Lebih Buruk dari Sebelumnya: 2 Petrus 2:20
- Pendahuluan
- Konteks Surat 2 Petrus
- Eksegesis 2 Petrus 2:20
- Perspektif Teologi Reformed: Ketekunan Orang Kudus
- Aplikasi Praktis
- Kesimpulan: Pengingat Akan Bahaya Pengakuan Kosong

Pendahuluan
Ayat dalam 2 Petrus 2:20 menjadi salah satu ayat yang sering menimbulkan pertanyaan mendalam di kalangan pembaca Alkitab, khususnya terkait doktrin keselamatan dan ketekunan orang kudus. Ayat ini berbunyi:
"Sebab, jika mereka telah dilepaskan dari pencemaran dunia yang jahat melalui pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus, tetapi kemudian kembali lagi kepada dunia yang jahat itu dan dikuasai olehnya, maka mereka akan menjadi lebih buruk daripada sebelumnya." (2 Petrus 2:20, AYT)
Sekilas, ayat ini tampak menunjukkan bahwa seseorang yang pernah mengenal Kristus bisa kembali jatuh dalam dosa dan menjadi lebih buruk. Pertanyaannya: Apakah ini berarti orang percaya bisa kehilangan keselamatan? Apakah ini menunjuk pada orang percaya sejati, atau hanya mereka yang pernah "mengenal" secara dangkal?
Dalam artikel ini, kita akan mengulas 2 Petrus 2:20 secara menyeluruh dari sudut pandang teologi Reformed, yang sangat menekankan pada ketekunan orang kudus dan keselamatan oleh anugerah. Kita akan menelusuri konteks historis, linguistik, dan teologis dari ayat ini dengan dukungan dari tokoh-tokoh Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, John Owen, John Piper, dan lainnya.
Konteks Surat 2 Petrus
Surat 2 Petrus adalah surat pastoral yang sangat keras terhadap pengajar sesat. Penulis memperingatkan gereja akan kehadiran guru-guru palsu yang menyesatkan jemaat dengan doktrin palsu dan gaya hidup bejat.
Pasal 2 secara khusus membongkar karakter, motivasi, dan nasib akhir para pengajar palsu ini. Petrus menunjukkan bahwa mereka tidak hanya membahayakan diri mereka sendiri, tetapi juga orang lain. Ayat 20 muncul menjelang akhir argumentasi ini.
Eksegesis 2 Petrus 2:20
Mari kita jabarkan ayat ini dalam tiga bagian utama:
1. “Sebab, jika mereka telah dilepaskan dari pencemaran dunia yang jahat melalui pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus”
A. “Dilepaskan dari pencemaran dunia”
Frasa ini tampaknya menunjukkan bahwa subjek ayat ini telah mengalami semacam pembebasan atau perubahan. Namun, pertanyaannya adalah: apakah ini benar-benar menunjuk pada pertobatan sejati, atau hanya pengalaman luar yang bersifat sementara?
John Calvin dalam Commentaries on the Catholic Epistles menulis:
“Mereka telah mengalami semacam penerangan, namun bukan penerangan yang menyelamatkan. Mereka mengenal Kristus, tetapi tidak secara spiritual. Mereka tampak seperti orang percaya, namun hati mereka tetap tidak diperbarui.”
Teologi Reformed sering membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengalaman keselamatan yang sejati. Dalam hal ini, pengajar palsu mungkin pernah "merasakan" kebaikan Allah (Ibrani 6:4-6), tetapi tidak pernah sungguh-sungguh diselamatkan.
B. “Melalui pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus”
Kata “pengenalan” dalam bahasa Yunani adalah epignosis, yang bisa berarti pengenalan yang mendalam. Namun, kata ini dalam konteks surat Petrus bisa digunakan secara luas, bahkan kepada mereka yang hanya mengetahui tentang Kristus secara dangkal.
R.C. Sproul menegaskan:
“Pengenalan akan Kristus tidak selalu berarti keselamatan. Iblis pun mengenal Yesus. Yang membedakan adalah regenerasi oleh Roh Kudus.”
2. “Tetapi kemudian kembali lagi kepada dunia yang jahat itu dan dikuasai olehnya”
A. “Kembali kepada dunia”
Ini menunjukkan sikap berbalik, apostasia — yaitu meninggalkan jalan kebenaran. Namun dalam teologi Reformed, ini tidak menunjukkan bahwa orang percaya sejati bisa terhilang, melainkan mereka tidak pernah benar-benar diselamatkan sejak awal.
