The Saint's Pocket Book of Promises: Harta Karun Janji-janji Allah bagi Orang Percaya

The Saint's Pocket Book of Promises: Harta Karun Janji-janji Allah bagi Orang Percaya

Pendahuluan

Di tengah pergumulan, pencobaan, dan perjalanan iman yang berat, orang percaya membutuhkan pegangan yang kokoh. Bukan kekuatan diri sendiri, melainkan janji-janji Allah yang kekal dan tidak berubah.

Inilah yang ingin ditegaskan oleh Joseph Alleine (1634–1668), seorang pendeta dan penginjil Puritan Reformed, dalam karya klasiknya yang dikenal sebagai The Saint's Pocket Book of Promises. Buku kecil ini adalah kumpulan janji-janji Allah yang disusun untuk menguatkan iman umat-Nya.

Artikel ini akan membahas The Saint's Pocket Book of Promises berdasarkan pemikiran Joseph Alleine, sambil mengaitkannya dengan pendapat teolog Reformed lain seperti John Calvin, Louis Berkhof, Charles Spurgeon, Joel Beeke, dan Sinclair Ferguson, untuk menggali lebih dalam kekayaan janji-janji Allah bagi kehidupan Kristen.

1. Latar Belakang: Janji-janji Allah sebagai Fondasi Iman

Joseph Alleine percaya bahwa janji-janji Allah adalah "makanan jiwa" orang Kristen.

Dalam Alkitab, janji Allah adalah:

  • Sumber penghiburan di tengah penderitaan

  • Bahan bakar iman dalam menghadapi ketidakpastian

  • Dasar doa yang penuh keyakinan

  • Jaminan kemenangan dalam peperangan rohani

John Calvin dalam Institutes menulis:

"Iman adalah pengetahuan akan kehendak Allah terhadap kita, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya, khususnya dalam janji-janji-Nya."

Bagi Calvin, iman tidak melayang di udara; ia berakar kuat dalam janji-janji tertulis yang Allah sendiri berikan.

2. Apa Itu The Saint's Pocket Book of Promises?

The Saint's Pocket Book of Promises adalah sebuah kompilasi janji-janji Alkitab yang disusun tematis oleh Alleine, dimaksudkan untuk:

  • Memberi penguatan rohani bagi orang percaya

  • Menjadi "senjata" iman dalam melawan pencobaan

  • Menjadi sumber penghiburan dalam kesedihan

  • Menjadi pendorong untuk bertahan sampai akhir

Buku ini sering disebut "saku kecil" karena ukurannya yang praktis—mudah dibawa dan dibaca kapan saja.

Menurut Joel Beeke, karya seperti ini penting karena:

"Kehidupan Kristen bukanlah perjalanan yang mudah. Kita membutuhkan janji-janji Allah sebagai tongkat peziarah."

3. Karakteristik Janji-janji Allah dalam Buku Ini

a) Janji yang Universal dan Personal

Alleine mengajarkan bahwa janji Allah berlaku untuk semua orang percaya, tetapi juga sangat personal.

Charles Spurgeon berkata:

"Janji-janji Allah seperti cek kosong yang harus diisi nama kita sendiri di atasnya."

Artinya, janji Allah harus diterima secara pribadi dengan iman.

b) Janji yang Mengikat Karena Karakter Allah

Janji-janji itu tidak tergantung pada perasaan manusia, tetapi pada kesetiaan Allah.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menulis:

"Karena Allah tidak dapat berdusta (Titus 1:2), janji-janji-Nya adalah pasti dan tidak berubah."

Inilah yang membedakan janji Allah dari janji manusia.

c) Janji yang Diberikan di dalam Kristus

Semua janji Allah digenapi di dalam Yesus Kristus.

Paulus menulis:

"Sebab semua janji Allah di dalam Dia adalah 'ya' dan di dalam Dia adalah 'amin'." (2 Korintus 1:20)

Dengan kata lain, Kristus adalah jaminan bahwa semua janji Allah akan ditepati.

4. Tema Besar dalam Janji-janji yang Dikumpulkan Alleine

Joseph Alleine mengelompokkan janji-janji Allah dalam beberapa kategori penting:

a) Janji Pengampunan Dosa

  • 1 Yohanes 1:9: "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita."

  • Yesaya 1:18: "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju."

Alleine ingin agar orang berdosa yang bertobat tahu bahwa pengampunan itu pasti.

b) Janji Pemeliharaan dan Pertolongan

  • Mazmur 23:1: "TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku."

