Roma 7:24-25: Jeritan dan Syukur Orang Percaya dalam Pergumulan Dosa

Pendahuluan
Surat Paulus kepada jemaat di Roma, khususnya pasal 7, memperlihatkan pergumulan mendalam antara:
-
Keinginan untuk hidup kudus,
-
Dengan realitas dosa yang masih bekerja dalam diri orang percaya.
Dalam Roma 7:24-25, Paulus dengan penuh emosi berseru:
-
Mengakui ketidakberdayaannya,
-
Tetapi juga memuliakan Allah yang memberi kemenangan melalui Kristus.
Para teolog Reformed seperti John Calvin, Martin Lloyd-Jones, Sinclair Ferguson, hingga R.C. Sproul memberikan penafsiran berharga tentang bagian ini. Mereka sepakat bahwa ayat ini adalah potret:
-
Kehidupan nyata orang percaya,
-
Yang telah dibenarkan, tetapi belum disempurnakan.
Artikel ini akan mengeksposisi Roma 7:24-25 dengan mendalam berdasarkan pendekatan teologi Reformed.
1. Membaca Roma 7:24-25
Teks (LAI-TB):
(24) "Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?"(25) "Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita! Jadi, aku sendiri dengan akal budiku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa."
2. Latar Belakang: Konteks Roma 7
Roma 7 berbicara tentang:
-
Hukum Taurat,
-
Dosa,
-
Keterbatasan manusia untuk menaati hukum tersebut.
John Calvin menulis:
"Pasal ini mengajarkan bahwa meskipun orang percaya telah diperbaharui, mereka masih membawa sisa-sisa dosa di dalam diri mereka."
Dalam konteks ini, Roma 7:24-25 muncul sebagai:
-
Puncak dari seruan keputusasaan,
-
Sekaligus pintu masuk ke kemenangan dalam Kristus (yang lebih dijelaskan di Roma 8).
3. Eksposisi Roma 7:24
a. "Aku, manusia celaka!"
Paulus berseru dengan kata talaiporos (Yunani), berarti:
-
Orang yang tertekan,
-
Orang yang menderita sengsara.
Ini adalah ungkapan:
-
Frustrasi atas kegagalan melawan dosa,
-
Kesadaran akan ketidakmampuan diri sendiri.
R.C. Sproul mengatakan:
"Ini bukan tangisan seorang yang belum lahir baru, melainkan jeritan orang kudus yang sadar betapa dalamnya dosa masih mencengkeram hidupnya."
Sinclair Ferguson menambahkan:
"Seruan ini lahir dari hati yang telah diperbaharui, tetapi merindukan kesempurnaan yang belum tercapai."
Ini menunjukkan:
-
Ketulusan iman,
-
Realitas pertempuran batin dalam kehidupan Kristen.
b. "Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?"
-
"Tubuh maut" menunjuk pada keberadaan jasmani yang masih dipengaruhi dosa.
-
Paulus merasa "terpenjara" dalam tubuh yang membawa kecenderungan kepada dosa.
John Murray menjelaskan:
"Tubuh maut bukan hanya tubuh fisik, tetapi keberadaan manusia yang masih membawa dosa sebagai bagian dari kondisi jatuhnya."
Ada kerinduan mendalam untuk:
-
Pembebasan penuh,
-
Penyempurnaan yang hanya terjadi dalam kebangkitan tubuh (Roma 8:23).
4. Eksposisi Roma 7:25
a. "Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita!"
Tiba-tiba, dari kelamnya pergumulan, muncullah:
-
Pujian,
-
Pengharapan sejati.
John Calvin menulis:
"Paulus mengalihkan matanya dari dirinya sendiri kepada Kristus, sumber satu-satunya pembebasan."
Ini memperlihatkan pola Reformed dalam hidup Kristen:
-
Melihat kepada Kristus, bukan kepada kekuatan diri sendiri.
Yesus Kristus adalah:
-
Penggenapan hukum Taurat,
-
Pembebas dari kuasa dosa,
-
Sumber kemenangan sejati.
