The Mystery of Providence: Menyingkap Pemeliharaan Ilahi

Pendahuluan: Apakah Allah Terlibat dalam Detail Kehidupan Kita?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada pertanyaan besar: Apakah semua hal terjadi karena kebetulan? Apakah Allah sungguh terlibat dalam setiap peristiwa hidup saya—baik suka maupun duka? Teologi Reformed menjawab dengan tegas: ya. Jawaban ini dijelaskan dalam doktrin Providence atau pemeliharaan Allah.
The Mystery of Providence bukan hanya tentang pengakuan bahwa Allah memelihara ciptaan-Nya, tetapi juga tentang pengakuan bahwa cara kerja-Nya sering tersembunyi dan membingungkan, namun selalu penuh kasih dan hikmat. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam konsep Providence menurut para teolog Reformed seperti John Flavel, John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, R.C. Sproul, dan John Piper.
1. Apa Itu Providence?
a. Definisi Umum
Dalam teologi Reformed, pemeliharaan (providence) adalah karya terus-menerus dari Allah dalam:
-
Melestarikan ciptaan.
-
Mengatur semua kejadian sesuai kehendak-Nya.
-
Mengarahkan segala sesuatu menuju tujuan akhir yang baik.
b. Dasar Alkitabiah
“Segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Allah...”
(Roma 8:28, AYT)
“Tuhan menegakkan langkah orang, jika jalan-Nya dikenan-Nya.”
(Mazmur 37:23)
2. John Flavel: Providence Adalah Misteri yang Dipercaya, Bukan Diraba
Dalam bukunya The Mystery of Providence, John Flavel mengajarkan bahwa:
“Pemeliharaan Allah adalah lautan dalam yang dasarnya tak terselami.”
Poin Utama Flavel:
-
Banyak karya Allah tampak tidak masuk akal di awal, tetapi di kemudian hari menunjukkan hikmat-Nya.
-
Kita dipanggil untuk mengingat karya-karya providensial-Nya di masa lalu agar iman kita dikuatkan.
-
Flavel menekankan kontemplasi atas pemeliharaan Allah sebagai sarana pertumbuhan rohani.
3. John Calvin: Allah Memimpin Segala Sesuatu Tanpa Terkecuali
Dalam Institutes of the Christian Religion, Calvin dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada kejadian yang benar-benar acak.
“Tidak ada satu atom pun yang bergerak tanpa izin Allah.”
Providence dalam Pandangan Calvin:
-
Allah tidak hanya mengetahui masa depan, tetapi mengatur dan mengarahkannya.
-
Segala sesuatu—termasuk penderitaan, penyakit, dan penganiayaan—digunakan untuk kemuliaan Allah dan kebaikan umat-Nya.
4. Herman Bavinck: Providence dan Kedaulatan Allah
Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menekankan bahwa pemeliharaan Allah berkaitan erat dengan kedaulatan-Nya:
“Pemeliharaan bukan hanya pengamatan pasif Allah, tetapi tindakan aktif-Nya dalam segala sesuatu.”
Menurut Bavinck:
-
Allah memelihara bukan secara impersonal, tapi sebagai Bapa yang penuh kasih.
-
Ia menjaga tatanan alam, sejarah bangsa, dan hidup individu.
-
Bahkan kejahatan dan dosa manusia pun berada dalam lingkup pengaturan Allah, tanpa menjadikan Allah sebagai penyebab dosa.
5. Louis Berkhof: Tiga Aspek Pemeliharaan
Dalam sistematika teologinya, Louis Berkhof membagi Providence dalam tiga bagian utama:
1. Preservasi – Allah melestarikan ciptaan.
2. Konkursus (Kerjasama Ilahi) – Allah bekerja melalui tindakan manusia.
3. Pemerintahan Ilahi – Allah memimpin segala sesuatu menuju tujuan-Nya.
“Tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semuanya berada dalam tangan ilahi yang bijaksana.”
6. R.C. Sproul: Tidak Ada Molekul yang Liar
R.C. Sproul pernah berkata dengan tajam:
“Jika ada satu molekul di alam semesta yang berada di luar kendali Allah, maka Dia bukan Allah.”