  • Yesaya 41:10: "Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau."

Di tengah ketidakpastian hidup, janji ini menjadi jangkar iman.

c) Janji Kehidupan Kekal

  • Yohanes 10:28: "Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa selama-lamanya."

  • Roma 8:38-39: Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah.

Janji ini memberi pengharapan eskatologis bagi orang percaya.

5. Pentingnya Memegang Janji-janji Allah dalam Kehidupan Kristen

Joseph Alleine menegaskan bahwa memegang janji-janji Allah bukan hanya opsional, tetapi vital untuk:

  • Menguatkan iman dalam penderitaan

  • Mendorong ketekunan di tengah godaan

  • Membangkitkan sukacita dalam pelayanan

  • Menumbuhkan ketekunan doa

Sinclair Ferguson mengajarkan:

"Kekristenan yang matang adalah kekristenan yang belajar hidup dari janji, bukan dari perasaan."

Artinya, kedewasaan rohani diukur dari seberapa dalam seseorang mempercayai dan menghidupi janji-janji Allah.

6. Bahaya Mengabaikan Janji-janji Allah

Brooks, Spurgeon, dan para Puritan lain sering memperingatkan bahwa mengabaikan janji Allah akan menyebabkan:

  • Ketakutan yang tidak perlu

  • Kecemasan yang menghancurkan

  • Kelemahan dalam iman

  • Kekalahan dalam peperangan rohani

John Owen memperingatkan:

"Orang Kristen yang hidup tanpa mempercayai janji-janji Allah adalah seperti tentara yang berperang tanpa perisai."

Karena itu, orang percaya harus senantiasa memperbaharui ingatannya akan janji-janji tersebut.

7. Cara Praktis Menggunakan "Pocket Book of Promises"

Joseph Alleine dan para teolog Reformed memberikan beberapa prinsip praktis:

a) Hafalkan Janji-janji Tertentu

Menyimpan janji Allah dalam hati untuk digunakan dalam saat krisis.

b) Doakan Janji-janji Itu

Gunakan janji-janji itu sebagai dasar doa. Seperti yang dilakukan para tokoh Alkitab (Nehemia, Daniel).

c) Renungkan dan Meditasi

Ambil waktu untuk merenungkan janji-janji itu, memperdalam keyakinan kita akan kebenarannya.

d) Aplikasikan dalam Pencobaan

Saat tergoda untuk putus asa atau takut, lawan dengan mengingat janji Allah.

Joel Beeke berkata:

"Meditasi atas janji-janji Allah adalah vitamin bagi jiwa."

8. Contoh Janji-janji Allah yang Berpengaruh Besar

Dalam sejarah gereja, banyak tokoh Reformed menemukan kekuatan dalam janji-janji spesifik:

  • John Calvin sangat terhibur oleh Roma 8:28 ("Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.")

  • Martin Luther bergantung pada Mazmur 46 saat menghadapi ancaman maut ("Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan.")

  • Charles Spurgeon menulis bahwa tanpa Filipi 4:19 ("Allahku akan memenuhi segala keperluanmu"), ia tidak akan bertahan dalam pelayanan.

9. Hubungan Janji Allah dengan Anugerah dan Pilihan Allah

Dalam teologi Reformed, janji-janji Allah erat kaitannya dengan anugerah pemilihan.

Louis Berkhof mengajarkan:

"Janji-janji Allah berakar dalam kedaulatan-Nya, dijamin oleh darah Kristus, dan diterapkan oleh Roh Kudus."

Artinya:

  • Allah memilih orang percaya

  • Kristus menebus mereka

  • Roh Kudus menerapkan janji-janji itu dalam hati mereka

Penutup: Hidup Berpegang pada Janji

Joseph Alleine ingin orang percaya berjalan seperti Abraham:

"Dengan iman ia hidup di tanah perjanjian seperti di negeri asing, sambil menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah." (Ibrani 11:9-10)

Hidup Kristen adalah perjalanan iman berdasarkan janji, bukan berdasarkan apa yang tampak.

The Saint's Pocket Book of Promises bukan hanya buku kecil, tetapi harta karun rohani yang mengajarkan kita bahwa dalam badai kehidupan, janji Allah adalah jangkar yang pasti dan teguh.

Kiranya kita semua menjadi orang-orang yang, seperti para bapa iman, hidup dan mati berpegang pada janji-janji Allah.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post