Lukas 23:44: Misteri Kegelapan di Kalvari

Teks Ayat (AYT):
Waktu itu sekitar pukul 12 siang, kegelapan menutupi seluruh daerah itu sampai pukul 3 sore.
— Lukas 23:44
1. Pendahuluan
Kematian Yesus di kayu salib merupakan pusat dari seluruh narasi Injil. Dalam Lukas 23:44, kita menemukan sebuah detail yang mencolok dan penuh makna: kegelapan yang menyelimuti seluruh daerah dari tengah hari hingga pukul tiga sore. Bagi teologi Reformed, momen ini bukan sekadar fenomena alam, tetapi adalah bagian integral dari karya penebusan Kristus. Artikel ini bertujuan mengupas Lukas 23:44 dari berbagai sudut pandang teolog Reformed ternama untuk memperkaya pemahaman iman Kristen.
2. Konteks Historis dan Alkitabiah
a. Kronologi Salib
Penyaliban Yesus terjadi pada sekitar pukul 9 pagi (Markus 15:25), dan dari pukul 12 siang hingga 3 sore, seluruh daerah tertutup oleh kegelapan. Dalam budaya Yahudi, ini adalah jam ke-6 hingga ke-9 menurut perhitungan waktu harian mereka.
b. Kegelapan dalam Tradisi Yahudi
Dalam tradisi PL, kegelapan sering kali menjadi simbol penghakiman ilahi (lih. Keluaran 10:21-23; Yoel 2:31; Amos 8:9). Oleh karena itu, peristiwa dalam Lukas 23:44 bukan sekadar naratif, tetapi penuh pesan profetis dan simbolik.
3. Pendapat Para Teolog Reformed
a. John Calvin: "Simbol Murka dan Penebusan"
John Calvin dalam Commentary on Luke menafsirkan kegelapan sebagai manifestasi murka Allah terhadap dosa. Calvin menulis:
“Kegelapan itu membuktikan bahwa kematian Kristus bukan kematian biasa, melainkan tindakan ilahi yang penuh misteri. Alam pun turut bersaksi tentang penderitaan Penebus.”
Bagi Calvin, ini adalah bukti bahwa Kristus sedang menanggung dosa umat-Nya dan murka Allah ditumpahkan ke atas-Nya.
b. R.C. Sproul: "The Curse and the Darkness"
R.C. Sproul dalam The Holiness of God dan The Truth of the Cross menekankan bahwa kegelapan itu merupakan ekspresi dari “forsakenness” — keterpisahan Yesus dari Bapa.
“Kegelapan melambangkan kutuk perjanjian. Allah menarik kehadiran-Nya, dan Anak ditinggalkan. Inilah gambaran tentang neraka: keterpisahan mutlak dari terang dan kasih Allah.”
Sproul menekankan aspek substitusi penal — bahwa Yesus menerima penghakiman yang seharusnya ditujukan kepada kita.
c. Herman Bavinck: “Realitas Kosmis dari Penebusan”
Bavinck dalam Reformed Dogmatics melihat peristiwa kegelapan sebagai bagian dari efek kosmis dari salib. Ia menyatakan:
“Kristus datang untuk menebus bukan hanya manusia, tetapi ciptaan yang telah jatuh. Maka tidak heran jika langit pun menggelap menyaksikan penderitaan Penebus.”
Kegelapan di Kalvari menurut Bavinck bukan simbol semata, tetapi bagian nyata dari pemulihan seluruh ciptaan (Roma 8:20-22).
d. Anthony Hoekema: "The Already and Not Yet"
Dalam pemikiran Hoekema, kegelapan merupakan tanda bahwa “the old age” (zaman lama yang dikuasai dosa dan maut) sedang menuju kehancurannya.
“Kegelapan yang turun menunjukkan bahwa akhir dari dunia lama telah dimulai. Salib adalah pemisah antara zaman gelap dan zaman terang Injil.”
