Roma 5:6-11: Kasih Allah, Pendamaian, dan Keselamatan dalam Kristus

Roma 5:6-11: Kasih Allah, Pendamaian, dan Keselamatan dalam Kristus

Pendahuluan: Jantung Teologi Injil

Pasal 5 dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma merupakan salah satu bagian paling penting dalam teologi Perjanjian Baru. Dalam Roma 5:6-11, kita menjumpai jantung dari Injil: kasih Allah yang dinyatakan dalam pengorbanan Kristus untuk manusia berdosa, yang menghasilkan pendamaian dan keselamatan. Bagi tradisi Reformed, bagian ini bukan hanya deskripsi tentang keselamatan, tetapi merupakan fondasi dari doktrin pembenaran oleh iman dan karya penebusan yang sepenuhnya berasal dari Allah.

Teks (AYT):

Roma 5:6-11
Sebab, ketika kita masih lemah, pada saat yang tepat, Kristus mati untuk orang-orang durhaka.
Sebab, jarang ada orang yang mau mati untuk orang benar, meskipun mungkin untuk orang yang baik ada orang yang mau mati.
Namun, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, ketika kita masih menjadi pendosa, Kristus mati bagi kita.
Lebih lagi, setelah dibenarkan oleh darah-Nya, kita akan diselamatkan dari murka Allah melalui Dia.
Sebab, jika ketika kita masih menjadi musuh, kita diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Anak-Nya, lebih-lebih lagi setelah kita diperdamaikan kita akan diselamatkan melalui hidup-Nya.
Bukan hanya itu, kita juga bersukacita dalam Allah melalui Tuhan kita Yesus Kristus, yang melalui-Nya, kita sekarang menerima pendamaian.

I. Konteks Historis dan Teologis

1.1 Surat Roma dalam Peta Teologi Paulus

Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57 M dari kota Korintus. Surat ini merupakan presentasi sistematis tentang Injil, dimulai dari kondisi manusia yang berdosa (Rm 1–3), pembenaran oleh iman (Rm 4–5), dan hidup baru dalam Roh (Rm 6–8). Roma 5:6-11 adalah bagian dari argumentasi bahwa keselamatan adalah karya anugerah Allah semata, bukan karena kebaikan atau usaha manusia.

1.2 Pandangan Teologi Reformed

Teologi Reformed melihat bagian ini sebagai dasar doktrin keselamatan monergistik, yaitu bahwa keselamatan dikerjakan sepenuhnya oleh Allah. Manusia tidak berdaya untuk menyelamatkan dirinya, dan keselamatan datang karena inisiatif kasih Allah, bukan karena respons baik dari manusia yang berdosa.

II. Eksposisi Ayat per Ayat

Roma 5:6: “Ketika kita masih lemah...”

Frasa “masih lemah” menunjuk pada ketidakmampuan moral dan spiritual manusia untuk datang kepada Allah. Teologi Reformed menggambarkan ini sebagai kematian rohani (Ef 2:1).

John Calvin menulis:

“Kita bukan hanya tak mampu berbuat benar, tetapi kita adalah musuh Allah sampai Roh Kudus membangkitkan kita dari kematian.”

Kristus mati “pada saat yang tepat” – mengindikasikan bahwa karya penebusan adalah bagian dari rencana Allah yang kekal (ordo salutis). B.B. Warfield menyebut ini sebagai "divine scheduling of grace."

Roma 5:7: “Jarang ada orang yang mau mati...”

Paulus menggunakan logika manusia untuk menunjukkan keunikan kasih Kristus. Jarang ada orang yang mau mati untuk orang benar, apalagi untuk orang durhaka.

R.C. Sproul menegaskan bahwa ini menampilkan kontras mutlak antara kasih manusia dan kasih ilahi:

“Kasih Kristus menembus logika manusia, karena Ia mati bukan untuk orang layak, tetapi untuk orang jahat.”

Roma 5:8: “Allah menunjukkan kasih-Nya...”

Ini adalah inti dari bagian ini: kasih Allah ditunjukkan bukan dalam kata-kata, tetapi melalui tindakan konkret – pengorbanan Kristus bagi para pendosa.

Dalam doktrin Reformed, ini berakar pada kasih pilihan (elective love). Allah tidak menunggu manusia bertobat untuk mengasihi mereka, melainkan kasih-Nya mendahului segala sesuatu (1 Yoh 4:10).

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menyatakan:

“Allah tidak mencintai karena kita baik; kita menjadi baik karena Ia lebih dahulu mengasihi.”

Roma 5:9: “Dibenarkan oleh darah-Nya...”

Pembenaran (justifikasi) adalah tindakan hukum Allah yang menyatakan orang berdosa benar karena darah Kristus. Ini adalah doktrin inti Reformasi, yaitu sola fide – dibenarkan oleh iman, bukan oleh perbuatan.