Martin Lloyd-Jones menekankan:
"Perjuangan dengan dosa tidak berakhir dalam keputusasaan, tetapi dalam kemenangan melalui Kristus."
b. "Jadi, aku sendiri dengan akal budiku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa."
Ada dualitas pengalaman:
-
Di satu sisi, akal budi (pikiran rohani) menginginkan hukum Allah.
-
Di sisi lain, tubuh insan (kedagingan) masih tunduk kepada kecenderungan dosa.
Ini adalah ketegangan khas dalam doktrin Reformed tentang:
-
"Already and not yet" (sudah tetapi belum),
-
Orang percaya sudah dibenarkan, tetapi belum sepenuhnya dimuliakan.
Sinclair Ferguson menggambarkan:
"Hidup Kristen adalah peperangan konstan antara manusia baru dan sisa-sisa manusia lama."
5. Prinsip-prinsip Teologi Reformed dari Roma 7:24-25
a. Keberadaan Pergumulan Dosa dalam Hidup Orang Percaya
Orang yang sudah lahir baru:
-
Masih bergumul dengan dosa,
-
Tetapi tidak lagi menjadi budak dosa.
Ini sesuai dengan pengajaran Calvinistik tentang:
-
Total depravity: semua aspek manusia telah jatuh,
-
Tetapi juga tentang sanctification: proses berkesinambungan memperbarui hidup.
b. Pembebasan Hanya Melalui Kristus
Keselamatan dan kemenangan:
-
Bukan usaha diri,
-
Melainkan pemberian kasih karunia di dalam Kristus.
Seorang Reformed Kristen:
-
Tidak mengandalkan perbaikan moral,
-
Tetapi terus bersandar pada karya penebusan Kristus.
c. Realitas "Already and Not Yet"
-
Kita sudah menerima keselamatan dalam Kristus,
-
Tetapi belum mencapai kesempurnaan sampai Kristus datang kembali.
Karena itu, hidup Kristen adalah hidup penuh:
-
Syukur,
-
Kerinduan,
-
Peperangan rohani.
6. Aplikasi Praktis bagi Gereja Masa Kini
a. Jangan Terkejut oleh Pergumulan Melawan Dosa
Pergumulan melawan dosa:
-
Adalah bukti kelahiran baru,
-
Bukan tanda kegagalan keselamatan.
Seorang Kristen sejati akan:
-
Membenci dosa,
-
Dan menginginkan kesucian meskipun sering jatuh.
b. Belajar Bersyukur dalam Pergumulan
Syukur kepada Allah seharusnya:
-
Tidak hanya muncul setelah kemenangan,
-
Tetapi juga dalam tengah-tengah peperangan.
Paulus bersyukur sebelum mendapatkan pembebasan penuh. Ini adalah:
-
Iman dalam janji Allah,
-
Keyakinan akan pekerjaan Kristus.
c. Fokus pada Kristus, Bukan pada Diri
Setiap kali gagal dan jatuh, orang percaya:
-
Tidak berkubang dalam keputusasaan,
-
Tetapi mengarahkan mata kepada Kristus.
Hebrews 12:2: "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus..."
d. Miliki Harapan Eskatologis
Orang Kristen hidup dengan pandangan ke depan:
-
Menantikan hari kebangkitan tubuh,
-
Ketika dosa tidak lagi berkuasa,
-
Dan tubuh kita dimuliakan bersama Kristus.
Kesimpulan
Roma 7:24-25 adalah:
-
Gambaran realistik hidup orang percaya,
-
Bukti bahwa kelahiran baru tidak menghapuskan pergumulan, tetapi memperdalamnya,
-
Pujian kepada Allah di tengah kelemahan.
Dalam terang teologi Reformed, kita memahami bahwa:
-
Keselamatan adalah karya Allah dari awal sampai akhir,
-
Hidup Kristen adalah hidup dalam ketergantungan penuh kepada Kristus,
-
Peperangan dengan dosa adalah panggilan hingga hari kemuliaan.
Sebagaimana Paulus, kita pun boleh berseru:
"Aku, manusia celaka!"
Tetapi juga:
"Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita!"
Soli Deo Gloria!