Kesombongan yang Menipu: Obaja 1:3

Kesombongan yang Menipu: Obaja 1:3

Pendahuluan

Kitab Obaja adalah kitab paling pendek dalam Perjanjian Lama, tetapi mengandung pesan yang mendalam tentang penghakiman Allah terhadap kesombongan dan ketidakadilan. Ayat Obaja 1:3 secara khusus membahas kesombongan bangsa Edom, yang merasa aman karena tempat tinggal mereka yang tinggi dan benteng alam yang kuat. Namun, Tuhan memperingatkan bahwa kesombongan mereka akan membawa kehancuran.

Berikut ini adalah teks dari Obaja 1:3 (AYT):

“Keangkuhan hatimu telah menipumu, kamu yang tinggal di celah-celah batu, di tempat kediaman yang tinggi. Kamu berkata dalam hatimu, ‘Siapa yang akan menurunkan aku ke tanah?’”

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna ayat ini dari perspektif teologi Reformed, dengan merujuk pada pemikiran John Calvin, Matthew Henry, Charles Hodge, dan R.C. Sproul.

1. Konteks Obaja 1:3

Kitab Obaja ditulis sebagai nubuat penghukuman terhadap Edom, keturunan Esau, yang berulang kali menjadi musuh Israel. Edom tinggal di pegunungan Seir, yang memiliki benteng alamiah berupa tebing-tebing batu yang tinggi. Mereka merasa aman secara militer dan percaya bahwa tidak ada bangsa lain yang dapat mengalahkan mereka.

Namun, Allah mengutuk kesombongan mereka, yang membuat mereka menindas saudara mereka, Israel. Tuhan menyatakan bahwa kesombongan mereka telah menipu mereka sendiri, dan mereka akan segera jatuh.

2. Kesombongan yang Menipu

“Keangkuhan hatimu telah menipumu...”

Kesombongan membuat seseorang merasa lebih tinggi dan lebih kuat dari yang sebenarnya. Bangsa Edom berpikir bahwa mereka tidak dapat dikalahkan karena lokasi geografis mereka. Namun, kesombongan ini menjadi kebutaan rohani yang menghalangi mereka untuk melihat kedaulatan Allah.

Pandangan John Calvin

John Calvin menekankan bahwa kesombongan adalah akar dari segala dosa. Dalam komentarnya, ia menulis:

“Tidak ada yang lebih berbahaya bagi manusia selain kesombongan, karena itu membuatnya lupa akan Allah dan mengandalkan kekuatan sendiri.”

Calvin menegaskan bahwa kesombongan bukan hanya dosa moral, tetapi juga bentuk penolakan terhadap kedaulatan Allah.

Pandangan Matthew Henry

Matthew Henry dalam komentarnya terhadap Obaja 1:3 menyatakan:

“Keamanan yang palsu adalah bencana bagi banyak bangsa. Ketika manusia mulai percaya bahwa mereka tidak bisa jatuh, saat itulah kehancuran mereka mendekat.”

Henry menekankan bahwa Edom tertipu oleh ilusi kekuatan mereka sendiri, sama seperti banyak bangsa yang akhirnya jatuh karena kesombongan mereka.

Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

  1. Jangan mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi serahkan hidup kepada Tuhan.

  2. Kesombongan rohani juga berbahaya, ketika seseorang merasa lebih benar daripada orang lain.

  3. Tuhan menentang orang yang sombong, tetapi mengasihi orang yang rendah hati (Yakobus 4:6).

3. Keamanan yang Salah: Mengandalkan Perlindungan Duniawi

“… kamu yang tinggal di celah-celah batu, di tempat kediaman yang tinggi...”

Edom merasa aman karena tempat tinggal mereka yang strategis. Mereka berpikir bahwa benteng-benteng alam mereka akan melindungi mereka dari serangan musuh.

Pandangan Charles Hodge

Hodge dalam sistematika teologinya menekankan bahwa manusia sering mencari keamanan dalam hal-hal duniawi, seperti:

  • Kekayaan dan harta

  • Kekuatan militer atau politik

  • Ilmu pengetahuan dan teknologi

Namun, semua hal ini tidak dapat menggantikan perlindungan Tuhan. Hodge menulis:

“Tidak ada perlindungan sejati di luar Tuhan. Mereka yang mengandalkan kekuatan dunia ini akan dikecewakan pada akhirnya.”

Pandangan R.C. Sproul

Sproul dalam bukunya The Holiness of God menekankan bahwa keamanan sejati hanya ada dalam Allah. Ia berkata:

“Manusia yang mencari perlindungan dalam hal duniawi akan segera menemukan bahwa mereka berdiri di atas pasir yang goyah.”

Edom mencari perlindungan dalam kekuatan militer mereka, tetapi mereka tidak menyadari bahwa Tuhan yang berdaulat atas segala bangsa.

Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

  1. Jangan mencari keamanan dalam hal duniawi, tetapi percayalah kepada Tuhan (Mazmur 20:7).

  2. Kerendahan hati adalah jalan menuju perlindungan sejati (Amsal 18:10).

  3. Bangsa atau individu yang sombong akan jatuh, tetapi mereka yang bersandar pada Tuhan akan dikuatkan.

4. Kesombongan yang Berujung pada Kehancuran

“Kamu berkata dalam hatimu, ‘Siapa yang akan menurunkan aku ke tanah?’”

Edom berpikir bahwa tidak ada yang bisa menjatuhkan mereka, tetapi Tuhan menyatakan bahwa mereka akan segera dihancurkan.

Pandangan John Calvin

Calvin menulis bahwa kesombongan membawa manusia kepada kehancuran. Ia menjelaskan:

“Tuhan membiarkan orang sombong melangkah lebih jauh, sampai akhirnya mereka jatuh dalam kehancuran yang mereka buat sendiri.”

Kesombongan membuat seseorang buta terhadap kebenaran dan menyebabkan kehancuran spiritual.

Pandangan Matthew Henry

Henry mengingatkan bahwa Edom akhirnya dihancurkan oleh bangsa Babel, sebagai penggenapan nubuat ini. Ia berkata:

“Tuhan tidak akan membiarkan kejahatan tetap berdiri. Cepat atau lambat, mereka yang sombong akan jatuh.”

Ini adalah peringatan bagi setiap bangsa dan individu bahwa tidak ada yang bisa menantang Tuhan dan menang.

Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

  1. Kesombongan menghalangi pertobatan dan kerendahan hati di hadapan Tuhan.

  2. Bangsa atau individu yang menolak Tuhan akan menghadapi kejatuhan mereka.

  3. Belajar dari sejarah: Tuhan selalu menentang orang yang sombong dan mengangkat mereka yang rendah hati.

Kesimpulan

Eksposisi Obaja 1:3 mengajarkan kepada kita bahwa kesombongan adalah dosa yang membawa kehancuran. Dari perspektif teologi Reformed, kita dapat menarik beberapa pelajaran:

  1. Kesombongan adalah tipu daya yang membuat seseorang merasa lebih kuat dari yang sebenarnya (Calvin).

  2. Mengandalkan kekuatan duniawi adalah ilusi yang berbahaya (Hodge & Sproul).

  3. Kesombongan membawa kejatuhan, tetapi kerendahan hati membawa anugerah Tuhan (Henry).

Obaja 1:3 adalah peringatan bagi kita untuk tidak menaruh kepercayaan pada hal-hal duniawi, tetapi bersandar kepada Tuhan. Hanya dalam Dia kita menemukan perlindungan sejati.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post