali terjadi bukan karena argumen yang rasional, tetapi karena ketidakteguhan dalam memahami Injil.”

“Yang memanggilmu melalui anugerah Kristus”

Panggilan Allah tidak terjadi melalui hukum, tetapi melalui anugerah. Ini adalah titik sentral dari teologi Reformed: bahwa keselamatan adalah karya Allah dari awal sampai akhir.

R.C. Sproul dalam Chosen by God menjelaskan:

“Panggilan efektif Allah bersifat tak tertolak, bukan karena manusia mampu menjawab, tetapi karena anugerah itu bekerja dalam hati yang mati dan membangkitkannya.”

“Dan berbalik kepada injil yang lain”

Frasa ini mencerminkan pengganti palsu dari kebenaran, namun Paulus segera menegaskan dalam ayat 7 bahwa “injil lain” itu sebenarnya bukan Injil sama sekali.

John MacArthur menyebut ini sebagai:

“Pengkhianatan terbesar adalah ketika orang percaya menerima tiruan dari Injil dan menyebutnya ‘variasi yang sah’.”

3. Bahaya Injil Palsu dalam Pandangan Reformed

Teologi Reformed sangat tegas terhadap kemurnian Injil. Konsep sola gratia dan solus Christus tidak memberi ruang kompromi terhadap ajaran yang mencampur anugerah dengan usaha manusia.

a. Doktrin Justifikasi oleh Iman Saja
Reformator Martin Luther menyebut surat Galatia sebagai “surat saya sendiri.” Ia melihat bahwa doktrin pembenaran oleh iman adalah articulus stantis et cadentis ecclesiae – artikel di mana gereja berdiri atau runtuh.

b. Bahaya Sinkretisme Hukum dan Anugerah
Penggabungan antara hukum dan anugerah mengakibatkan kebingungan rohani. Inilah yang ditentang habis-habisan oleh Paulus dan para Reformator.

John Piper mengatakan:

“Menambahkan apapun pada Injil, bahkan ketaatan yang baik sekalipun, adalah menghina karya salib Kristus.”

4. Aplikasi Pastoral: Mengapa Jemaat Mudah Tergoda?

a. Ketidaktahuan terhadap Doktrin yang Sejati

Banyak jemaat tergoda oleh ajaran palsu karena mereka tidak berakar dalam doktrin yang benar.

Michael Horton dalam Christless Christianity menulis:

“Kekristenan modern terlalu sibuk dengan tips praktis dan lupa pada pondasi Injil yang kokoh.”

b. Daya Tarik Injil yang Menyenangkan Daging

Injil palsu sering menawarkan kemudahan, hukum moral sederhana, atau keberhasilan duniawi. Ini yang menarik banyak orang yang belum lahir baru.

5. Pemanggilan Efektif dan Kemurnian Injil

Dalam Reformed Theology, pemanggilan efektif (effectual calling) adalah bagian dari ordo keselamatan (ordo salutis), di mana Allah secara aktif memanggil orang pilihan-Nya kepada Kristus melalui anugerah, bukan karena perbuatan mereka.

a. Anugerah yang Tidak Dapat Dipisahkan dari Kristus

Anugerah bukan sekadar “pemberian Allah”, tetapi adalah Kristus sendiri yang diberikan bagi kita.

John Owen menyatakan:

“Kita tidak bisa menikmati anugerah Allah tanpa Kristus, karena semua anugerah dikandung di dalam Dia.”

6. Relevansi Bagi Gereja Masa Kini

a. Injil yang Tercemar dalam Pengajaran Modern

Banyak gereja saat ini mengadaptasi Injil menjadi motivasi diri, keberhasilan, atau ketaatan moral. Namun, semua itu bisa menjauhkan jemaat dari Injil yang murni.

b. Perlunya Re-edukasi Doktrinal dalam Gereja

Pengajaran yang kuat akan doktrin anugerah, salib Kristus, dan iman sejati sangat penting untuk menjaga jemaat dari terseret kepada “injil yang lain”.

7. Panggilan untuk Bertahan pada Injil Sejati

Paulus menunjukkan bahwa berpaling dari Injil adalah berpaling dari Dia yang memanggil. Ini bukan sekadar perbedaan teologi, tapi pengkhianatan terhadap Allah.

B.B. Warfield menulis:

“Injil bukan hanya tentang menerima keselamatan, tetapi juga tentang tunduk kepada Allah yang menyelamatkan.”

Kesimpulan: Galatia 1:6 sebagai Peringatan dan Pengharapan

Galatia 1:6 adalah teguran keras sekaligus panggilan kasih. Tuhan, dalam kasih karunia-Nya, memanggil umat-Nya kembali kepada Injil yang murni. Bagi mereka yang berpaling, jalan kembali selalu terbuka jika mereka mau bertobat.

Poin-poin utama yang dapat disimpulkan:

  • Injil sejati hanya berdasarkan anugerah Kristus (sola gratia)

  • Menambahkan hukum atau perbuatan merusak keselamatan oleh iman (sola fide)

  • Injil palsu adalah ancaman nyata bagi gereja di sepanjang zaman

  • Panggilan Allah bersifat efektif dan tidak dapat ditolak oleh yang dipilih-Nya

  • Teologi yang benar menjaga gereja dari penyimpangan dan pengkhianatan Injil

Penutup

Kita perlu membangun gereja dan kehidupan rohani kita di atas Injil yang tidak berubah. Injil yang diberitakan oleh Paulus, dijaga oleh para Reformator, dan diwariskan kepada kita bukan untuk diubah, tapi untuk ditaati dan dihidupi.

“Aku heran, betapa cepatnya kamu meninggalkan Dia, yang memanggilmu melalui anugerah Kristus, dan berbalik kepada injil yang lain.”
(Galatia 1:6, AYT)

Mari kita setia memegang Injil sejati, dan jangan pernah menggantinya dengan tiruan apa pun yang kelihatan religius tapi tidak menyelamatkan.

Next Post Previous Post