4. Penafsiran Simbolis: Kegelapan sebagai Theophany Terbalik
Biasanya, kehadiran Allah dalam PL ditandai dengan terang yang menyilaukan (Kel. 19; 1 Raj. 8), tetapi di Kalvari, justru muncul kegelapan. Ini adalah “theophany terbalik” — Allah hadir bukan untuk memberkati, melainkan untuk menghukum.
Ini mencerminkan bahwa di kayu salib, Yesus bukan sedang diberkati oleh Bapa, tetapi ditinggalkan demi penebusan umat manusia. Ini membuat kegelapan menjadi simbol paling mengerikan sekaligus paling penuh kasih.
5. Korelasi dengan Nubuat Perjanjian Lama
a. Amos 8:9
“Pada hari itu, firman Tuhan Allah, Aku akan membuat matahari terbenam pada tengah hari dan membuat bumi menjadi gelap pada siang hari.”
Nubuat ini secara tepat digenapi dalam Lukas 23:44. Allah secara literal membuat siang hari menjadi gelap sebagai tanda penghakiman.
b. Yoel 2:10-31
Yoel menggambarkan hari Tuhan dengan kegelapan dan awan. Lukas 23:44 adalah penggenapan dari hari Tuhan dalam konteks penderitaan Mesias.
6. Aspek Kristologi dan Soteriologi
a. Kristus Sebagai Pengganti
Kegelapan itu melambangkan penggantian (substitution). Kristus mengambil tempat kita, dan menerima murka Allah demi kita. Ini adalah inti dari doktrin penebusan substitusioner, sebagaimana ditekankan oleh para teolog Reformed.
b. Kutuk dan Penggenapan Taurat
Menurut Galatia 3:13, Kristus menjadi kutuk bagi kita. Dalam PL, salah satu ekspresi dari kutuk adalah kegelapan (Ulangan 28:29). Maka, Lukas 23:44 adalah bukti bahwa Kristus telah menggenapi hukum Taurat, bahkan dalam aspek penghakiman-Nya.
7. Apologetika: Fenomena Supranatural
Beberapa apologet Reformed menekankan bahwa kegelapan ini bukan gerhana biasa, karena Paskah Yahudi berlangsung saat bulan purnama — mustahil terjadi gerhana matahari. Ini adalah fenomena supranatural yang membuktikan bahwa peristiwa ini bersifat ilahi.
8. Dampak Spiritual dan Pastoral
a. Perenungan Dosa dan Murka Allah
Kita tidak bisa membaca Lukas 23:44 tanpa merenungkan keseriusan dosa. Jika dosa menuntut murka sebesar ini atas Kristus, bagaimana kita bisa menganggapnya ringan?
b. Penghiburan bagi Orang Percaya
Kegelapan Kristus menjamin bahwa kita tidak akan pernah mengalami keterpisahan dari Allah seperti yang Dia alami. Dalam penderitaan kita, kita tidak sendirian — karena Yesus telah memasuki kegelapan itu lebih dahulu.
9. Aplikasi dalam Penginjilan
Dalam pelayanan penginjilan, kegelapan di Kalvari adalah pesan kuat:
-
Bahwa Allah tidak kompromi terhadap dosa.
-
Bahwa kasih-Nya begitu besar hingga Ia rela menyerahkan Anak-Nya ke dalam kegelapan demi menyelamatkan manusia.
-
Bahwa hanya melalui salib, terang sejati bisa datang.
Penutup: Terang yang Datang dari Kegelapan
Lukas 23:44 bukan sekadar catatan geologis atau atmosfir. Ini adalah deklarasi surgawi: bahwa Allah sedang melakukan sesuatu yang luar biasa di dalam dan melalui salib Kristus.
Yesus memasuki kegelapan agar kita bisa hidup dalam terang. Ia mengalami keterpisahan agar kita bisa mengalami keintiman kekal dengan Allah. Ia ditinggalkan agar kita diterima. Inilah Injil dalam terang dan bayangannya.