John Owen, dalam tulisannya tentang Perseverance of the Saints, menjelaskan:
“Banyak yang tampak seperti Kristen sejati, namun tidak berakar dalam anugerah. Mereka bisa jatuh dan tidak kembali, karena tidak pernah dilahirkan kembali secara sejati.”
B. “Dikuasai olehnya”
Pengajar palsu tidak hanya kembali kepada dosa, tetapi juga diperbudak olehnya. Mereka tidak lagi hanya tergelincir, tetapi sepenuhnya tunduk di bawah kuasa dosa.
Ini menunjukkan bahwa karakter asli mereka bukanlah orang yang telah dibebaskan sepenuhnya oleh Injil. Mereka pernah “dilepaskan” secara moral atau sosial, tetapi tidak secara spiritual dan kekal.
3. “Maka mereka akan menjadi lebih buruk daripada sebelumnya”
A. Kondisi yang lebih parah
Mengapa lebih buruk? Karena mereka sudah pernah “mengenal” kebenaran dan memilih untuk menolaknya. Hukuman bagi mereka lebih berat karena penolakan mereka terjadi setelah pencerahan.
Jonathan Edwards, pengkhotbah dan teolog Reformed ternama, menjelaskan:
“Neraka yang terdalam disediakan bagi mereka yang tahu kebenaran dan tetap menolaknya.”
B. Implikasi teologis
Dalam pandangan Reformed, ini meneguhkan bahwa bukan semua yang tampak Kristen benar-benar telah diselamatkan. Doktrin “ketekunan orang kudus” menyatakan bahwa mereka yang sungguh-sungguh diselamatkan akan tetap tinggal dalam iman sampai akhir.
Perspektif Teologi Reformed: Ketekunan Orang Kudus
Salah satu pokok dari Lima Poin Calvinisme adalah Perseverance of the Saints — orang-orang pilihan yang sungguh-sungguh telah dilahirkan kembali tidak akan murtad sepenuhnya.
The Canons of Dort (1619) menyatakan:
“Allah, yang kaya dengan belas kasihan, menurut keputusan pilihan-Nya, tidak membiarkan mereka yang telah dipilih dan lahir baru jatuh dan binasa dalam perjalanan iman, melainkan memelihara mereka hingga akhir.”
Dengan demikian, 2 Petrus 2:20 tidak bertentangan dengan ketekunan orang kudus, karena:
-
Subjek dalam ayat ini tidak sungguh-sungguh diselamatkan.
-
Mereka adalah pengajar palsu yang sejak awal memiliki motivasi yang korup.
-
Pembinasaan mereka adalah akibat penolakan sadar terhadap kebenaran yang mereka ketahui.
Aplikasi Praktis
1. Waspadai Iman yang Hanya di Permukaan
Ayat ini menjadi peringatan bahwa pengetahuan tentang Kristus saja tidak cukup. Dibutuhkan pertobatan sejati dan kelahiran baru oleh Roh Kudus.
2. Jangan Bermain-main dengan Dosa
Setelah mengenal kebenaran, jatuh kembali ke dalam dosa dengan kesadaran adalah kejatuhan yang berat. Kita dipanggil untuk hidup kudus dan menjauh dari pencemaran dunia.
3. Uji Diri Secara Rohani
Seperti nasihat Paulus dalam 2 Korintus 13:5, kita diminta untuk menguji apakah kita benar-benar dalam iman. Apakah kita mengenal Kristus hanya secara intelektual, atau telah diperbarui oleh Roh Kudus?
4. Percayakan Keselamatan pada Anugerah, Bukan Perbuatan
Keselamatan bukan hasil usaha sendiri. Anugerah Allah yang memulai keselamatan juga yang menyelesaikannya.
Kesimpulan: Pengingat Akan Bahaya Pengakuan Kosong
2 Petrus 2:20 adalah peringatan yang keras bagi mereka yang mengenal Kristus secara lahiriah namun tidak diperbarui oleh Roh Kudus. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini bukan bukti bahwa keselamatan bisa hilang, melainkan bahwa tidak semua yang terlihat percaya benar-benar percaya.
Panggilan bagi kita adalah untuk hidup dalam pertobatan sejati, memegang Injil dengan iman, dan berjalan dalam kekudusan sebagai buah dari anugerah yang menyelamatkan.