Yesus Tidak Menolakmu

Yesus Tidak Menolakmu

1. Pendahuluan: Pernah Menentang, Tapi Tidak Ditolak

Pernahkah kamu merasa bahwa masa lalu terlalu kelam untuk dimaafkan? Atau bahwa penolakanmu terhadap Allah terlalu berat untuk ditebus? Jika ya, kamu tidak sendiri.

Dalam Injil, kita menemukan kenyataan luar biasa: Yesus Kristus tidak malu terhadap mereka yang dulu menentang-Nya. Bahkan lebih dari itu, Ia rela menyambut, mengampuni, dan menyebut mereka saudara (Ibrani 2:11).

Hal ini bukan sekadar kebenaran emosional, melainkan fondasi dari Injil itu sendiri. Dalam teologi Reformed, kasih karunia tidak terbatas pada mereka yang sejak awal berjalan lurus, tapi justru menyentuh terdalam mereka yang melawan dan jatuh.

2. Injil Adalah Kisah Pengampunan bagi Penentang

Yesus tidak datang untuk mereka yang merasa diri benar, tetapi untuk mereka yang tahu bahwa mereka telah gagal, menolak, dan melawan.

Roma 5:10 (TB):

"Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita akan diselamatkan oleh hidup-Nya..."

Kata “seteru” berarti musuh. Paulus tidak sedang berlebihan. Kita semua, oleh dosa, memusuhi Allah. Namun justru kepada musuh-musuh-Nya, Kristus datang dengan pengampunan.

John Calvin dalam komentarnya terhadap ayat ini menyatakan:

“Keajaiban Injil adalah bahwa Tuhan mengasihi bukan karena kita telah berubah, tetapi agar kita diubah oleh kasih-Nya.”

3. Petrus: Contoh Nyata dari Mereka yang Menolak, Namun Diterima

Tidak ada kisah yang lebih menyentuh dalam Perjanjian Baru tentang penolakan pribadi terhadap Kristus selain kisah Petrus.

Ia yang berjanji akan setia, akhirnya menyangkal Yesus tiga kali.

Namun setelah kebangkitan, Yesus tidak mencela Petrus. Sebaliknya, Ia memasak sarapan dan bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” (Yohanes 21:15-17). Dalam pertanyaan lembut itu, Kristus memulihkan hati Petrus dan memulihkan panggilannya.

R.C. Sproul mengomentari bagian ini:

“Yesus tidak mencari murid yang sempurna, tetapi yang bersedia diubah oleh kasih dan pengampunan-Nya.”

4. Ibrani 2:11 – Ia Tidak Malu Menyebut Mereka Saudara

Salah satu pernyataan paling indah dalam Alkitab adalah:

“...karena Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara.”
(Ibrani 2:11)

Yesus tidak malu terhadap mereka yang telah dikuduskan oleh darah-Nya—termasuk mereka yang dahulu menentang-Nya. Dalam pandangan Reformed, ini bukan sekadar sentimen, tapi buah dari doktrin pilihan dan penebusan yang efektif.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menegaskan:

“Kasih Allah bukan reaktif terhadap pertobatan manusia, tetapi proaktif, mendahului bahkan penolakan itu sendiri.”

5. Paulus: Dari Penganiaya Menjadi Rasul

Siapa yang lebih keras menentang Kristus dibanding Saulus dari Tarsus?

Ia mengejar, menangkap, dan bahkan menyetujui pembunuhan orang Kristen pertama. Namun Kristus tidak hanya mengampuni Paulus—Ia menjadikannya rasul bagi bangsa-bangsa.

1 Timotius 1:15-16:

“Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa—dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”

Jonathan Edwards menulis tentang Paulus:

“Anugerah Allah yang menyelamatkan Saulus adalah bukti bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk dikalahkan oleh darah Kristus.”

6. Mengapa Yesus Tidak Malu? Karena Ia Sudah Membayar Harga

Yesus bisa tidak malu menyebut kita saudara bukan karena kita layak, tapi karena Ia sudah membayar harga untuk menguduskan kita.

Ibrani 2:10:

“...Allah, yang karena dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, membawa banyak anak kepada kemuliaan dengan menyempurnakan Pemimpin keselamatan mereka melalui penderitaan.”

