Lahir dari Allah: 1 Yohanes 5:1

Lahir dari Allah: 1 Yohanes 5:1

1 Yohanes 5:1 (AYT)
“Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi Bapa, juga mengasihi anak yang lahir dari Bapa.”

Pendahuluan

Ayat 1 Yohanes 5:1 menyatakan sebuah kebenaran yang sangat penting dalam kekristenan: hubungan antara iman kepada Kristus, kelahiran baru, dan kasih terhadap sesama orang percaya. Ayat ini tidak hanya memberikan definisi tentang siapa yang “lahir dari Allah”, tetapi juga menjadi dasar bagi pemahaman doktrin kelahiran baru (regenerasi) dalam teologi Reformed.

Para tokoh Reformed seperti John Calvin, Louis Berkhof, R.C. Sproul, dan John MacArthur memberi penekanan besar pada hubungan antara iman yang sejati dan kelahiran baru. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri ayat ini secara ekspositori, membahas maknanya dalam konteks surat 1 Yohanes, dan menggali implikasi doktrinal serta praktis bagi kehidupan orang percaya.

I. Konteks Surat 1 Yohanes

Surat 1 Yohanes ditulis untuk menguatkan iman umat Kristen di tengah ajaran sesat, terutama Gnostisisme yang mengajarkan bahwa keselamatan datang dari pengetahuan khusus, bukan melalui iman kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah.

Tema utama surat ini antara lain:

  • Kebenaran iman akan Yesus Kristus

  • Kasih kepada Allah dan sesama

  • Kepastian keselamatan bagi yang percaya

1 Yohanes 5 merupakan bagian akhir surat, yang memperkuat identitas anak-anak Allah dan jaminan hidup kekal.

II. Eksposisi 1 Yohanes 5:1

A. “Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus”

Frasa ini menekankan bahwa iman kepada Yesus sebagai Mesias (Kristus) adalah ciri utama orang Kristen sejati.

Menurut John Calvin, kepercayaan kepada Yesus sebagai Kristus melampaui pengakuan intelektual. Itu adalah tindakan percaya yang melibatkan seluruh hati dan kehendak, yang hanya mungkin terjadi jika Allah sudah lebih dahulu bekerja di dalam hati orang tersebut.

“Iman yang sejati adalah buah dari kelahiran baru, bukan syarat untuk mendapatkannya.” — John Calvin

B. “Lahir dari Allah”

Ini adalah doktrin penting dalam teologi Reformed, disebut juga regenerasi — yaitu karya Roh Kudus yang memberi kehidupan baru kepada orang berdosa yang mati secara rohani.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa kelahiran baru bukanlah hasil dari keputusan manusia, melainkan tindakan inisiatif Allah. Iman kepada Kristus adalah hasil, bukan penyebab dari kelahiran baru.

“Kita percaya karena kita telah dilahirkan kembali, bukan sebaliknya.” — R.C. Sproul, “Chosen by God”

C. “Mengasihi Bapa” dan “Mengasihi anak yang lahir dari Bapa”

Orang yang benar-benar lahir dari Allah akan menunjukkan kasih yang sejati:

  1. Kasih kepada Allah (Bapa) – Ini adalah respons terhadap kasih yang terlebih dahulu diberikan (1 Yoh. 4:19).

  2. Kasih kepada sesama orang percaya – disebut “anak yang lahir dari Bapa.”

Louis Berkhof menekankan bahwa buah dari kelahiran baru adalah hidup baru yang ditandai oleh kasih, bukan hanya kepada Allah, tapi juga kepada sesama saudara seiman.

III. Teologi Reformed tentang Kelahiran Baru

A. Regenerasi adalah Monergistik

Dalam Reformed Theology, regenerasi bukan hasil kerja sama antara manusia dan Allah (synergism), tetapi tindakan tunggal Allah (monergism).

  • Yohanes 3:3-8 – Manusia tidak bisa melihat Kerajaan Allah tanpa kelahiran baru.

  • Regenerasi terjadi sebelum iman — iman adalah buahnya.

“Orang mati rohani tidak bisa percaya, kecuali Allah lebih dahulu membangkitkannya secara rohani.” — John MacArthur

B. Hubungan Antara Iman dan Regenerasi

Dalam 1 Yohanes 5:1, kata Yunani “πιστεύων” (pisteuōn) dalam bentuk partisipel aktif menunjukkan keadaan berkelanjutan. Artinya, iman yang menyelamatkan bukan hanya peristiwa satu kali, melainkan keadaan hidup yang terus percaya kepada Kristus.

Reformed Theology menekankan:

  • Iman bukan sekadar keputusan mental

  • Iman berasal dari hati yang telah diubah oleh Roh Kudus

IV. Kasih sebagai Bukti Lahir dari Allah

A. Kasih sebagai Buah dari Roh (Galatia 5:22)

Orang yang lahir dari Allah akan menunjukkan kasih yang sejati karena kasih adalah buah Roh Kudus.

Jonathan Edwards, teolog Reformed dari masa Kebangunan Rohani Besar, menyatakan bahwa kasih kepada sesama adalah bukti utama dari kelahiran baru.

“Cinta ilahi kepada orang lain adalah bukti paling pasti dari keberadaan kehidupan ilahi dalam jiwa.” — Jonathan Edwards

B. Kasih Persaudaraan sebagai Ujian Iman (1 Yohanes 3:14)

  • Jika seseorang tidak mengasihi sesama, ia tetap berada dalam kematian (1 Yoh. 3:14).

  • Maka, kasih bukan hanya pilihan, tetapi indikator identitas rohani.

V. Aplikasi Praktis dari 1 Yohanes 5:1

1. Merenungkan Asal Usul Iman Kita

  • Apakah iman kita datang dari pemikiran atau dari pertobatan sejati?

  • Apakah kita benar-benar percaya bahwa Yesus adalah Kristus?

2. Menguji Kasih Kita kepada Allah dan Sesama

  • Apakah kita mengasihi Allah dengan seluruh hati?

  • Apakah kita menunjukkan kasih kepada saudara seiman, termasuk yang sulit kita sukai?

3. Bersyukur atas Karya Kelahiran Baru

  • Kita tidak menyelamatkan diri kita sendiri.

  • Kita bersyukur karena Allah telah melahirkan kita kembali secara rohani dan memberi kita iman.

4. Hidup dalam Kasih sebagai Tanda Hidup Baru

  • Kasih bukan hanya emosi, tapi tindakan aktif.

  • Dalam komunitas Kristen, kasih menjadi alat kesaksian (Yoh. 13:35).

Kesimpulan: Lahir dari Allah adalah Anugerah

1 Yohanes 5:1 adalah ayat yang sederhana namun mendalam. Ia menghubungkan tiga pilar kehidupan Kristen:

  1. Iman yang sejati kepada Yesus sebagai Kristus

  2. Kelahiran baru sebagai karya Allah semata

  3. Kasih sejati sebagai buah kehidupan rohani

Dalam terang teologi Reformed, kita diingatkan bahwa seluruh proses keselamatan adalah karya Allah dari awal sampai akhir. Kita dipanggil untuk bersyukur, hidup dalam kasih, dan terus bertumbuh dalam iman sebagai anak-anak Allah.

Next Post Previous Post