Louis Berkhof menjelaskan:

“Pembenaran adalah deklarasi Allah bahwa kita benar di hadapan-Nya, bukan karena kebaikan kita, tetapi karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada kita.”

Selain itu, ayat ini menegaskan bahwa mereka yang telah dibenarkan akan diselamatkan dari murka Allah, yang adalah kebenaran dan keadilan Allah atas dosa. Ini menunjukkan keseimbangan antara kasih dan murka dalam karakter Allah.

Roma 5:10: “Diperdamaikan dengan Allah...”

Pendamaian atau reconciliation adalah hasil dari karya Kristus yang menjembatani permusuhan antara manusia berdosa dan Allah yang kudus.

Martyn Lloyd-Jones mengatakan:

“Permusuhan ini bukan hanya dari sisi manusia, tetapi juga dari sisi Allah yang membenci dosa. Pendamaian artinya Allah sendiri yang mengambil inisiatif untuk merestorasi hubungan itu.”

Frasa “diselamatkan melalui hidup-Nya” mengacu pada karya Kristus yang berlanjut, yaitu kehidupan kebangkitan-Nya yang menjamin keselamatan kita yang kekal. Kristus tidak hanya mati, tetapi hidup untuk menjadi Pengantara (Ibr 7:25).

Roma 5:11: “Kita juga bersukacita dalam Allah...”

Bagian ini menunjukkan respon iman yang sejati: sukacita dalam Allah. Sukacita ini adalah hasil dari pendamaian dan pembenaran, bukan dari keadaan duniawi.

Jonathan Edwards menulis bahwa:

“Sukacita yang sejati adalah sukacita dalam Allah, bukan dalam berkat-Nya semata.”

Dalam bahasa Reformed, ini adalah buah dari pengudusan – hidup yang diperbarui dalam kasih dan sukacita karena relasi yang dipulihkan dengan Allah.

III. Doktrin-Doktrin Reformed dalam Roma 5:6-11

3.1 Total Depravity

Ayat 6-8 menegaskan bahwa manusia adalah lemah, pendosa, dan musuh Allah. Ini mencerminkan kondisi mutlak manusia yang rusak oleh dosa – tanpa harapan tanpa intervensi ilahi.

3.2 Unconditional Election & Particular Atonement

Kasih Allah dinyatakan secara khusus kepada umat pilihan-Nya, bukan karena kondisi atau usaha mereka. Pengorbanan Kristus bersifat efektif bagi mereka yang telah dipilih (Yoh 10:11, Yoh 17:9).

3.3 Justification by Faith

Ayat 9 menyampaikan dengan jelas bahwa pembenaran terjadi karena darah Kristus, yang diterima melalui iman. Ini meneguhkan prinsip sola fide, dan bahwa iman itu sendiri adalah anugerah (Ef 2:8-9).

3.4 Perseverance of the Saints

Kata “lebih lagi... kita akan diselamatkan” (ayat 9 dan 10) mengindikasikan bahwa keselamatan bukan hanya permulaan, tetapi proses dan janji yang dijamin hingga akhir.

IV. Aplikasi Praktis dalam Kehidupan Kristen

4.1 Melihat Kasih Allah yang Aktif

Kasih Allah bukanlah konsep sentimental, tetapi nyata, aktif, dan berbiaya mahal. Ini menantang cara kita mengasihi sesama: apakah kasih kita juga rela berkorban?

4.2 Hidup dalam Keyakinan Keselamatan

Ayat-ayat ini memberi jaminan keselamatan. Jika kita telah dibenarkan, kita akan diselamatkan. Ini memberikan dasar kuat bagi penghiburan dalam pergumulan iman.

4.3 Berdamai dengan Allah dan Sesama

Pendamaian vertikal dengan Allah seharusnya berdampak horizontal – rekonsiliasi dengan sesama, bahkan dengan musuh.

4.4 Sukacita dalam Iman

Sukacita sejati tidak tergantung pada situasi, melainkan pada status kita sebagai orang yang telah didamaikan dengan Allah. Ini memberi kekuatan dalam penderitaan.

V. Kesimpulan: Injil yang Mengubah Segalanya

Roma 5:6-11 adalah permata Injil – kasih Allah, pendamaian, dan jaminan keselamatan. Dalam terang teologi Reformed, bagian ini memperlihatkan:

  • Kebobrokan total manusia

  • Inisiatif kasih Allah

  • Pengorbanan Kristus yang memadai dan efektif

  • Pendamaian yang sejati

  • Sukacita dalam keselamatan

Sebagaimana dikatakan John Stott:

“Di salib, kasih dan keadilan Allah bertemu. Salib adalah pusat sejarah dan pusat Injil.”

Doa dan Refleksi

Mari kita merenungkan:

  • Apakah saya sungguh menyadari besarnya kasih Allah yang mengasihi saya saat saya masih berdosa?

  • Apakah hidup saya mencerminkan sukacita karena telah diperdamaikan dengan Allah?

Next Post Previous Post