Dalam teologi Reformed, ini dikenal sebagai penebusan efektif (effectual atonement)—penebusan Kristus benar-benar berhasil membawa umat pilihan kepada keselamatan.

Louis Berkhof menyatakan:

“Penebusan Kristus tidak bersifat potensial saja, tetapi aktual dan menyelamatkan setiap orang yang telah ditentukan-Nya.”

7. Anugerah yang Tidak Malu terhadap Latar Belakang Kita

Kadang kita sendiri malu terhadap masa lalu kita—tapi Yesus tidak.

Entah kamu:

  • Pernah menolak iman,

  • Melawan suara Roh Kudus,

  • Hidup dalam dosa terang-terangan,

  • Atau menjauh dari gereja bertahun-tahun...

Kristus tetap berseru:

“Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat...” (Matius 11:28)

Dalam perspektif Reformed, tidak ada dosa yang lebih besar dari kuasa darah Kristus.

Tim Keller pernah berkata:

“Kamu lebih berdosa daripada yang kamu sadari, tapi juga lebih dikasihi daripada yang kamu berani harapkan.”

8. Rekonsiliasi: Dari Lawan Menjadi Anak

Doktrin rekonsiliasi dalam teologi Reformed menjelaskan bahwa karya salib Kristus tidak hanya menghapus dosa, tetapi juga memulihkan relasi antara kita dan Allah.

Kolose 1:21-22:

“Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan memusuhi-Nya dalam pikiran serta perbuatanmu yang jahat, sekarang telah didamaikan-Nya..."

John Calvin menegaskan:

“Dalam Kristus, tidak hanya penghukuman kita disingkirkan, tetapi kita diangkat menjadi anak-anak Allah, dipanggil ke dalam kemuliaan.”

9. Tidak Malu = Tidak Menolak

Ketika kita berkata bahwa Yesus tidak malu terhadap mereka yang pernah menentang-Nya, kita juga sedang berkata: Ia tidak menolak mereka yang datang kepada-Nya.

Yohanes 6:37:

“Barangsiapa datang kepada-Ku, tidak akan Kubuang.”

Itulah Injil. Itu pula pengharapan bagi setiap orang berdosa. Termasuk kamu. Termasuk saya.

10. Aplikasi Praktis: Bagaimana Hidup Berdasarkan Kasih yang Tidak Malu?

a. Jangan Takut Datang kepada-Nya

Yesus tahu siapa kamu, dan tidak ada bagian dari masa lalumu yang bisa menghalangi kasih-Nya.

b. Hidup dalam Identitas Baru

Kamu bukan lagi musuh, tapi saudara. Kamu bukan orang buangan, tapi anak yang diundang pulang.

c. Ampuni Diri Sendiri

Jika Yesus tidak malu menyebutmu saudara, mengapa kamu masih membiarkan rasa malu itu menghantuimu?

d. Sambut Orang Lain dengan Kasih Kristus

Sebagaimana kamu telah diterima, terimalah orang lain yang juga sedang kembali dari penolakan.

11. Untuk Gereja: Sambut Mereka yang Pernah Menentang

Gereja Reformed yang sejati bukan tempat bagi orang yang sudah sempurna, tetapi komunitas orang yang telah diampuni.

Sinclair Ferguson menulis:

“Kekristenan bukan tentang prestasi moral, tetapi tentang kasih karunia Allah yang menyelamatkan pendosa sejati.”

Jika Yesus tidak malu, gereja juga tidak boleh malu terhadap mereka yang pernah jatuh, pernah menolak, atau bahkan pernah menghina iman Kristen—jika mereka sekarang datang kepada Kristus dengan pertobatan.

Kesimpulan: Inilah Kasih yang Melampaui Dosa

Yesus tidak malu terhadap mereka yang pernah menentang-Nya—karena:

  • Ia telah memilih mereka dari kekekalan,

  • Ia telah menebus mereka dengan darah-Nya,

  • Ia telah menguduskan mereka oleh Roh Kudus,

  • Dan Ia menyambut mereka sebagai saudara dalam kemuliaan.

Apakah kamu merasa tidak layak? Itu karena kamu memang tidak layak. Tapi Injil bukan tentang kelayakanmu. Itu tentang kasih Kristus.

Next Post Previous Post