Pandangan Sproul:
-
Providence adalah jaminan bagi umat Allah, bukan ancaman.
-
Pemeliharaan Allah memungkinkan kita memiliki damai sejahtera dalam kekacauan.
-
Ia menolak konsep deisme (Allah yang pasif) dan menekankan Allah yang aktif, personal, dan terlibat.
7. John Piper: Providence Adalah Keindahan Terselubung dari Anugerah Allah
Dalam bukunya Providence (2020), John Piper menyatakan:
“Providence adalah tangan Allah dalam sarung tangan sejarah.”
Menurut Piper:
-
Providence adalah cara Allah mengatur segala hal demi penyataan kemuliaan-Nya dan kebaikan umat-Nya.
-
Kita sering melihat providensi dengan “mata iman”, bukan mata jasmani.
-
Bahkan saat kita tidak mengerti, kita dipanggil untuk percaya dan bersyukur.
8. Providence dalam Alkitab: Contoh Nyata
a. Yusuf dan Rencana Allah
“Kamu memang telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan...”
(Kejadian 50:20)
Yusuf menderita karena pengkhianatan, penjara, dan kesalahpahaman—namun semua itu digunakan Allah untuk menyelamatkan banyak orang.
b. Ester dan Kesempatan
“Siapa tahu, mungkin justru untuk saat seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
(Ester 4:14)
Ester tidak melihat tujuan Tuhan secara langsung, tetapi melalui providensi, ia menyelamatkan bangsanya.
9. Providence dan Penderitaan: Di Mana Allah Saat Itu?
Teologi Reformed mengajarkan bahwa Allah tetap berdaulat di tengah penderitaan. Ini bukan jawaban yang menyederhanakan, tetapi yang menghormati misteri dan kekudusan Allah.
“Karena kamu dikaruniakan bukan hanya untuk percaya kepada-Nya, tetapi juga untuk menderita bagi Dia.”
(Filipi 1:29)
Tujuan Allah Melalui Penderitaan:
-
Menguduskan umat-Nya.
-
Membentuk karakter seperti Kristus.
-
Menyatakan kekuatan-Nya dalam kelemahan kita.
10. Providence dan Doa: Kalau Allah Sudah Tahu, Mengapa Harus Berdoa?
Pertanyaan umum: Jika Allah sudah menetapkan segalanya, apakah doa masih perlu?
Jawaban Reformed:
-
Doa adalah alat yang Allah tetapkan untuk menggenapi kehendak-Nya.
-
Dalam providensia-Nya, Allah menggunakan doa sebagai sarana.
-
Doa bukan mengubah kehendak Allah, tetapi mengubah kita dan menyelaraskan kita dengan kehendak-Nya.
11. Bagaimana Merespons Providensi yang Misterius?
a. Iman yang Percaya Tanpa Melihat
“Hidup karena iman, bukan karena penglihatan.”
(2 Korintus 5:7)
Providensi sering tampak gelap—tetapi iman melihat tangan Allah bekerja di balik layar.
b. Bersyukur dalam Segala Hal
“Ucapkan syukur dalam segala hal.”
(1 Tesalonika 5:18)
Meskipun kita tidak memahami semuanya, kita bisa percaya pada kebaikan Allah.
c. Hidup dengan Keberanian dan Kedamaian
Providensi Allah membebaskan kita dari rasa takut yang paralisis:
-
Kita bisa melayani tanpa rasa khawatir.
-
Kita bisa menjalani penderitaan dengan kekuatan.
-
Kita bisa menyerahkan masa depan kepada Dia yang mengatur segalanya.
Kesimpulan: Misteri yang Tidak Membingungkan, Tapi Menguatkan
The Mystery of Providence adalah pengakuan bahwa:
-
Allah memelihara ciptaan-Nya secara aktif dan penuh kasih.
-
Ia mengatur setiap detail hidup kita—dari yang paling besar hingga yang terkecil.
-
Sekalipun cara kerja-Nya tidak selalu kita pahami, kita dapat mempercayai karakter-Nya: Dia baik, bijak, dan setia.
Sebagaimana dikatakan oleh Spurgeon:
“Saat kamu tidak bisa melacak tangan Allah, percayalah pada hati-Nya.”